Edward memainkan tubuh bagian atas Siona, ia masih bisa sedikit mengontrol hasratnya agar tidak menyentuh bagian bawah Siona.
Berulang kali ia menciumi dan membelai lembut pipi, bibir, serta leher Siona.
"Maafkan aku sudah mendiamkanmu beberapa hari ini, karena aku takut hal seperti ini akan terjadi lebih awal, setiap kali aku melihatmu, hasratku selalu memuncak." Ucap Edward yang masih berada di atas tubuh Siona sambil membelai lembut pipi Siona.
"Juniorku pun ikut beraksi ketika melihatmu, bagaimana aku bisa terus di sampingmu ketika hal ini terjadi, bisa-bisa aku lebih tergoda dan melakulan hal yang lebih kepadamu, aku tidak ingin melakukan itu, karena aku ingin tetap menjaga mahkotamu yang kelak akan kau berikan kepada suamimu."
Edward kembali menciumi tubuh bagian atas Siona, hingga dia sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi, hasrat yang semakin memuncak, sudah tidak bisa tertahan lagi, Edward langsung menghentikan permainannya, ia segera pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan sisah hasratnya.
Seusai dari kamar mandi, ia merapikan kembali pakainan bagian atas Siona, lalu ia tidur dengan memeluk erat tubuh gadis yang ada di sampingnya.
"Andai hubungan kita, bisa menjadi hubungan sepasang kekasih." Ucap Edward seraya mencium kening Siona.
●●●
"Waktu itu aku masih bisa menahan hasratku, karena memang waktu itu aku benar-benar sadar melakukannya, namun kenapa kemarin aku tidak bisa menyadari hal itu?" Edward memegang kepalanya yang sedikit terasa berat.
"Ya, aku ingat, waktu itu aku meminum satu botol bir, entah kenapa aku melihat Felix bersama Siona ada sedikit rasa kekesalah di dalam hatiku, Hai, Edward, bukankah itu yang kau mau? Bukankah itu yang kamu inginkan? Siona bisa bersama Felix, bukankah Felix pria yang baik dan cocok untuk Siona?" Edward berkata kepada dirinya sendiri.
Hari ini ia tidak begitu fokus untuk melakukan pekerjaan di kantor, karena fikirannya tertuju pada Siona.
"Ya tuhan bagaimana keadaan bayi dalam perut Siona? Semoga baik-baik saja, ya ampun, kenapa aku sampai tidak sadar melakukannya, dan kini Siona harus terkena imbas dari perbuatan bejatku!"
Dan Edward masih ingat bahwa ia akan menemui Bee.
●●●
Di rumah, Siona diam seribu bahasa.
"Kenapa hari ini kelihatan murung sekali?" Tanya Felix.
"Ada sesuatu hal yang tidak bisa aku ceritakan kepadamu, yang jelas aku sedang sakit hati Fel." Ucap Siona kepada Felix.
"Ya sudah kita pending saja perjalanan untuk pergi ke bukit, ini juga sudah mulai siang, pasti akan sangat panas."
"Terserah kamu saja Fel." Jawab Siona yang nampak tak bersemangat.
"Kenapa murung? Kalau begitu mari kita pergi ke mall atau tidak kita pergi ke taman kota saja, oke, aku akan tunggu kamu berganti baju dan bersiap-siap."
"Tapi Fel."
"Tidak menerima tapi-tapian, aku akan menunggumu di luar!" Felix keluar dari kamar Siona.
●●●
Siona keluar dengan penampilan yang membuat Felix terpaku melihat kecantikan Siona.
'Aku akan berusaha meluluhkan hatimu dengan caraku sendiri, tentunya dengan cara baik tanpa melakukan hal buruk kepadamu.' Ucap Felix dalam hati, yang ingin mengambil hati Siona.
"So beautiful, sungguh kamu sangat cantik Siona."
"Ayo kita berangkat!" Ucap Siona.
Tubuhnya dibalut dress selutut berwarna nude, rambut terurui indah, hils yang tidak terlalu tinggi, membuat penampilan Siona tampak sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU UNCLE (21+)
RomanceWarning 21+ "Apa mau Paman?" Siona menatap lekat wajah Edward. Edward pun tak kalah menatap Siona dengan tajam, tiba-tiba tatapannya turun tepat di bagian belahan gundukan kembar milik Siona. Ia melihat sebuah tanda kepemilikan yang merah di bagian...