9. | Konsep Kehidupan

27 5 0
                                    

bgm : Hanya Kamu Yang Bisa - Tiket (Cold saranin mulmednya selalu dinyalain <3)

***

Rama, Elang, Saka dan juga Harsha berkumpul didepan warung Mpok Wati yang berjarak tidak jauh dari rumah mereka berempat, warung yang sudah biasa dan sering sekali mereka datangi untuk sekedar minum kopi kemasan atau bermain gitar menunggu waktu Maghrib.

Rama dengan gitar duduk sambil memainkan beberapa lagu diiringi suara Harsha, Saka dan Elang yang asyik dengan permainan caturnya. Warung yang suatu saat mungkin akan dirindukan oleh keempat anak yang sekarang masih duduk dibangku SMA itu, cepat atau lambat waktu akan membuat mereka berpisah entah itu untuk mengejar cita-cita ataupun mencari uang untuk melanjutkan kehidupan mereka.

Masa-masa SMA yang mungkin nanti tidak akan bisa diulang kembali, hanya bisa dikenang dan menjadi cerita untuk anak ataupun cucu mereka kelak.

Harsha yang sedang enak menyanyikan lagu Sore Tugu Pancoran milik penyanyi legenda Indonesia yaitu Iwan Fals.

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkapai

Sedang asyik menyanyikan lagu tersebut bunyi notif dari benda pipih dikantong celana Harsha membuatnya berhenti lalu segera membuka notif itu.

Melihat nama yang muncul dari layar saja rasanya males sekali, males untuk membuka bahkan malas untuk membalasnya.

Kak Sakta

Kak Sakta

|Besok gue lagi mau makan makanan kesukaan gue

|Jadi besok lo harus bawa

|Gue ga mau kasih tau lo apa makanannya lo harus cari sendiri

|Mau lo cari sampe tanya ke akun base sekolah silahkan bukan urusan gue

Harsha yang membaca pesan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ini cowo apa cewe dah, masa ngidam begini." Handphone itu dilempar begitu saja kemeja kayu yang ada didepannya.

Elang dan Saka yang kepo dengan isi pesan mencoba membukanya dan membacanya. "Jangan lo bales, awas aja kalo lo bales." Ucap Harsha memperingati kedua temannya yang sedang memegang Handphonenya itu.

Elang yang membaca pesan itu keliatan amat sangat terkejut dengan kelakuan kakak kelasnya tersebut. "Gue yakin dia bukan cowo Sha, coba lo liat." Saka melihat Elang dengan tatapan aneh. "Liat apanya anjir, Harsha cewe lo yang bener aja."

Elang mukul kepala Saka dengan bungkus Kopi kemasan yang sudah habis itu, "Pikiran lo, maksud gue liat kelakuannya." Saka yang menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal itu karena ucapan Elang. Diam atau tidak Saka memang selalu salah.

"Kalo emang lo ngerasa keganggu biar gue yang ngomong sama Sakta Sha biar ga begini lagi." Rama mulai angkat bicara, bukannya gue ga mau nerima bantuan dari mereka cuma gue ga mau aja kalo masalah ini harus ngelibatin banyak orang. Gue takut kalo masalahnya bukannya beres malah makin kacau.

"Gue ga tau harus gimana Ram, liat besok aja deh. Kali aja gue bisa tanya-tanya."

"Pokoknya kalo lo butuh apa-apa bilang aja Sha sama kita." Gue Cuma senyum sambil ngasih jari jempol ke arah Saka.

Gue beruntung punya mereka.

Malemnya gue cuma scroll twitter akun base sekolah yang biasanya isinya anak-anak sekolah yang bahas anak Jaguar, sekarang gue pake buat cari makanan kesukaan Sakta yang dia mau itu. Kali aja ada yang cari tau dan dapet jadi bisa buat ide apa yang gue bawa besok.

Langit dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang