2. Someone

397 32 0
                                    


2.SOMEONE

.

..

...

Di Pagi harinya lainnya , seperti yang sudah Jennie katakan sebelumnya , dia akan menghentikan sementara terapi Eommanya . Meski berat, dia harus melakukan supaya bisa sedikit menghemat.

Sepanjang perjalanan , di dalam mobilnya Jennie terus menggenggam tangan Eommanya dengan erat , bahkan saat ini mobil yang dimilikinya mungkin akan dijual untuk menambah tabungan mereka .

"Maafkan aku Eomma , maafkan aku"

Beberapa menit kemudian mereka akhirnya tiba di rumah sakit , selama menjalankan pemeriksaan Jennie menunggu di ruang Dokter dengan rasa bersalah . Tidak ada lagi yang bisa dilakukan nya saat ini selain menghentikan pengobatan Eommanya .

Tak lama setelah itu , dokter masuk disusul dengan suster yang membawa Eommanya dengan bantuan kursi roda . Jennie menghampiri Eommanya agar duduk disebelahnya mendengarkan apa yang dokter katakan .

Setelah beberapa waktu melihat hasil pada berkas ditangannya , dokter menatap keduanya bergantian "Nona Kim , yang harus ku katakan sekarang adalah belum banyak perubahan yang terjadi pada Eomma mu , jika kau menghentikan terapinya , aku yakin itu akan menghambat semua respon dalam tubuhnya . Tapi aku mengerti keadaan mu , jadi aku sudah mengajarkan beberapa hal pada Eomma mu sebagai gantinya"

Mata Jennie berbinar penuh harapan meski rasa bersalahnya tidak pernah hilang , kemudian dia mengambil tangan dokter dan menggenggam nya "Terima kasih dokter , terima kasih banyak . Tapi , apa tidak ada hal-hal lain pada ibu ku kan dokter ?"

Dokter tersebut menggelengkan kepalanya "tidak ada untuk saat ini , ku harap kau akan membantu perkembangan motorik nya . Kau bisa mulai memberikan nya pensil untuk menggerakkan tangannya , atau mengajarkan nya menghitung dengan jari untuk membiasakan jarinya kembali . Untuk saat ini Eomma mu hanya bisa melakukan kegiatan kecil itu"

Dokter menatap Eomma Jennie "Nyonya , kau juga harus membantu diri mu sendiri . Kau harus memiliki semangat untuk sembuh , dan berusaha lebih keras . Setidaknya hal yang paling utama , gerakan bibir mu"

Sebagai tanggapan Eomma Jennie mengangguk dengan tatapan berterima kasih , karena semuanya sudah dijelaskan Jennie meninggalkan ruangan dokter setelah mengatakan terima kasih padanya .

Ketika baru saja keluar dari ruangan dokter , Jennie berlari ke depan Eommanya saat mendorong kursi roda dan berlutut sambil menangis menenggelamkan kepalanya diantara kedua kaki Eommanya , dia bahkan tidak memperdulikan orang yang berlalu lalang "Eomma , maafkan aku maafkan aku . Karena menjadi anak yang tidak berguna untuk mu"

"Maafkan aku" tangis Jennie pecah sejadi jadinya , didalam hati Eomma Jennie merutuki dirinya sendiri , perasaan nya begitu hancur melihat anaknya dalam keadaan seperti ini .

Dengan kesulitan dia menggelengkan kepalanya berharap Jennie akan melihat nya bahwa itu bukan kesalahan darinya .

"Maafkan aku Eomma" Jennie mengangkat kepalanya dan memperhatikan Eommanya yang menatap nya dengan rasa bersalah .

"Jangan tatap aku seperti itu , kau tidak salah Eomma . Aku lah yang tidak berguna menjadi anak mu , untuk merawat mu saja aku tidak mampu"

MY EYES ON YOU || JENLISA - E-BOOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang