"Hyung,noona,injun sudah siap. Injun mau ambil jajan dan coklat dulu dikulkas,tunggu!"
"I–iya..."
Mereka gelagapan,apalagi Jeno yang tidak sadarnya menghabiskan makanan dikulkas.
Dan lagi,coklat kesukaan renjun yang dikirim langsung dari china,itu dia habis kan juga!
Habislah kau jenoo~
"KEMANA MAKANAN INJUN?!!!! KENAPA TIDAK ADA! Kalian mem–KALIAN MENGHABISKAN MAKANAN KU?!" Pekik renjun, wajahnya memerah sempurna.
Oh tidak,renjun akan menangis dalam hitungan detik.
"Hiks– injun belum makan satupun~ kalian ganti rugi! Injun tidak mau keluar! Kalian sana yang pergi!" Usir renjun lalu dirinya mengambil ponselnya sendiri.
"Aku mau adukan pada minghao hyung!"
Tambah panik lagi mereka,dan yah... Satu-satunya jurus harapan,ketiganya mengeluarkan blackard milik mereka masing-masing.
Awalnya renjun tidak tergoda, "gege~"
"Mari kita pergi belanja,ini kartu untuk mu belikan semua keinginan mu,kalau perlu habiskan." Bisik mereka.
"Renjun? Shì ma?"
"Méishénme, wǒ zhǐshì xiǎng nǐ bǎobèi hehe" *tidak ada,aku hanya merindukan mu sayang* mungkin gitu ya artinya,i don't know.
"Haha Wéixiǎo de,coba ucapkan ulang kata sayang" *kamu lucu
"Ihhh gak mau! Dah injun mau pergi Wǒ ài nǐ!!!"
"Hao Hao Wǒ yě ài nǐ, bersenang-senang lahh bǎobèi"
Perkataan manis dari minghao membuat pipi renjun kembali memerah, sedangkan 2 dominannya hanya saling menatap.
Seolah membicarakan 'mereka ngomong apa?' haha,wajah mereka sangat lucuu!!
"Guanlin,apa kau pa– Omo,kenapa wajah mu terlihat marah?" Tanya Jeno,urat di kepala guanlin muncul.
Renjun juga hanya menengok "hyung?"
"Inilah alasan ku tidak mau berbagi dengan kalian." Ucap Guanlin lalu pergi,jangan lupakan diluar masih hujan deras.
Dan renjun juga mengejar guanlin,ia berlari sangat kencang supaya bisa menggapai kembali guanlin.
Hap!
Renjun berhasil menggapai kembali tangan guanlin "m–maafkan aku ah..." Guanlin hendak menepisnya namun sesuatu hangat menetes ke punggung lengannya.
"Maaf hiks... Jangan tinggalkan aku... Cukup– hiks minghao Hyung,jaemin Hyung,haechan Hyung– hiks kau jangan~"
Renjun menunduk, mengeluarkan seluruh pikirannya "kau...–
"Iya,injun tahu mereka pergi menduakan injun,injun tahu semuanya..."
Guanlin langsung memeluk erat-erat tubuh renjun yang bergetar "maafkan aku... Aku merasa sangat marah saat mendengar–
"Injun tahu..."
Renjun melepas paksa pelukannya dengan guanlin,matanya yang berair menatap sorot mata guanlin.
"Apa injun seburuk itu? Bahkan mama dan papa membuang injun... Kekasih injun,dan– ryujin noona... Injun hanyalah sebagai barang ya? Kalau sudah digunakan langsung dibuang, malangnya nasibku..."
Ryujin dan Jeno yang mendengar perkataan renjun sedikit tersentuh,rupanya beban yang renjun bawa lebih berat dibandingkan mereka.
"Renjun..."
"Terima kasih kalian mau tetap bersama ku... Memberikan ku kasih sayang keluarga,yang belum pernah injun dapatkan... Hahaha!!! Senangnya!!!"
"Renjun... Maafkan kami..."
Renjun menghentikan tawanya dan menatap Jeno dan ryujin "aku berbohong renjun,kamu bisa membunuh ku... Aku sudah berpacaran dengan siyeo–
Bugh!
"Guanlin!!!!"
Buagh!
"Sialan!"
Dugh!
"Beraninya menyia-nyiakan kesempatan bagus dalam hidupmu yang–
Buagh!
"Yang tidak akan kau dapatkan dua kali!"
"H–hyung cukup..."
"Guanlin lepaskan Jeno!"
"Akh,aku tetap memberikan renjun kasih sayang dan–
"Apa?! Kasih sayang?! Menduakan nya kau sebut kasih sayang?! Inilah yang dinamakan kasih sayang! Rasakan!"
Guanlin memukuli Jeno tanpa hentinya,bahkan saat wajah Jeno sudah sangat babak belur.
"Guanlin! Kau membuat anak ini semakin stress nantinya! Hentikan!" Ryujin menarik lengan kiri guanlin yang sepertinya mau mencekik Jeno.
Guanlin yang kalang kabut tanpa melihat,dirinya mendorong tubuh ryujin yang tepat dibelakangnya ada Renjun.
Dugh!
"Angkhh..."
"Renjun! Maaf,kau tak apa-apa?"
"YAKKK!!! KEPALA KU JADI SAKIT INI!! AISHH!!! DAN KAU SI GILA JENO! ENYAHLAH KAU! HAK MU BUKAN HAK KU UNTUK MENCARI KEKASIH!" Mereka amat terkejut, rupanya ini puncak kesabaran renjun?
Mereka kira renjun akan menangis, rupanya...
"Renjun tenanglah..."
"Kalian pergi sana! Aku mau– eh iya benar,ini mansion keluarga guanlin hyung... Kalau begitu aku akan kembali pada tempat ku,kalian berisik!"
Renjun membuka lengannya "ada apa?"
Renjun menggerakkan tangannya sekali lagi dihadapan Jeno "hyung bilang sayang kan? Minta mobilnya,mobil hyung banyak."
Jeno mengangguk ragu dan memberikan kunci mobil kesayangannya "kau mau ke–
"Terima kasih! Aku mau mencari mama ku! Aku mencintai kalian!!!" Ucap renjun langsung berlari setelah mendapatkan kunci itu.
"Ohh mencari mamanya... EH MAMANYA?! MAMANYA BUKANNYA SUDAH MENINGGAL?!" Ketiganya mencoba mengejar renjun.
Tapi sayang sudah terlambat,mobil mewah itu sudah keluar dari pekarangan mansion.
"Telpon mereka! Siapkan polisi untuk mencari renjun! Aku melepas pelacak mobil ku kemarin,dan aku lupa memasangnya!" Panik Jeno.
Ntah kenapa,Jeno terlihat sibuk sendiri saat renjun keluar dari mansion milik guanlin.
"Kenapa kau panik Lee? Seharusnya kau senang bukan?"
"Bagaimana bisa aku senang? Aku mencari wanita lain karna aku tidak mau menyakiti dirinya. Aku tahu aku buruk,maka dari itu aku mencari wanita lain."
"Tanpa kau sadari,kau lebih menyakitinya sekarang... Dia mencintai mu apa adanya... Tidak memandang kenakalan mu,hartamu dan lainnya,tapi dia memandang cinta mu Jeno... Adakan meeting dengan yang lain disini." Ini ryujin yang bicara.
"Kenapa meeting?" Tanya Jeno dengan wajah terheran-heran.
"karna kita tidak bisa memutuskan semuanya sendiri, bagaimanapun mereka juga kekasih renjun,mereka belum memutuskan hubungan dengan renjun,kita harus membicarakan semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakal - Renjun harem
Fanfiction"masih mau menggoda hum?" -Jaemin "tidak ada waktu perlahan untuk mu anak nakal!" -Jeno "diam atau dihukum?" -Guanlin "bayi tidak boleh nakal pada daddynya..." -Haechan "Anak nakal tidak boleh dibiarkan..." Minghao "eungh maaf daddy!" -Renjun BxB wa...