"Aku akan tidur di sofa." Edward melanjutkan kalimatnya.
"Kenapa? Kenapa tidak di sampingku seperti dulu Paman?" Siona menunjukkan wajah memelasnya seperti kucing manis yang sedang berharap kasih sayang dari majikannya.
"Tidak, jika Paman tidur di sampingmu, Paman takut akan menyakitimu." Jawab Edward seraya memalingkan wajahnya.
"Menyakitiku? Itu tidak mungkin Paman, aku hanya ingin Paman memelukku seperti dulu, ku mohon Paman!"
Setelah berfikir sejenak, akhirnya Edward mengiyakan keinginan sang keponakan.
Kini Edward dan Siona berada di atas satu ranjang yang sama, Siona memeluk Edward seperti kebiasaanya dulu sebelum ia tertidur.
"Paman!"
"Em.."
"Apa Paman tidak pernah merasa rindu padaku? Padahal kita sudah delapan tahun tidak bertemu, sikap Paman sangat berbeda saat masih telepon dan vidcall waktu aku di Australia, dengan sekarang yang ada di hadapanku!" Siona mulai berceloteh bak anak kecil.
"Berbeda bagaimana?" Edward mengusap lembut rambut Siona.
"Ketika di telepon, Paman masih sama seperti dulu, kita sering kali bercanda, dan tertawa bersama, walau kita berjauhan, tapi aku merasa tidak sendiri di sana, ada Paman yang selalu aku anggap ada di sampingku, tapi ternyata setiba aku di sini.."
"Berhentilan bicara, ini sudah larut malam, cepatlah tidur!" Edward menghentikan kalimat Siona.
"Satu lagi, Paman minta kamu berhenti minum alkohol!" Tambah Edward, seketika Siona menatap wajah pria dewasa di sampingnya.
"Apa Paman tahu kalau aku minum alkohol?"
"Aroma nafasmu bau alkohol!"
Siona terdiam mendengar jawaban Edward, dan kembali meletakkan kepalanya di dada bidang Edward.
"Segeralah tidur!"
Siona pun menganggukkan kepalanya.
●●●
Cahaya sang surya yang menembus kaca jendela kamar Edward membangunkan Siona dari tidurnya, menyempurnakan netranya yang sedikit memburam.
"Apakah Paman sudah berangkat ke kantor?"
"Kenapa tidak membangunkan aku?" Siona beranjak dari tempat tidur milik Edward.
"Sht.. kenapa badanku sakit semua? Apa aku salah tidur semalam? Punggungku terasa remuk!" Siona tertatih menuju kamar mandi.
"Sebaiknya aku mandi di sini saja sekalian." Berjalan sambil melepaskan pakaiannya dan menjatuhkan ke lantai.
Ketika Siona membuka pintu kamar madi.
"ARGHT!!"
Mereka berdua berteriak secara bersamaan, Siona menutup matanya karena kaget melihat Edward sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Sedangkan Edward berteriak karena melihat Siona yang berdiri hanya dengan pakaian dalam saja di ambang pintu kamar mandi.
Siona menganggukkan kepala, sambil tetap menutup matanya dan ia menutup pintu kamar mandi.
"Kenapa kamu malah masuk ke dalam?"
"Maksudnya kamu keluar dan tutup pintunya SIONAAA!"
Edward tak habis fikir dengan tingkah bodoh Keponakannya itu.
"Ma-maaf Paman, aku nggak lihat!" Sioana kembali membuka pintu dan segera keluar.
"Hey kau! Cepat pakai kembali bajumu! Aku akan segera keluar dari kamar mandi!" Teriak Edward dari dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU UNCLE (21+)
RomanceWarning 21+ "Apa mau Paman?" Siona menatap lekat wajah Edward. Edward pun tak kalah menatap Siona dengan tajam, tiba-tiba tatapannya turun tepat di bagian belahan gundukan kembar milik Siona. Ia melihat sebuah tanda kepemilikan yang merah di bagian...