Disambut pagi yang tak menyenangkan, Bila menenangkan diri dalam kamar seharian. Ia benar-benar kesal, tapi tak ingin membuat akhir pekannya kacau. Ia sudah menunggu hari istirahat ini, ia tak ingin menjadi marah seharian.
"Nak, makanan udah siap di meja ya. Ibu mau keluar sebentar." ucap ibu Bila, menengok anaknya di kamar.
"Baik bu." balasnya singkat.
Bila menghela napas beberapa kali. Ia sedang berusaha keluar dari amarah. Hal yang pelik untuk bisa dimengerti orang lain. Karakter Bila. Ia telah merasa panas seperti kebakaran dan menjadi kejam tak berperasaan. Ia merasa hari baiknya telah dikacaukan. Ia berusaha menahan diri untuk tidak berteriak.
Bagi orang lain, ia cukup berlebihan dan sangat pemarah. Ya, anggap saja benar begitu.
Bila sedang menghadapi dirinya. Lalu seketika, tangisnya pecah. Merengek layaknya anak usia 5 tahun. Sampai terisak-isak, tak bisa berhenti.
Sambil menyesali diri sendiri. Ia menyalahkan diri sendiri. Mengakui ketidakberdayaannya. "Aku memang orang yang demikian menyedihkan." ia mengatakan pada diri sendiri. Tangisnya masih tak terhenti.
Ia mengambil ponselnya, dan bergegas menekan kontak temannya Alur.
".... Lur. Kamu sibuk nggak?" tanya Bila memulai pembicaraan sambil menangis terisak.
"Kamu kenapa Bil? Are u okay? Aku nggak sibuk.. cerita Bil." jawab Alur kaget, mencoba menenangkan.
"Apakah aku pernah baik-baik saja?" tanya Bila.
"Kita semua sama-sama layak untuk merasa lebih baik setiap hari Bil. Kamu juga. Silakan cerita, aku mendengarkan." ucap Alur menghibur.
"Aku nggak tahu Lur. Aku terus-terusan mengacau. Aku marah pada orang-orang sekitar. Aku merasa jiwaku nggak disini." curhat Bila sambil terisak-isak. Ia tampak sulit menjelaskan perasaannya.
"Aku paham Bil. It is okay. Take your time to feelin your feel." ucap Alur menenangkan. Alur adalah sahabat laki-laki Bila sejak SMA. Keduanya saling memahami. Bila bisa sangat terbuka padanya. Alur memiliki karakter yang mirip dengannya. Pendengar yang baik dan tak pernah menghakimi apapun keputusan temannya.
"Janji ya, tetap jadi teman aku. Meskipun aku adalah orang yang menyedihkan." balas Bila. Ia sudah merasa lebih baik setiap berbicara dengan Alur.
"Bil, apapun yang terjadi kedepan. Apapun keputusan yang kamu ambil di depan dan entah bagaimana hidup membawa kita. Sekalipun terjatuh. Aku yakin kamu akan selalu menemukan dirimu kembali. Kita adalah teman baik. Aku selalu ada di pihakmu." ucap Alur terus menenangkan.
"Kamu yang paling baik Lur. Thanks ya. Aku tutup telpon ya." ucap Bila mengakhiri telpon.
"Baik-baik ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebilah
Novela Juvenil24 tahun, setahun menuju usia seperempat abad. Ini cerita Sebilah bertahan hidup untuk menemukan apa yang hilang dari dirinya. Dari Sebilah, kamu mungkin menemukan dirimu sendiri. Menemukan bagian dari dirimu yang hilang. Apa yang ingin kamu temukan...