Susu Pisang

1.4K 151 16
                                    


"KAK GISEL HAMIL???" Teriakan dari Wina dan Nina mampu membuat dokter dan suster yang tengah menangani Gisela terkejut. Bahkan saat ini Karin yang berdiri di antara Wina dan Nina otomatis menutup kedua telinganya.

"Loh, kalian ga tau? Wajar sih, soalnya kalo saya perkirakan janin Bu Gisel belum ada 2 bulan juga, masih sangat muda. Namun tetap harus berhati-hati ya, kasian janinnya. Nanti saya kasih resep untuk ditebus dan saya juga kasih beberapa rekomendasi susu hamil kalo belum ada susu hamil yang diminum rutin. Mungkin ada yang mau ditanyakan lagi?"

"Dok, maaf kira-kira apa Gisel harus dirawat? Atau gimana gitu dok?" Tanya Karin yang sejatinya sudah menduga hal ini terjadi.

"Untuk 2 jam ke depan saya sarankan istirahat dulu di sini sambil diinfus karena Bu Gisel juga kehilangan banyak cairan. Setelah utu silahkan pulang dan saya sarankan untuk check-up rutin setiap bulannya 1 - 2 kali ya, tergantung kondisi janinnya." Jawab sang dokter.

"Kalau untuk sekarang keadaan janinnya gimana dok?"

"Mbak ga usah khawatir, saya sendiri juga heran tapi janin Bu Gisel sangat kuat. Tapi tetap was-was ya mbak untuk ke depannya, jangan sampai Bu Gisel kelelahan atau salah mengonsumsi makanan atau minuman." Sambung sang dokter.

"Baik, dok. Makasih banyak atas bantuannya,"

"Sama-sama mbak, kalau gitu saya pamit dulu." Pamit sang dokter.

"Mohon maaf salah satu dari mbaknya ada yang bisa ikut saya untuk urus administrasi dari Bu Gisel?" Tanya seorang suster..

"Win, jangan ngelamun. Minta tolong urusin administrasinya ya." Pinta Karin kepada Wina yang masih terdiam mencerna kata-kata dokter tadi.

"Iya, mbak." Jawab Wina dengan lemas dan ling lung.

"Mbak, ini beneran ada dedeknya?" Tanya Nina sambil menunjuk perut Gisela. Karin yang jujur sudah tidak punya tenaga untuk berbicara hanya bisa mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
_____________________________________

Di sisi lain, terdapat empat sekawan yang kondisinya tidak berbeda jauh. Saat ini Jevan, Herma, Rey, dan Jaden sedang melakukna sleep over di Villa milik keluarga Jevan yang terletak dipinggir kota Semarang. Seperti biasa, selalu ada banyak makanan ringan dan berat serta minuman-minuman yang mereka bawa dan pesan dari villa sendiri.

Saat ini mereka ada di kolam pinggir kolam renang villa mereka. Dengan posisi Herma duduk di sebelah Rey dan Jevan serta Jaden duduk bersebalahan di depan mereka.

Pada momen seperti ini, biasanya mereka saling bercerita sesuai apa yang sedang mereka alami saat ini. Kali ini pembicaraan dibuka oleh Jevan.

"Bro, kalian mikir ga sih, it will be so sweet if one day kita kumpul kaya gini saat udah punya istri masing-masing,"

Herma yang sedang minum langsung tersedak mendengar apa yang bicarakan oleh Jevan.

"Jev, pertanyaannya siapa 'istri' kita besok? Iya kalo mereka semua friendly, kalo ga? Ga mungkin dong kita paksain mereka buat ikit kita kumpul kalo mereka ga suka," Jelas Rey.

"Ya makanya cari cewe yang friendly, yang ramah gitu." Jawab Jevan.

"Lu mau cari cewe apa Customer Service woy Jev, ga semua orang bia ramah." Jawab Jaden.

"Contohnya Jaden tu yang sukanya sama cewe introvert, soalnya dianya juga introvert." Jelas Herma sembari mengupas kacang kesukaanya dan langsung mendapat tatapan tajam dari Jaden.

"Apa lu? Emang gw salah ngomong?" Tantang Herma kepada Jaden.

"Jangan sampe lu kalo punya anak sifatnya mirip lu ya Her. Bisa stress gw ngadepin 2 manusia yang sejenis, bapak sama anak lagi," jelas Jaden sambil menunjuk Herma. Rey, Herma, dan Jevan tertawa mendengar penjelasan Jaden.

The Rules (æspa x dream 00)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang