21. Broken Heart

1K 93 18
                                    

" Beberapa orang akan belajar menghargai apa yang sedang mereka miliki dan beberapa orang lainnya pun juga terpaksa harus belajar mengikhlaskan apa yang pernah dimiliki. Karena setiap dari kita itu sudah punya takdirnya masing-masing. "







*
*
*
*
*







'Pesta Pertemuan Bisnis' ialah acara rutin yang selalu diadakan oleh semua konglomerat kelas dunia pada setiap tahunnya. Dimana acara itu tak lain sebenarnya merupakan sebuah acara penjamuan sekaligus pengerat hubungan dari semua kalangan paling atas dari berbagai wilayah. Kenapa harus disebut paling atas? Karena kenyataannya untuk ada ditempat ini tidak cukup hanya menjadi yang kaya. Melainkan harus menjadi yang paling kaya untuk dapat ikut berkumpul ditempat ini bersama dengan para kaum bangsawan lain.

Dan ketahuilah kalau hampir semua konglomerat itu biasanya selalu punya selera yang sama. Mereka menyukai suasana klasik setiap ingin mengadakan sebuah perayaan pesta/acara penting. Itulah mengapa ruangan pesta sekarang didekorasi sedemikian rupa dengan nuansa klasik yang kental. Terlihat dari banyaknya barang antik yang terpajang disetiap sudut ruangan, lukisan yang berjejer memenuhi seluruh dinding, lalu jamuan dan minuman anggur yang dipastikan harganya pun tak murah, serta iringan suara alunan musik melodi dari dentingan piano yang dimainkan khusus oleh seorang pianis terkenal yang tak perlu lagi diragukan kemampuannya.

Meski begitu semua kemewahan itu tetaplah terlihat semu dalam kacamata para cucu dari Andrew Chaesar, selaku pembina acara yang terpilih untuk tahun ini. Jujur saja Bobby, Gracia, dan Gito tak pernah nyaman setiap kali ikut serta dalam Acara ini. Pasalnya ketiga cucu Andrew itu tahu betul bahwa semua orang yang hadir ditempat ini selalu penuh tipu daya, alias mereka ialah orang-orang yang gemar sekali memakai topeng untuk menipu diri atau yang lain.

Para konglomerat ini sungguh terlihat palsu. Bahkan mungkin mereka sepertinya sudah lupa dengan bagaimana cara tersenyum dengan tulus. Senyum mereka selalu tampak sama, tak punya perbedaan. Hanya berarti senyuman untuk sebuah bisnis semata.

" Acara ini konyol, orang-orangnya apalagi. Ck, Kenapa Opah maksa kita buat datang sih. " Entah ini sudah ke berapa ratus kali kalimat keluhan itu terus keluar dari mulut Gito.

" Setuju! Padahal hari ini kan jadwalnya aku harus nyuci kuku kaki disalon. " Timpal Gracia menggertakkan kakinya ke lantai.

Bobby berdecih dalam hatinya. Pemuda berkacamata itu berdiri tegap diantara kedua anak kecil yang sejak tadi telah mengeluh panjang terhadapnya. Padahal sebenarnya yang paling berhak mengeluh itu ialah dirinya. Karena Bobby lah satu-satunya orang yang paling dibuat susah dengan persiapan pesta ini.

" Berhenti ngeluh, Opah nggak suka kita mempermalukan dia dikandangmya. " Kata Bobby memperingati.

Terkadang ada suatu waktu dimana Gito dan Gracia sendiri suka merasa heran mengapa Bobby itu tahan sekali terhadap tingkah laku Andrew, ia selalu saja menyanggupi keinginan dan mengikuti perintah dari Andrew. Padahal mereka tahu kalau Bobby jelas-jelas tidak menyukainya.

" Gito kan bukan Abang yang lemah dan penurut banget sama Opah. " Celetuk Gito menantang sekaligus menyindir Bobby. Ketimbang cucu lainnya, Gito memang yang lebih banyak menentang keinginan Andrew.

Bobby sempat terdiam sejenak sebelum mata elangnya itu kembali beradu tatap dengan Adik sepupunya. " Anak kecil seperti kamu tau apa emangnya? Kamu gak ngerti apapun, Gito. Kamu gak akan pernah ngerti gimana cemasnya punya seseorang terkasih yang justru harus kamu lindungi dari Keluargamu sendiri. "

Kisah Untuk Zahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang