"saya mohon lakukan yang terbaik untuk pasien" pinta Haein sambil membungkukkan badan 90 derajat
"baik demi kesembuhan pasien, saya akan mengatakan kepada keluarga pasien seperti yang anda minta" dokter menyetujui permohonan Haein untuk menyembunyikan donatur perawatan Hyun Su dari Jisoo.
"selamat pagi, apakah benar ini dengan keluarga Kim Hyun Su" perawat rumah sakit Hyun Su dirawat.
"Pagi, Iya benar saya ibunya" sahut Jisoo dari sambungan telepon yang tengah ditemain Sehun.
"Ibu diminta untuk segera menemui dokter terkait perawatan kesembuhan Hyun Su" perawat langsung menyampaikan tujuan menghubungi jisoo.
"baik saya akan segera kesana" dengan cepat Jisoo menjawab dan bergegas ke rumah sakit bersama Sehun.
***
"Rumah sakit kami memiliki beberapa donatur yang rajin untuk berdonasi pada pasien urgent pertolongan medis, dan beruntungnya biaya perawatan Kim Hyun Su sudah ditanggung salah satu donatur kami jadi kami bisa segera menindaklanjuti penyembuhan Hyun Su." jelas dokter kepada Jisoo
Mendengar penjelasan dokter, Jisoo sangat bahagia dan ingin sekali berterima kasih kepada donatur yang telah berbaik hati membantu perawatan anaknya."siapapun dia, tolong sampaikan rasa terima kasih saya kepada donatur yang mau membantu Hyun Su dok"dengan tetesan air mata bahagia jisoo dengan tulus berterima kasih kepada donatur.
"agar kami bisa segera mengambil tindakan, ibu bisa tandatangan di sini" sambil mengarahkan jarinya kebagian kertas yang dimaksud. Segera Jisoo menandatangani berkas tersebut.
***
Jisoo dan Sehun kini tengah di dalam ruang rawat Hyun Su. Hyun Su kini masih belum sadarkan diri. Sehun dengan tulus menatap Hyun Su dan membelai rambutnya. "Hyun Su bertahanlah, kamu pasti bisa melawan ini"gumam Sehun untuk menyemangati Hyun Su. Jisoo masih di tempat duduknya dan setia menciumi tangan mungil putranya.
Sementara itu, Haein sedari tadi memerhatikan tiga orang dari balik kaca pintu ruang rawat Hyun Su dengan rasa yang tidak dapat ditebak. Rasanya seperti sedang menyaksikan sebuah keluarga yang penuh dengan ketulusan. Keputusannya untuk membiayai perawatan Hyun Su tanpa sepengetahuan Jisoo terbukti menjadi jalan terbaik. Walaupun sebenarnya Haein juga ingin melakukan apa yang sedang Sehun lakukan pada Hyun Su nya. Namun dia sadar, dia tidak boleh berharap melakukan hal itu. Seperti ini sudah cukup, mengamati dari jauh sudah lebih dari cukup baginya.
***
Sudah 5 jam Jisoo ditemani Sehun menunggu dengan cemas di depan ruang operasi, akhirnya dokter keluar dengan kabar yang membahagiakan. "Operasi berjalan dengan lancar, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat inap" jelas dokter. "syukurlah, terima kasih dokter" Jisoo sangat lega mendengar penjelasan dokter. Sehun yang memutuskan mengambil cuti dan tetap di Pohang menemani Jisoo dan Hyun Su juga sangat bahagia mendengarkan penjelasan dokter tadi.
Mendengar kelancaran operasi Hyun Su, Haein pun ikut bahagia. Dia masih bersembunyi dari kejauhan mengamati Hyun Su nya. Jika menampakkan diri akan menyakiti mereka, maka bersembunyi adalah pilihan yang diambil Haein. Entah sampai kapan dia akan bersembunyi seperti ini demi melihat Hyun Su dan Jisoo. Bahkan jika selamanya harus seperti ini, Haein akan menerimanya. Kedatangannya setelah 7 tahun membuat mereka menderita pasti akan sulit diterima, Haein sadar itu.
Beberapa saat pasca operasi, kini Hyun Su tersadar kembali. "Eomma, ini dimana?" Tanya Hyun Su kepada Jisoo yang masih ditemani Sehun. "Sayang, eomma sangat bahagia. Tetaplah bersama eomma, jangan pernah tinggalkan eomma" Jisoo memeluk erat tubuh mungil Hyun Su sambil menitihkan air mata. Sehun membelai lembut punggung Jisoo seolah bisa merasakan kebahagiaan ibu dan anak itu. Haein menangis bahagia melihat Hyun Su nya sudah tersadar sekaligus bersedih karena tak bisa mendampingi sebagai ayah kandungnya.
Melihat tulusnya perasaan Sehun kepada Jisoo dan Hyun Su membuat Haein semakin yakin untuk benar-benar mewujudkan permohonan Jisoo tempo hari ". . . anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara kita, bersikaplah seolah-olah tidak pernah saling mengenal, dan aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu". Haein benar-benar membenci dirinya sendiri sekarang. Haein menghela nafas panjangnya diikuti kedua tangannya yang tergenggam begitu kuat. Rasanya jika ia bisa menghajar dirinya sendiri, mungkin sudah ia hajar tanpa ampun. Yang terpenting baginya sekarang adalah mengubur dalam-dalam rasa cintanya kepada Jisoo yang kian hari kian tak terbendung dan tidak akan pernah membiarkan Jisoo dan Hyun Su nya mengalami kesulitan lagi.
"Hallo" jawab Haein setelah menyadari ponselnya bergetar sambil melangkah keluar menuju mobilnya. "Hasil tes DNA telah keluar dan hasilnya . . ." Mingkyu tampak ragu menjelaskan "DNA Kim Hyun Su 99% cocok dengan presdir" jelas Mingkyu dengan penuh rasa heran, bagaimana ini bisa terjadi, atau bahkan pertanyaan tepatnya adalah kapan 'itu' terjadi. Seperti diguaan Haein, Hyun Su memang benar anaknya. Tanpa tes DNA pun, ia sudah yakin. Ia tau dialah orang yang pertama melakukan 'hal itu' dan mungkin satu-satunya sampai saat ini bagi Jisoo. Dilihat dari tanggal lahir Hyun Su pun tepat 9 bulan setelah perbuatannya kepada Jisoo. Haein menyandarkan kepalanya dikursi mobilnya sambil menghela nafas panjangnya "aku mengerti" jawab Haein sebelum memutuskan sambungan telepon mereka. Jawaban Haein benar-benar tidak menjawab rasa penasar Mingkyu "bukankah 24/7 aku mengikuti setiap kegiatannya, kapan mereka melakukannya?, bahkan usianya sudah 7 tahun, bukankah 7 tahun lalu Jisoo masih sangat muda!, ahhhhh aku benar-benar kecolongan" gerutu Mingkyu meluapkan keterkejutannya dengan hasil tes DNA yang tengah iya pegang.
***
Pagi ini, Haein kembali memerhatikan putranya dari celah kaca pintu ruangan. Di dalam ruangan itu tidak nampak Jisoo hanya ada Hyun Su nya yang sedang tidur. Haein bersyukur melihat Hyun Su nya tidur dengan pulas. Ia sudah meletakkan telapak tangannya diatas gagang pintu, namun ia urungkan kembali niat untuk memasuki ruangan Hyun Su. Haein pun bergegas meninggalkan rumah sakit. Baru dua langkah, kakinya terhenti disertai tubuhnya yang menegang. "Untuk apa kamu disini?" Tanya Jisoo dengan menahan emosinya. Haein terdiam, mencoba memikirkan jawaban yang akan diberikan. "Apa kata-kataku malam itu tidak jelas!" Tanya Jisoo kembali dengan sarkas. "aku hanya ingin melihat kondisi anak yang aku tolong" kalimat ini yang akhirnya Haein keluarkan. "Terima kasih karena sudah menolongnya waktu itu, selanjutnya kamu tidak perlu menghiraukan keadaaanya" jelas Jisoo dengan mata tegasnya. Jisoo pun bergegas melangkah menuju ruang Hyun Su. "Tunggu, ada yang ingin aku katakan" pinta Haein menghentikan langkah Jisoo. Jisoo pun membalikkan badannya untuk mendengarkan Haein. Melihat kembali mata Jisoo, Haein tersadar dan mengurungkan niatnya "tidak, maksudku tidak ada yang akan kukatakan". Jisoo kembali melangkahkan kakinya menuju ruang Hyun Su. 'Sadarlah Haein, hanya memberikan sperma tidak serta merta menjadikan dirimu sebagai ayahnya. Hyun Su ku sangat malang sekali mendapatkab ayah terburuk sepertiku melebihi ayahku sendiri.' Gumam Haein menyadarkan dirinya untuk tetap berpura-pura tidak tau kenyataan Hyun Su adalah anak kandungnya didepan Jisoo dan Hyun Su.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Love
RomantikJisoo, gadis manis penuh dengan keceriaan dan semangat untuk meraih cita-citanya menjadi seorang artis. Dibuktikan dengan studinya di School of Performing Arts Seoul atau dikenal dengan SOPA. Dibesarkan di keluarga yang harmonis menjadikan ia tumbuh...