" Can we always be this close forever and ever? "
*
*
*
*
*Kehilangan, perpisahan dan patah hati adalah fase terberat dari rangkaian jatuh cinta. Masing-masing dari kita sebagai manusia akan merasakannya, setidaknya satu kali selama hidup ini. Karena memang tak akan ada yang tepat untuk cinta yang tidak terlahirkan untuk kita miliki. Patah hati itu hanyalah proses, salah satu bagian untuk dapat mencapai cinta yang tepat. Mungkin tidak akan selalu mudah jalannya, tetapi cinta sejati pasti akan menghampiri ketika waktunya telah tiba.
Karena cinta tidak pernah terlambat, ia ditetapkan untuk datang pada waktu yang tepat.
Chika melebarkan senyumannya, ia memutar tubuhnya didepan meja kaca riasnya. Gadis itu tengah berkaca memperhatikan dirinya sendiri dengan gaun dress berwarna putih yang melekat sempurna ditubuh idealnya. Dia terlihat sangat cantik dan anggun, bahkan sempurna mungkin adalah kalimat tepat untuk menggambarkan bagaimana penampilannya hari ini.
" Wah.. Betapa dewasanya Adik Cici sekarang ya? " Kata Shani menghampir, jarinya menyentuh pundak Chika, " Kamu kelihatan sangat cantik, Chika. Cici yakin banget Ara akan meneteskan air liurnya melihat kamu. " Tambahnya berusaha menggoda Chika.
Pipi Chika langsung memerah, ia sungguh mampu membayangkan tampang konyol kekasihnya saat ini, dengan mudahnya ia terkikik senang.
" Well, sepertinya Cici juga harus berkaca dengan penampilan Cici hari ini. Aku berani bertaruh Kak Bobby akan gagap melihat Cici. " Sahut Chika mengedipkan matanya.
" Hahaha.. Sepertinya kita mengencani orang yang paling mudah untuk ditebak. " Kekeh Shani.
Chika mengangguk, ia tertawa merasa sependapat dengan komentar Cicinya. " Tapi, Aku benar-benar ikut senang untuk Cici sama Kak Bobby. Biar gimanapun pernikahan ini pasti masih terasa mimpi buat kalian, patah hati yang kalian rasakan kemarin.. akhirnya berbuah indah. Selamat Ci, selamat kamu akan menjadi pengantin dari konglomerat terkaya. " Katanya diselingi candaannya.
Shani merasa terhenyuh mendapati sepasang mata cokelat dihadapannya yang berbinar menahan derai air mata harunya. Obrolan Adik-Kakak ini mulai terasa mendalam, ia tahu Chika tak ingin menangis, tapi bohong rasanya jika hati gadis itu tak sama sekali tersentuh dan bergetar mengingat seperti apa perjalanan kisah cinta Shani dan Bobby bertahun-tahun lamanya.
" Makasih ya Chik. Makasih kamu udah selalu mendukung Cici. Cici sayang kamu! " Balas Shani mengangkat senyumnya dan menitikkan air mata bahagianya.
" Aku juga sayang Cici. " Kekeh Chika memeluk erat tubuh Cicinya. " Udah yaaa, ini kan hari paling bahagianya Cici, jadi jangan nangis gini nanti make up mahalnya jadi luntur loh! " Chika menggerakan tangannya menyeka air mata Shani.
Shani hanya tertawa kecil menanggapinya.
" Ada apa dengan Princess-Princess Mamih ini? Kenapa pelukan sambil nangis? Apa ada sesuatu yang baru aja Mamih lewatin? " Ujar Aya baru saja masuk ke dalam ruangan rias pengantin.
Chika dan Shani saling menatap lalu kemudian keduanya kompak terkekeh mendengar Aya.
" Nggak ada kok, Mih. Kita berdua cuma terharu dan bahagia mengenang apa yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. " Jelas Shani menjawab.
Aya lantas mengulas senyum tipisnya, ia tentu memahami perasaan Shani dan juga Chika. Jangankan untuk kedua putrinya, ia sendiri pun terkadang masih merasa keadaan ini seperti mimpi, bagaimana tidak? Setelah mengalami hal-hal pahit dan buruk dihidup mereka, setelah peperangan dan perdebatan panjang selama bertahun-tahun, akhinya mereka dapat berkumpul bersama dengan senyum dan tawa penuh kebahagiaan. Tidak ada lagi pertengkaran saling menyakiti, Chika dan Shani kini bebas untuk mengekspresikan isi perasaan mereka, bebas untuk mengeluarkan pendapat dan memilih jalan hidup mereka tanpa aturan atau pertentangan lagi, Aya selaku orangtua mulai kini akan mendukung dua putrinya sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Zahra
FanfictionLight is easy to love. Show me your darkness. Sebuah perjalanan yang menemukan dua manusia dengan isi kepala yang berbeda, akan tetapi lewat pertemuan itu rupanya dapat mengubah banyak hal dalam hidup mereka. " Can we always be this close, forever...