Setelah dirasa jauh dari Haein, Jisoo terduduk lemas di jalanan sepi dan mengeluarkan semua tangisnya. Seharusnya ia merasa lega telah berkata tegas atas semua perilaku Haein yang telah menyakiti Jisoo. Anehnya, ia justru merasa keterlaluan dalam memperlakukan Haein dan ada penyesalan yang dihatinya.
Sementara itu, Haein masih terpaku ditempat yang sama. Dia memang tidak mengeluarkan air mata, tapi hatinya benar-benar hancur. 'Bagaimana mungkin kau tidak membenci orang yang telah menghancurkan hidupmu?' sudah sepantasnya Jisoo membenci Haein. Seharusnya dia tau diri sejak awal, bahkan kata maaf pun tidak pantas ia dapatkan dari Jisoo apalagi memimpikan kebahagiaan bersama, bukankah itu sangat keterlaluan.
Haein kecil sudah hidup dengan ketakutan, ia selalu melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Haein bahkan tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari ayahnya semenjak kehadiran wanita lain. Praktis hanya ibunya lah yang memberikan kasih sayang tulus untuknya. Sayangnya, di usia 15 tahun ibunya meninggal dunia. Kondisi yang memaksa Haein untuk tumbuh intovert dan tak bisa meluapkan perasaannya.
***
Seperti pagi biasanya, Hyun Su yang tak punya sepeda harus berjalan kaki untuk ke sekolahnya. Teman-temannya memang sering mengganggu Hyun Su, karena mereka tau dia tidak mempunyai seorang ayah. Mereka akan selalu menghina Hyun Su dengan kata-kata yang menyakitkan. Tidak hanya itu, mereka juga tidak segan-segan untuk melakukan kontak fisik untuk mengintimidasi Hyun Su. Na'asnya pagi ini Hyun bertemu dengan geng anak-anak nakal yang suka merundungnya. Anak-anak nakal itu mengendarai sepedanya masing-masing dan sengaja mengejar untuk menabrakkan ke badan Hyun Su. Hyun Su terus menghindar dengan berlari, sayangnya saat di perempatan jalan ia terus menerobos lari dan tertabrak sedan. Karena takut, akhirnya si sopir sedan langsung meninggalkan Hyun Su begitu pun dengan teman- temannya.
Beberapa menit sebelum Hyun Su tertabrak, di dalam mobil mewah "ommo, apa yang sedang dilakukan anak-anak itu?" kaget Mingkyu yang sedang menyetir mobil melihat didepannya ada segerombolan anak bersepeda yang terus mengejar satu anak. "perundungan sudah tumbuh di desa-desa, menakutkan sekali" Mingkyu sambil menoleh kearah Haein. Haein hanya mengamati anak-anak itu dengan teliti. "apa kita perlu menolong anak yang dikejar itu?" tanya Mingkyu meminta persetujuan Haein. Belum sempat Haein memberikan jawaban, anak itu sudah tertabrak truk dan kemudian ditinggalkan begitu saja. Melihat kejadian itu, Haein langsung turun dan mengangkat anak itu untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
Good Sunlin Hospital, kini Hyun Su sedang dirawat di rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit juga telah menghubungi sekolah Hyun Su agar keluarga segera menyusul. Guru Hyun Su buru-buru menelepon Jisoo. "Halo eomma Hyun Su, saya dengan guru Min". jelas si guru dari sambungan telepon. "Ne ibu guru, ada apa?" jawab Jisoo. "Hyun Su, , ," dengan penuh bimbang. "Hyun Su sudah berangkat ke sekolah tadi bu" Jelas Jisoo. "ani ani, Hyun Su mengalami tabrak lari beruntung ditemukan orang baik dan segera dibawa ke Good Sunlin Hospital" papar guru min dengan cepat. Jisoo benar-benar kaget mendengar berita itu, ia tidak tau harus bagaimana. Jisoo segera bergegas menuju rumah sakit tersebut.
***
"Apa kita benar tidak akan menghadiri peresmian?" tanya Mingkyu dengan penuh tuntutan kepada Haein. "Jelaskan kepada mereka kondisi kita saat ini, kita akan pergi saat orang tuanya sampai di rumah sakit" jawab Haein dengan santai. Tidak beberapa lama, "apa Hyun Su ku baik-baik saja didalam sana?" tanya Jisoo dengan cepat kepada perawat yang baru saja keluar dari ruangan UGD tempat Hyun Su dirawat. "Ibu siapanya pasien?". "Saya Kim Jisoo, ibu dari Kim Hyun Su" suara itu jelas terdengar oleh Haein dan Mingkyu, mendengar kata Kim Jisoo membuat Haein langsung mengedarkan pandangannya ke sumber suara. Dan benar, itu adalah Kim Jisoo yang ia duga. 'Dia sudah punya anak' kaget Haein.
Jisoo yang menyadari keberadaan orang lain di tempat itu langsung mencari tahu. "siapa mereka berdua sus?". "Mereka adalah yang membawa pasien ke rumah sakit ini" jelas perawat. Jisoo berfikir merekalah penyebab kecelakan yang dialami Hyun Su, emosi Jisoo semakin bertambah saat menyadari orang itu adalah Haein. Tamparan keras langsung ia berikan kepada Haein "apa menghancurkan hidupku dan hidup ayahku belum cukup bagimu" bentak Jisoo kepada Haein. "dan sekarang kamu mencoba untuk membunuh anakku?!, dasar brengsek" kembali Jisoo menampar Haein dengan keras. Haein diam tanpa perlawanan.
"apakah ada wali dari Kim Hyun Su?" tanya dokter menghentikan pertengkaran mereka dan Jisoo bergegas menghampiri dokter. "saya ibunya dok" Jisoo sambil mengangkat tanganya. "Ada yang perlu kita diskusikan, mari ikut denganku" tutur dokter mengarahkan menuju ke ruangannya. "Segera cari tau siapa suami Kim Jisoo, ayah dari Kim Hyun Su!" perintah Haein dengan penuh kecurigaan. "Apa Kim Jisoo yang dimaksud adalah putri mendiang Kim Jong Gun?" jawab Mingkyu yang baru menyadarinya. Mereka berdua pun keluar meninggalkan rumah sakit dan bergegas menghadiri acara peresmian.
"Pasien mengalami fraktur kompresi tengkorak, kondisi patahnya tulang tengkorak akibat benturan keras di kepala. Pasien harus segera dioperasi untuk mencegah terjadinya infeksi otak dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan saraf, kelumpuhan, dan kejang pasca cedera kepala" Jelas dokter kepada Jisoo. Mendengar penjelasan dokter, tanpa menunggu lama Jisoo langsung menyetujui saran dokter. "Setelah menyelesaikan administrasi kami akan segera menindaklanjuti kondisi pasien". Jisoo pun segera menyelesaikan administrasi yang dimaksud dokter. Namun, kini air matanya benar-benar keluar tanpa henti. Melihat kenyataan bahwa kini ia bahkan tidak mempunyai 10% dari biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Hyun Su. Ia menangisi kegagalannya sebagai orang tua yang harus menjamin keselamatan anaknya. Pikirannya kini dipenuhi cara mendapatkan uang pengobatan Hyun Su.
***
Acara peresmian anak perushaan CJ berlangsung sesuai yang diharapkan, semua berjalan lancar tanpa kendala. Kini semua tamu undangan sedang menikmati sesi ramah tamah. Haein pun terlihat sedang menemani beberapa koleganya. "ada kabar penting" bisik Mingkyu tanpa menimbulkan kecurigaan orang lain. Mendengar hal itu, Haein bergegas pamit meninggal ruangan untuk mendengarkan kabar yang Mingkyu bawa. Kini tinggal mereka berdua didalam ruangan kecil "bagaimana?" tanya Haein langsung. "Setelah diselidiki, Kim Jisoo tidak pernah memiliki catatan pernikahan. Namun, terdapat catatan kelahiran atas nama Kim Hyun Su dari ibu kandung Kim Jisoo pada 13 Desember 2015 di Pohang". jelas Mingkyu sembari memberikan lembar bukti yang diperolehnya. "Bulan apa Kim Jong Gun meninggal?" tanya Haein mencoba mengingat. Mingkyu segera membuka HP nya untuk mencari tau dengan pasti "21 Maret 2015".
Kecurigaan Haein benar-benar terbukti, tubuhnya terasa lemas mengetahui fakta ini. Ia bukan tak bahagia mengetahui fakta Hyun Su kemungkinan besar adalah anaknya. Justru ia sangat bahagia, tapi rasanya Haein tidak berhak merasakan kebahagiaan itu. Haein merasa telah menjadi penjahat terbrengsek di dunia. Setelah menghancurkan usaha orang tua Jisoo, menghancurkan hidup Jisoo dan sekarang terbukti menelantarkan anak kandungnya. Membuat Jisoo dan anaknya hidup dalam kesusahan, membiarkan Jisoo bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya, melihat kenyataan anaknya dirundung oleh teman-temannya, rasanya ia teramat malu untuk bertemu dengan Jisoo dan anaknya. Dan mungkin juga, ia tidak pantas memngharapkan kata ayah keluar dari mulut anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Love
RomanceJisoo, gadis manis penuh dengan keceriaan dan semangat untuk meraih cita-citanya menjadi seorang artis. Dibuktikan dengan studinya di School of Performing Arts Seoul atau dikenal dengan SOPA. Dibesarkan di keluarga yang harmonis menjadikan ia tumbuh...