32. Another Surprise

738 92 24
                                    

" Semua orang itu pernah melakukan hal yang salah, sama halnya dengan orangtua. "










*
*
*
*
*









" Bobby! Kamu mau kemana? " Tanya Veranda mencegah lengan Bobby begitu melihat raut wajah Bobby yang tampak memerah saat baru saja keluar dari kamar Andrew.

" Kakek tua itu sakit! " Pekik Bobby sangat kesal.

Bobby tidak seperti biasanya, ini adalah kali pertamanya Veranda melihat lelaki yang selalu tenang itu berada dalam keadaan yang sangat kacau dan berantakan. Sekiranya apa yang telah terjadi dengannya? Oh bukan, masalah apa yang sudah ia dan Andrew ributkan didalam kamar sampai membuat Bobby jadi semarah itu?

" Mulai hari ini, Bobby keluar dari Rumah. " Bobby mengepalkan kedua tangannya emosi.

" Bobby gak sudi tinggal disini lagi. Udah cukup selama ini Bobby menahan diri dan bersabar! Kakek tua itu dibiarkan, justru malah semakin menjadi dan bertingkah keterlaluan! " Lanjutnya sangat ketus.

" A-Apa? " Veranda terkejut sekali, belum selesai ia memikirkan jalan keluar untuk masalah Alana dan Gito, sekarang Bobby ikut menambahkannya. 

" Bobby, tolong tenang dulu yaa. Mamah kamu dan Gracia butuh kamu disini. " Kata Veranda dengan pelan, ia berharap Bobby ingin merubah pikirannya. Setidaknya ia masih harus tetap bertahan untuk Keluarganya.

Lelaki itu terlihat memejamkan kelopak matanya, selain amarah yang berhasil menguasai penuh dirinya, rasa sakit dan sesak pun juga sudah terlalu lama bersarang didalam hatinya. Membuat Bobby akhirnya merasa tak lagi sanggup untuk terus-terusan menahan dan mengabaikannya, lelaki itu sudah mencapai titik paling muak atas segala hal pahit yang dibuat oleh Andrew secara sengaja didalam hidupnya dan Keluarganya.

" Opah udah menghancurkan hidup kita, Kak. Bobby udah nggak punya apa-apa lagi untuk dipertahankan disini. Bobby udah kehilangan segalanya. " Bobby melirih dengan tatapan pilu kepada Veranda.

Kalimat dan sorot mata Bobby membuat Veranda kian merasa tidak tega, bahkan untuk menatap ke arah matanya saja Veranda tak mampu.

" Kak.. Tolong. Bobby cuma ingin bahagia. "

Veranda melangkah mendekat, jemari tangannya menyentuh pundak Bobby yang melemas. Dia tahu sekali apabila ponakannya itu selama ini memang tak pernah bahagia akan setiap keputusan yang dibuat dengan egois oleh Ayahnya. Namun untuk dapat melindungi orang-orang yang ia cintai, ia pun terpaksa memilih untuk tetap bersabar dan mengesampingkan perasaannya.

Bobby tak pantas mendapatkan akhir yang menyedihkan, sama seperti kisah yang Veranda rasakan selama hidupnya.

" Kamu ingin pergi? " Tanya Veranda pelan.

Bobby menganggukkan kepalanya.

" Kamu mau pergi kemana emangnya? "

" B-Bobby ingin melarikan diri sejauh mungkin dari tempat ini. "

" Sendiri.. Atau bersama Shani? "  Veranda bertanya lagi.

Bobby terdiam mengambil sebuah jeda sejenak untuk berpikir dan merenungi pertanyaan Veranda barusan. Mungkin jika saat ini adalah waktu yang tepat untuknya pergi, ia sangat ingin membawa hal terakhir yang sangat berharga didalam hidupnya untuk pergi bersamanya.

Setidaknya untuk terakhir kalinya, Bobby berharap Tuhan berbaik hati untuk mengabulkan permintaannya atas kebahagiaannya.

" Tapi, gimana sama Shania? Kalian kan udah bertunangan. "

Kisah Untuk Zahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang