" Bagi Ara melihat Chika tetap ada didunia itu lebih dari cukup. "
*
*
*
*
*" Raaa? "
" Araaaaaa. "
" Araaa! Sadar gak! "
Ara masih terkapar ditempat duduknya kehilangan kendali atas kesadarannya. Senyumnya terus terangkat, sepertinya akal sehatnya mulai terganggu. Entah dikarenakan efek alkohol yang tadi ia habiskan sudah berjalan atau malah karena ciumannya dengan Chika yang membuatnya sukses mabuk kepayang.
" Dia kayaknya mabuk, lihat tuh udah teler. " Ashel menepuk dahinya cemas karena Ara tidak kunjung merespon panggilannya.
" M-Mabuk? Ah.. Ara mabuk bibir Chika. " Celetuk Ara tak melunturkan wajah bahagia dan berseri-serinya.
" Fix! Dia beneran mabuk banget! " Komentar Fiony menggelengkan kepalanya lemas.
Anin nampak mengepalkan kedua tangannya, gadis mungil itu berdecak geram menatap Chika. " Kamu! Maksud dari ciuman tadi itu apa?! " Katanya mendorong Chika kasar.
Chika terkejut dan jelas tak terima dengan perlakuan kasar dari Anin, " Heh! Gak usah dorong-dorong ya! Jangan karena kamu lebih tua, kamu pikir saya bakalan takut! " Ketusnya balik mendorong Anin kesal.
Ashel, Marsha, dan Fiony pun dengan cepat langsung melerai pertengkaran Chika dan Anin, sebelum nantinya semakin menjadi dan akan membuat kekacauan besar. Mereka semua cukup heran betul mengapa kedua gadis ini suka sekali bertengkar bila sedang membahas Ara.
" Loh.. Loh.. Kok malah ribut sih. " Keluh Marsha pusing seraya tangannya menahan lengan Anin.
" Tau nih Kak Anin sama Chika ngapain ribut. Gak usah deh nambah memperkeruh suasana! Cukup Ara aja lah yang ngeribetin kita. Lagian ciuman itu cuma buat sekedar 'Dare' aja kok. Iya kan Chik? " Timpal Ashel beralih menatap Chika.
Chika hanya membuang pandangannya acuh diiringi dengan anggukkan kecil untuk menjawab pertanyaan Ashel. Walau sejujurnya dalam benaknya, ia pun juga masih terkejut dan shock akan tindakan bodohnya tadi. Chika cuma tak cukup percaya mengapa bisa tiba-tiba ia kehilangan kendali atas tubuhnya sampai akhirnya tanpa sadar ia malah mencium bibir Ara dihadapan teman-temannya.
Ah ralat.. Maksudnya dihadapan teman-teman Ara.
" Kamu pasti cari kesempatan kan! " Ketus Anin lagi melipatkan kedua tangannya didadanya masih tak dapat terima dengan Chika yang sudah merebut ciuman pertama Ara walau hanya untuk sekedar permainan 'Truth or Dare'.
Chika menghela napasnya kasar, " Saya? Saya cari kesempatan? Buat apa? Buat apa saya cari kesempatan buat ciuman sama cewek? Disini ada banyak cowok ganteng yang jauh lebih menarik dari Ara! Jadi.. Tolong ya jaga mulut kamu! "
Fiony memiringkan kepalanya, " Terus kenapa kamu melakukannya? "
" Kenapa Putri Es yang selalu bersikap acuh dan gak pernah suka direpotin, sekarang memutuskan untuk berbaik hati menolong Ara menyelesaikan tantangannya? " Lanjut Fiony bertanya. Dia cukup penasaran karena dari tadi Fiony telah mengamati pergerakan Chika dan Ara yang menurutnya sedikit mengganjal dan mencurigakan.
" Fio.. " Ashel memegang kepalanya heran kenapa Fiony juga malah ikut-ikutan memperpanjang masalah ciuman Chika dan Ara.
Mata Chika seketika melirik Ara kembali, berharap bahwa gadis tengil itu sadar dan membantunya begitu diserang oleh Fiony dan Anin. Tapi yang terjadi, Ara masih tetap teler ditempatnya hingga membuat Chika perlu mendengus kesal dalam hatinya. Sepertinya efek alkohol berserta ciuman itu benar-benar sangat mempengaruhi tingkat kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Zahra
FanfictionLight is easy to love. Show me your darkness. Sebuah perjalanan yang menemukan dua manusia dengan isi kepala yang berbeda, akan tetapi lewat pertemuan itu rupanya dapat mengubah banyak hal dalam hidup mereka. " Can we always be this close, forever...