MJ : chap 11

3.4K 401 32
                                    

–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oktober, 1994.

"Yak! Kim Jiyong! Apa kau setega ini pada ku." Sandara muda berusia 23 tengah hamil besar meneriaki lelaki di hadapannya.

Kim Jiyong, kekasih Sandara saat itu sekaligus ayah dari Jisoo. "Sudah lah Sandara, aku tidak punya pilihan lain. Anggap saja itu bukan anakku." Dengan santai Jiyong mengatakan hal itu.

"BRENGSEK! SEHARUSNYA AKU TIDAK MELAKUKAN HAL SEJAUH INI DENGAN MU JIYONG! DASAR BAJINGAN GILA!" Teriak Sandara, Jiyong tidak memperdulikan hal tersebut dan memilih untuk meninggalkan Sandara sendirian.

Dosa yang mereka lakukan ternyata membuahkan hasil, tepat 6 bulan lalu Sandara dinyatakan positif hamil. Awalnya mereka sempat takut namun lama-kelamaan keduanya pun menerimanya, akan tetapi saat kandungan Sandara menginjak usia 6 bulan tiba-tiba saja Jinyoung memutuskan hubungan yang seharusnya di bawa ke jenjang pernikahan dengan alasan Jiyong ingin kembali merintis karirnya.

Sandara sendiri tidak bisa menahan Jiyong untuk pergi meninggalkannya, orang yang sangat ia cintai justru menjadi sumber luka terbesar bagi hidupnya dan juga hidup putrinya.

Sandara hidup sendirian, ia bekerja keras untuk dirinya dan putrinya. Saat itu hanya adiknya–Park Chaerin dan sahabatnya–Im Yoona yang membantunya, sampai tepat tanggal 3 Januari 1995 lahirnya seorang bayi perempuan cantik bernama Kim Jisoo.

Sandara mengurus Jisoo dengan penuh kasih sayang sampai Jisoo beranjak besar, mengajarinya merangkak sampai berjalan kemudian bagaimana kali pertama Jisoo kecil memanggilnya Ibu.

"Iwbuuu." Sandara tersenyum, Jisoo kecil sangat menggemaskan baginya.

Tahun pun berganti, usia Jisoo pun bertambah dan gadis ini pun mulai mempertanyakan dimana keberadaanya ayahnya. Sandara bukan tipe orang yang kasihan, ia menceritakan yang sebenarnya pada Jisoo, saat itu usia Jisoo sudah menginjak 10 tahun.

Semenjak mendengar cerita tersebut, Jisoo tidak lagi mempertanyakan dimana ayahnya bahkan jika di tanya ia berkata jika ayahnya sudah lama tiada. Jisoo sudah terlalu benci dengan orang yang seharusnya menjadi cinta pertama Jisoo.

January, 2006.

Tepat di tanggal ini–3 Januari, usia Jisoo sudah menginjak 11 tahun. "Jisoo, selamat ulang tahun!" Gadis berkuncir satu di sampingnya bertepuk tangan.

Park Jihyo–nama tagnya. "Terima kasih, Jihyo-ah." Ucap Jisoo sembari memeluk Jihyo.

"Selamat ulang tahun sahabat! Kau dan aku sahabat selamanya!!" Ucap Jihyo yang sepantaran dengan Jisoo, keduanya tampak bahagia tanpa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Selepas pulang sekolah, Jisoo pun di jemput oleh Sandara. "Ibu!!" Pekik Jisoo lalu berlari memeluk Sandara, Sandara dengan senang hati membalas pelukan Jisoo.

My J | [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang