enam

800 95 2
                                        

"Bajingan," umpat Hyunsuk pelan setelah melihat sosok orang yang ia anggap menghilang dan mati di telan bumi. Tenggelam di palung Mariana atau membeku di Kutub Utara. 

Ketua tim. Pak Lee, yang Hyunsuk dan rekan-rekannya anggap sudah meninggal diterkam buaya, tiba-tiba datang di hari acara dilaksanakan. Menggunakan setelan paling rapi dan paling mencolok dibanding anggota tim lainnya.

Saat ini ia sedang berbincang dengan pihak internal gedung. Obrolan mereka terkadang terdengar oleh Hyunsuk dan Jeongwoo yang berdiri mematung, menatap tak percaya sekaligus jijik pada ketua tim.

"Saya belum pernah bisa menemui anda sekalian sebelum ini, saya terlalu sibuk di kantor. Biasa berkas-berkas persetujuan," ujar ketua tim diakhiri dengan tawanya yang menggelegar.

Ia berdusta mengenai dirinya yang absen dan tak pernah dilihat oleh para internal gedung seni. Yang mereka sering lihat dan sering berdiskusi bersama hanyalah Hyunsuk dan terkadang perempuan bernama Yuqi.

"Jeongwoo, kau pimpin briefing. Aku mau menendang selangkangan orang itu dulu," Hyunsuk berjalan menjauhi Jeongwoo yang membelalakan matanya.

Ia kira Hyunsuk hanya bercanda ketika kemarin ia berkata akan menendang selangkangan ketua tim kalau mereka bertemu. Ternyata semua itu serius.

"Lee Know hyung! Hyunsuk akan membunuh calon anak orang lain!" Jeongwoo panik dan berteriak memanggil Lee Know yang sibuk dengan briefing dengan tim pembantu umum. 

Lee Know yang mengerti langsung berjalan cepat menuju Hyunsuk. Menarik kerah lelaki yang hampir sepantaran dengannya itu. Meskipun Hyunsuk mencoba untuk memberontak, namun Lee Know dengan mudahnya melempar tubuh Hyunsuk masuk ke ruang panitia.

Ryujin, Yuna dan Seunghun yang baru datang terkejut karena tubuh Hyunsuk yang seolah melayang menghantam tembok. Lalu mereka menengok ke arah pintu masuk, menatap Lee Know dan Jeongwoo bergantian.

"Aduh punggungku," Hyunsuk mengaduh sembari memegangi punggungnya yang menghantam tembok keras. "Kau ini kenapa? Kau memangnya rela saja melihat si bajingan itu datang dan menerima banyak sekali pujian sedangkan yang bekerja sampai berdarah-darah itu kita?"

Lee Know pun tak sudi melihat ketua timnya yang menerlantarkan acara ini begitu saja, tiba-tiba datang hanya untuk mencari muka di hadapan para atasan. Namun bukan artinya ia mengizinkan Hyunsuk untuk berperilaku diluar batas.

"Tenangkan pikiranmu dulu, acara ini tetap harus berjalan dengan baik," Lee Know berkata dengan suara rendahnya. "Lelaki tua itu bukan urusan kita."

Setelah Lee Know benar-benar kembali ke kegiatannya, Hyunsuk masih terduduk di lantai. Ia masih diliputi oleh emosi yang semakin menjadi. Mendengar suara tawa keras yang berasal dari kumpulan para petinggi gedung seni dan juga ketua tim.

"Senior, kau baik-baik saja?" Yuna bertanya sedikit takut. Ia masih terkejut dengan kejadian Hyunsuk yang dilempar begitu saja oleh Lee Know.

"Aku baik-baik saja," jawab Hyunsuk mencoba menenangkan si anak magang yang melihat kejadian memalukan seperti itu.

"Ayo Yuna, kita harus mulai briefing dengan yang lainnya," Ryujin menarik tangan Yuna pelan. Memberi kode pada si anak magang untuk meninggalkan Hyunsuk sendiri, atau setidaknya berdua dengan Jeongwoo.

Setelah Yuna, Ryujin dan Seunghun pergi, Jeongwoo berjalan mendekati Hyunsuk yang masih diam di posisi yang sama. Ia sendiri merasa bersalah karena ia lah yang memanggil Lee Know tadi.

"Jeongwoo," panggil Hyunsuk pelan, "aku akan menikah akhir bulan ini."

Jeongwoo memproses informasi itu lama. Perlahan-lahan dan hati-hati. Takut jika ia salah mengartikan apa yang Hyunsuk katakan. Tapi bahkan otaknya yang mumet itu bisa mengerti dengan jelas perkataan Hyunsuk ini.

happiness? || Hoonsuk || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang