3. WEDDING.
..
...
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan , sepulangnya dari makan malam mewah tersebut , Daniel segera meluncur dengan taxi , kali ini dia tidak peduli jika mengeluarkan sedikit lebih banyak uang karena bis tidak lagi beroperasi di jam ini .
Tapi , baginya tidak masalah . Selama rencananya untuk membujuk Jennie berhasil , ongkos taxi yang digunakannya kali ini akan berganti berkali-kali lipat .
Plak !
Tamparan keras dihadiahi dari Jennie kepada Daniel . Saking kerasnya itu bahkan membuat kepala Daniel sedikit miring dan tangan Jennie terasa terbakar "Apa yang kau pikirkan sebenarnya ?!"
"Kau pikir aku adalah wanita yang begitu buta karena uang ?! Apa kau pikir segalanya bisa dibeli dengan uang , begitukah Daniel ?" Dada Jennie terlihat naik turun , setiap kata yang di ucapkannya bahkan belum terasa cukup menunjukkan betapa marahnya Jennie saat ini .
Daniel mengusap pipinya , menyimpan kemarahannya pada Jennie . Dia merasa harus membujuk Jennie , karena jika dia menyarankan orang lain , dia pasti tidak akan mendapatkan apa-apa selain hadiah kecil yang akan Lisa berikan , seandainya Jennie bersedia , dia tidak hanya mendapatkan keuntungan dari Lisa , tetapi Jennie juga !
"Apa kau bahkan lupa aku adalah kekasih mu ?! Jangan bilang jika kau tidak pernah serius dengan ku ?!" Jennie terus melepaskan amarahnya dan meneriakki Daniel didepan pintu rumahnya . Tidak peduli jika ada yang melihat "Aku benar-benar tidak tau apa yang ada di kepala mu , apa yang kau pikirkan sepanjang perjalanan mu kemari Daniel , kau benar benar-"
Daniel menahan nya dengan sabar membiarkan Jennie melampiaskan amarahnya nya , setelah itu dia memotong Jennie , mencoba berbicara dengan nada lembut seperti dirinya adalah seorang penolong "Aku hanya memikirkan kau dan ibu mu Jennie , apa kau pikir hati ku baik baik saja ? Tidak !" Daniel terus berbicara , tanpa melepaskan tangannya dari pipi Jennie , berakting dengan tatapan mata bersalah .
"Karena sepanjang jalan sebelum mengetuk pintu rumah mu , aku berpikir hingga akhirnya aku bisa menyarankan ini pada mu , memang segalanya bukan tentang uang . Tapi hidup kita membutuhkan itu , dan kau lebih membutuhkan nya terutama untuk pengobatan ibumu Jennie" Daniel segera membawa ibu Jennie , agar membuat wanita tersebut bisa berpikir lebih baik "Apalagi , kita bisa tetap berhubungan, tanpa perlu memutuskan apa yang kita miliki . Karena dia membebaskan mu untuk apapun , dia tidak mengetahui hubungan kita Jennie , kita bisa tetap bersama tanpa ada yang tau"
"Demi tuhan Daniel , dia bahkan menginginkan tidur satu ranjang yang sama dengan ku" Jennie menarik tangannya dari Daniel , meremas kepalanya . Setidaknya sedetik sebelumnya pikiran Jennie berubah , tetapi ketika mengingat dia harus tidur di ranjang yang sama . Pikirannya kembali ragu .
"Tapi dia tidak akan menyentuh mu Jennie , tidak akan jika kau tidak mengizinkan nya . Mungkin ini terdengar gila atau jahat , tapi kau bisa menceraikan nya dan kembali pada ku setelah keuangan mu dan ibu mu baik baik saja"
"Aku yakin permintaan nya yang mendadak seperti ini karena permintaan Ha- keluarga nya" Jennie mengetahui bahwa bos tertinggi kekasihnya hanya memiliki Haraboji nya "Dia bahkan tidak perduli jika orang yang ku bawa untuk dijadikan istri cantik atau tidak , tapi untungnya kau cantik Jennie , kau adalah kekasih ku . Jelas kau cantik , tapi maaf jika pemikiran ku untuk meminta mu melakukan ini adalah salah . Mungkin kau pikir aku gila atau apa , anggap itu benar . Tapi aku begini karena memikirkan mu dan ibu mu , yang jelas kau tidak merugi atas apapun selain menjadi janda pada akhirnya , tetapi ... aku tetap menerima mu ! Dia tidak akan menyentuh mu Jennie , kau bisa membuat surat perjanjian atau apapun dengannya , sehingga kau akan tetap utuh untuk ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EYES ON YOU || JENLISA - E-BOOK
FanfictionApakah Cinta bisa dijadikan alasan agar dapat memaafkan seseorang ? Bagi Lisa, tentu saja iya. Ditengah rasa sakitnya atas apa yang telah di lakukan sang istri, Lisa masih sanggup memaafkan semua kesalahannya karena rasa CINTA itu sendiri. Katanya...