bgm : Aw Aw - The Potter's (Cold saranin mulmednya selalu dinyalain <3)
***
Harsha yang berlari dari kantin lalu ke kelasnya untuk mengambil makanan yang sudah ia beli tadi pagi untuk Sakta lalu lanjut berlari kearah Taman Lapangan Basket dengan sisa tenaga yang ia punya. Harsha yang belum makan itu merasa jika tenaganya akan habis sebentar lagi. Rasa lapar itu ia tahan, namun rasanya perutnya sudah terasa lapar, cacing yang ada diperutnya seakan menolak untuk memberi semangat Harsha yang sedang berlari-lari mengejar waktu.
Sesampainya ke taman itu Harsha melihat-lihat dimana keberadaan kakak kelasnya itu.
Dari jauh terlihat Sakta yang sedang duduk bangku Taman sendirian, Harsha berlari ke arah Sakta dengan sisa tenaga yang ia punya. "Kak." Harsha menepuk bahu Sakta sambil menetralkan nafasnya.
"Apasih lo pegang-pegang, ga sopan lo." Sakta yang terkejut langsung berdiri dan menjauh dari Harsha. Sudah dilanda rasa lelah dan lapar rasanya ingin sekali memaki Sakta yang sedari tadi membuat rasa marah Harsha naik tak terkendali namun ia masih bisa untuk sabar kali ini, ia tahan rasa marah dan laparnya.
Harsha tidak peduli, sekarang ia duduk di bangku Taman itu sambil mencari-cari pasokan oksigen karena lelah berlari dari ujung ke ujung.
"Ini yang gue beli." Harsha memperlihatkan plastik yang berisi Risol Mayo yang ia beli dipasar tadi pagi.
Muka Sakta terlihat aneh dengan apa yang Harsha bawa, "Bukan itu yang gue mau, lo ga paham apa?." Plastik itu dibuang kearah Harsha yang membuat Harsha kaget dan mulai emosi dengan kelakuan Sakta yang terlalu pilih-pilih makanan. Harsha melihat muka Sakta dengan tatapan menahan amarah. 'Masih untung gue beliin, yehh gue gibeng juga nih palanya'.
Bagimana bisa ia tahu apa yang Sakta inginkan jika tidak memberi tahunya, Harsha bukan dukun yang tahu apa saja yang Sakta inginkan. Dan bukan Jin yang bisa mengabulkan semua yang Sakta inginkan.
Sakta mulai duduk dibangku yang Harsha duduki dengan jarak yang bisa dibilang jauh. "Beneran lo ga mau ini Kak?" Tanya Harsha memastikan.
Lagi dan lagi Harsha menahan amarahnya dan masih mencoba bertanya kembali dengan ramah.
Jujur sebenarnya Sakta lapar karena baru saja selesai pelajaran Olahraga, namun gengsinya yang tinggi itu ia menolak dan mulai memaki-maki makanan yang Harsha bawa, "Makanan kaya begitu jorok minyaknya pasti ga diganti, bisa-bisanya lo bawa buat gue. Lo kalo ogah bawain makanan buat gue mending ga usah." Harsha yang masih melihat Sakta yang mengomentari makanan yang ia bawa dan ia beli dengan perjuangan. Harsha amat sangat bingung dengan jalan pikir Sakta, yang ada kalo ia tidak membawa apa-apa Sakta bisa makin marah dan yang ada makin rusuh.
Harsha yang mulai kehabisan kesabaran dan kelaparan itu akhirnya memakan Risol Mayo itu didepan Sakta. Sakta yang melihat itu hanya diam dan terus melihat kearah Harsha yang sedang memakan Risol Mayo dengan lahapnya.
Terlihat dari wajahnya sebenarnya Sakta ingin mencoba hanya saja gengsinya yang tinggi itu membuat ia mengurungkan niatnya dan menahan lapar. 'Anjir, mana gue laper banget lagi, nih cewe ga ada peka-pekanya banget. Bujuk gue satu kali lagi kek.'
Harsha yang sudah menghabiskan 2 bungkus Risol Mayo mulai sadar jika sakta memperhatikan ia yang sedang makan. "Kenapa? Mau?". Harsha mencoba menawarkan, namun Sakta tetap dengan pendiriannya dan menolak. "Lo pantes makan makanan kampuang kaya begitu, karena lo miskin." Ucap Sakta yang membuat Harsha emosi.
Bapak pernah bilang, 'kalo kamu ga suka sama makanan jangan pernah hina makanan, itu ga baik dan ga sopan apalagi menghinanya didepan orang yang sedang makan makanan itu'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Bumi
Fanfiction[Bahasa] Beberapa orang dilahirkan dalam keadaan keluarga yang jauh dari kesempurnaan. Menemui berbagai masalah yang akan menjadikan suatu perjalanan hidup. "Ga usah sok kaya didepan gue, jijik gue liatnya." Harsha Diwangkara perempuan yang hidup...