35. Stay With Me

983 110 50
                                    

" Maaf karena kisah cinta yang kalian jalani itu harus memiliki waktu yang terbatas. "








*
*
*
*
*










" Araa.. "

" Bangun Araaa. "

" Ayo bangun sayang. Aku ada disini, lihat pacar kamu ada disini sayang. "

Chika menggenggam kuat jari-jari Ara lalu mengecup punggung tangannya itu berulangkali. Mata cokelatnya kelihatan membengkak, entah sudah berapa banyak air matanya yang telah ia buang dan ia tumpahkan karena tak berhenti menangisi dan memikirkan Ara.

Hatinya menjerit amat sakit, rasa perihnya sungguh tak tertahankan bagaikan seluruh organ dalamnya ikut tercabik-cabik mendapati gadis yang biasanya selalu bersemangat dan sangat berisik itu, kini malah terbaring begitu lemah dan tak berdaya diranjangnya. Tentunya dengan nyawanya yang saat ini memang sedang berada diambang pilihan antara hidup atau mati.

" Sayang.. Udah tiga hari kamu tidur. Masih belum cukup juga? Ayo bangun Araa, kamu udah janji nggak akan pergi kemana-mana, kamu janji gak akan pernah ninggalin aku. "

" Araa.. Aku gak bisa berhenti nangis. Ayo kamu bangun dan ayo marahin aku, kamu yang bilang kan kalau kamu benci melihatku menangis. Kamu yang bilang kalau kamu gak akan pernah biarin air mataku jatuh lagi. Tapi gara-gara kamu, lihatlah air mataku bahkan habis nggak tersisa. " Lirih Chika membelai punggung telapak tangan Ara dengan sangat lembut.

Mungkin sebelumnya gadis itu pikir, ia telah kebal akan sebuah rasa sakit. Mengingat bahwa selama ini ia sudah cukup lama berteman dengan rasa sakit. Namun ternyata lagi-lagi ia sangat salah. Melihat kondisi Ara dengan wajah sayunya yang tampak memucat seperti itu, rasanya seperti ikut menghancurkan jiwanya secara perlahan menjadi sebuah serpihan kecil.

Lalu sekejap, segelintiran gambaran dan juga ingatan tentang bagaimana sosok Ara dari pertama kali mereka bertemu sampai saling mengenal pun mulai menyeruak masuk ke dalam ruang pikiran Chika. Membuat air mata gadis itu kian semakin bergelimang mengalir deras karena adanya rasa sesal mengapa sejak awal ia tidak pernah memperlakukan Ara dengan baik.


" Aku Ara. Nama lengkapnya sih Zahra Nur Khaulah. Tapi kalau bingung manggilnya ya cukup dipanggil sayang aja. Aku pasti bakal noleh kok. "

~~

" Kalau kamu cuma berniat berisik dan menganggu, lebih baik kamu pindah tempat duduk. "

" Enggak. Ara cuma mau duduk sama Yessica. "

" Berhenti manggil nama depan saya! "

" Iya-iya. Ara bakal manggil kamu Chika, tapi sebagai gantinya.. Kamu panggil Ara sayang ya? "

" Sakit jiwa. "

~~

" Siapa yang memperbolehkan kamu untuk duduk disini?"

" Aku sendiri. "

" Pergi. "

Kisah Untuk Zahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang