Dengan sisa uang yang ia bawa, Jisoo memutuskan untuk menuju daerah pesisir pantai sisi timur Teluk Yeongildae, Pohang, Gyeongsang Utara. Ia meninggalkan semua kenangan dan mimpinya di Seoul, dan bersiap untuk memulai hidup barunya dengan calon bayi yang ada di kandungannya sekarang. Di tempat ini, Jisoo mencari tempat tinggal dengan biaya paling murah. Setelah seharian ia berkeliling, akhirnya ia dapatkan tempat tinggal dengan harga termurah dan fasilitas yang seadanya. Mendapatkan tempat tinggal untuk berteduh saja sudah lebih dari cukup bagi Jisoo, tidak masalah jika tempatnya sangat jauh dari kata layak.
Wilayah Teluk Yeongildae terkenal dengan dengan hasil lautnya dan menjadi penghasil ikan dalam jumlah besar. Melihat sibuknya bongkar muat ikan disana, Jisoo tak sungkan untuk bergabung diantara para buruh sortir ikan. Baginya sekarang, pekerjaan apapun akan ia lakukan untuk bertahan hidup. Walau dari buruh ini, tidak banyak hasil yang ia dapat. Jisoo tetap semangat dan belajar dengan keras agar bisa terus dipakai tenaganya. Miris memang, tapi inilah kehidupan yang harus Jisoo jalani sekarang.
Setelah menerima upah, Jisoo berbincang dengan ahjuma yang baik "apa kau penduduk baru disini? aku baru pertama kali melihatmu?". Jisoo menjawab dengan sopan "Ne, perkanalkan saya Jisoo, saya baru beberapa hari tinggal disini, mohon bantuannya". "ahhh, saya mirae kau panggil saja ahjuma" Seloroh Mirae dengan ramah. "Yah, apa kau masih membutuhkan pekerjaan? di warung makanku masih membutuhkan pekerja, jika kau mau saja". Mendengar tawaran itu Jisoo begitu bahagia dan dengan senang hati menerima tawaran itu "Dengan senang hati ahjuma, kamasahamnida". "Kau bisa tetap bekerja di sortir ikan, lalu siangnya kamu datanglah ke warung makanku sampai malam, bagaimana?". "Baik ahjuma" Jisoo membungkuk dengan cepat mendengar penjelasan tersebut.
***
Haein telah tiba di Korea, ia sengaja mengendarai mobilnya sendiri menuju suatu tempat. Betapa terkejutnya Haein saat melihat tanda 'Rumah Ini Dijual' di depan rumah Kim Jong Gun. Haein bermaksud untuk menyampaikan belasungkawanya dan yang lebih utama adalah meminta maaf kepada Jisoo. Namun musnah sudah harapannya, mendapatkan kenyataan Jisoo sudah tidak tinggal di rumah itu. "Cari tau kemana perginya mereka" perintah Haein kepada Mingkyu. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, informasi yang ia harapkan belum juga ia peroleh. Mingkyu sudah mengerahkan semua orangnya untuk mencari tau, namun hasilnya nihil.
***
Keberadaan Jisoo di tempat baru ini bukan tanpa masalah, banyak penduduk sekitar yang tidak menerima ada gadis belia hamil tanpa suami yang mendampingi tinggal di daerah tersebut. Mereka ramai-ramai menolah kehadiran Jisoo. Beruntungnya, Jisoo memiliki ahjuma Mirae yang sangat tulus menyayanginya. Mirae dan suami sangat menantikan kehadiran seorang anak di dalam keluarga mereka, sayangnya mereka belum beruntung. Berkat bantuan keluarga ahjuma Mirae yang meyakinkan penduduk bahwa Jisoo adalah gadis baik-baik, penolakan itu pun perlahan berkurang dan penduduk akhirnya bisa menerima kehadiran Jisoo.
Menjelang HPL (hari perkiraan lahir) Jisoo masih gigih bekerja, meskipun ahjuma mirae sangat mengkhawatirkan kondisi Jisoo"Jisooya, sudahlah besok kau tidak perlu berangkat dulu, kau harus istirahat dahulu ne" pinta Mirae dengan penuh kasih sayang. "Aku masih bisa bekerja ahjuma, jadi biarkan aku bekerja dahulu" jawab Jisoo dengan tatapan memohon. Belum sempat menjawab, Mirae sudah dikejutkan dengan cairan yang mengalir dari paha Jisoo. Jelas ini pertanda Jisoo akan segera melahirkan.
Jisoo langsung dibawa ke klinik terdekat, hanya dengan alat seadanya dan bantuan bidan dan perawat akhirnya Jisoo dapat melahirkan secara normal.
"oek oek oek" terdengar suara tangis bayi mungil yang semakin menguatkan Jisoo
"Selamat nona, putramu lahir dengan selamat, dia sangat tampan" seloroh bidan sambil memberikan bayi laki-laki itu ke Jisoo. Tanpa Jisoo sadari, air matanya sudah mengalir melewati pipinya. Tangis bahagia Jisoo melihat putranya kini sedang mencari sumber ASI. Kini bagi Jisoo Putranyalah satu-satunya yang berharga dihidupnya.
"Kau sudah menyiapkan nama untuk bayinya?" tanya Mirae dengan penuh keingin tauannya.
"Hyun Su, Kim Hyun Su" jawab Jisoo dengan penuh semangat.
"Umur yang panjang bukan artinya?" tebak Mirae dengan penuh percaya diri.
"Ne"jawab Jisoo dengan penuh tawa.
Seluruh dunia Jisoo sekarang tertuju pada Hyun Su, Kim Hyun Su nya. Dia meyakinkan dirinya sendiri, dia akan lebih keras bekerja untuk kebahagiaan Hyun Su. Di usia nya yang masih belia (19 tahun) Jisoo harus sudah berperan sebagai seorang ibu sekaligus seorang ayah untuk anak semata wayangnya Kim Hyun Su.
***
"Hyun Su, segera bersiap sudah setengah tujuh" teriak Jisoo untuk membangunkan Hyun Su dari dapur yang hanya dibatasi tembok dengan kamar mereka. Hyun Su dengan malas menuju kamar mandi "Ne eomma". Sekarang Hyun Su sudah memasuki bangku sekolah dasar, Ya dia sudah berusia 7 tahun. Akhir-akhir ini Hyun Su tidak mempunyai semangat untuk berangkat sekolah. Hal ini jauh berbeda dengan saat pertama kali masuk sekolah, ia begitu semangat untuk berangkat sekolah.
"Eomma sudah siapkan bekalmu didalam tas, makanlah sarapannya yang banyak sayang" Jisoo menatakan sarapan untuk Hyun Su di dalam kontrakan yang cukup sempit ini. "Kamsahamnida eomma" segera Hyun Su menyendok sarapannya. "Eomma, apakah aku boleh berhenti dari sekolah?" tanya Hyun Su dengan ragu. Jisoo terdiam sejenak "Bukankah eomma sudah mengatakan abaikan perkataan mereka, selagi masih ada eomma, tidak adanya ayah bukan suatu masalah bukan?" Jisoo menangkup kedua pipi Hyun Su "Bagi sebagian orang memang normal untuk memiliki keluarga yang lengkap ada ayah dan ibu, tapi Hyun Su kau itu istimewa, cukup dengan Ibu disampingmu kau sudah bahagia bukan?".
Hyun Su tersenyum bahagia mengangguk "Ne eomma, tapi apa suatu saat aku bisa bertemu dengan ayah?". Jisoo tercekat mendengar pertanyaan penuh harapan Hyun Su "Mungkin" dibarengi dengan anggukan. "Sekarang habiskan makanannya, dan abaikan perkataan mereka, mengerti?". Hyun Su pun menyetujui hal itu.
***
Sudah hampir 3 tahun Sehun telah kembali ke Korea dan mencari keberadaan Jisoo. Namun, sampai sekarang belum juga menemukan titik terang dimana keberadaan Jisoo. Sehun kini memang telah bergabung di perusahaan CJ, namun dia hanya sebagai karyawan biasa dan orang lain masih belum tau fakta bahwa Sehun adalah adik Presdir Jung.
"Peresmian anak perusahaan di Pohang akan dilangsungkan lusa. Apakah presdir akan mengunjungi langsung atau diwakilkan saja?" tanya mingkyu, karena biasanya Haein tidak akan tertarik untuk menghadiri kegiatan semacam itu. "Selain kegiatan itu, apa ada kegiatan lain yang harus saya lakukan di hari itu?" tanya Haein untuk menghindari acara seperti itu. "Sejauh ini hanya kegiatan itu saja" sahut Mingkyu dengan jelas. "Baiklah aku akan kesana" balas Haein dengan nada datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Love
RomanceJisoo, gadis manis penuh dengan keceriaan dan semangat untuk meraih cita-citanya menjadi seorang artis. Dibuktikan dengan studinya di School of Performing Arts Seoul atau dikenal dengan SOPA. Dibesarkan di keluarga yang harmonis menjadikan ia tumbuh...