Setelah menjaga Gisela di rumah sakit, Karin bersama sahabat-sahabatnya membawa Gisela di Hotel. Mereke memutuskan untuk melakukan staycation hingga jadwal inap mereka di hotel tersebut habis.
Selama masa staycation tersebut mereke juga memikir kan nasib Gisel setelah ini. Sulit memang, namun setidaknya untuk satu hingga dua bulan ke depan Gisel harus memiliki rencana terkait kehamilannya.
Seperti hari ini, dimana hari ini merupakan hari terakhir dari masa staycation mereka dimana seharusnya hari ini Gisela sudah dapat memutuskan apa yang harus dia lakukan setelah ini.
"Jadi gimana, sel? Lu udah coba hubungin cowo itu?" Tanya Karin setelah selesai menata sarapan mereka.
"Hhmm gw belum berani, rin. Gw takut dia ga ---"
"Ga mau tanggung jawab? Orang dia sendiri yang ngelakuin dan dia juga yang ngasih kartu nama buat lu. Kalo lu ga mau biar gw yang telfon." Karina langsung menyalakan Handphonenya dengan tujuan untuk menelfon lelaki tersebut.
"Emang lu punya nomornya?" Tanya Gisela yang menghentikan pergerakan Karin.
"Kan lu ada nomor di kartu nama itu,"
"Hmm, semalem gw udah coba hubungin, tapi nomornya gak aktif, rin." Jawab Gisela sambil memandang ke luar jendela.
"Wah wah, ga bisa kaya gini. Kita harus cari dia, ga terima gw."
"Ya udah lah rin, kayaknya jalan terbaik buat gugurin aja" sontak perkataan Gisela langsung membuat mulut Karin menganga.
"Sel, gw tau semua keputusan ada di tangan lu. Tapi, bukan berarti lu bisa mutusin buat gugurin sece--- Sel, sorry," Perkataan Karin terhenti setelah Gisela menunduk dan memberi usapan pada perutnya. Karin merasa dia telah salah berbicara. Dia tau saat ini Gisela lah yang paling terluka.
"Gis, gw ga tau apa yang akan gw lakuin ini bener atau enggak, tapi apa gw boleh liat kartu namanya?"
"Buat apa rin?" Tanya Gisela sambil menyerahkan kartu nama tersebut
Dengan hati-hati Karin mengambil kartu nama tersebut dan mencoba mengambil gambar dari kartu nama tersebut. Setelah itu Karin mengetikan nama panjang dari Herma di mesin pencarian.
"Kayaknya dia beneran pengusaha ya rin, bapaknya punya resto di Semarang, trus kalau dia punya usaha Kafe juga namanya 'dreamy' di dae--- ASTAGA INI CAFE YANG SUKA GW DATENGIN" dengan teriakannya, Karin mampu membuat Gisela terkejut dan menutup telingannya.
"Rinnn, pelan-pelan dong astagaa,"
"Ga..enggak ga bisaa, gw harus kesana buat nyamperin tu orang atau gw bakal ke resto bapaknya biar dia malu sekalian," Jelas Karin dengan menggebu-gebu.
"Rin, lu kenapa semangat banget dehh. Tapi lu yakin? Kan ini yang punya masalah gw Karin, bukan lu," Jawab Gisela dengan memandang Karin dengan lemas
"Lu sebenernya nganggep gw temen ga sih Sel? Gw ngelakuin ini buat lu sama dedek yang ada di sini. Sebelum semua belum terlanjur, kita harus nyelesain ini semua. Lagian, lu denger dari dokter kemarin, kandungan lu rentan tau, jadi lu harus jaga diri sama si dedek jangan sampe lu kecapekan." Ucap Karin sambil mengusap perut Gisela dan membua Gisela tersenyum.
"Iya, semoga kita nemu jalan yang terbaik ya rin. Jujur untuk sekarang gw ga bisa mikir apa yang harus gw lakuin."
"Makanya, udah nanti lu stay di apartment lu aja lah sel kalau emang lu mau menjauh dari rumah lu dulu. At least jangan jauh-jauh dari kita atau keluarga lu. Apalagi kalau lu mau minggat ke Jakarta." Ya, sebelumnya Gisela memiliki pikiran untuk kabur ke rumah orang tuanya di Jakarta hingga dia melahirkan dengan alasan kursus make-up selama 1 tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Rules (æspa x dream 00)
FanfictionTidak pernah terbayangkan oleh ke 4 gadis yang tengah disibukan untuk meraih goals mereka masing-masing untuk 'dipaksa' melepas hidup mereka selama ini untuk bersatu dengan 4 lelaki tampan pilihan keluarga mereka. ✨Cast✨ - Karina æspa as Karin - Gis...