Edward memaksakan dirinya untuk memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa.
"Arghh,.. aku tidak perduli, aku ingin tidur." Edward terus saja memberontak kepada hatinya sendiri.
●●●
Sedangkan di kamar hotel, keadaan sudah mulai memanas bagi Adam, di bagian milik Adam sudah menegang, beo Adam sudah menegak sejak tadi, bak menara eiffel.
Kian menegang melihat bagian tubuh Siona saat ini, Adam mencumbu Siona dengan di penuhi keinginan memasuki bagian inti Siona.
Namun Siona masih kalut dalam kesedihannya, dia masih tidak merespon permainan Adam.
'Tetaplah diam seperti ini sayang, aku suka jika melihatmu diam, aku suka kau menjadi penurut seperti ini, apa kau tahu, kau mirip seperti boneka hidup pemuas nafsu bagi pria yang kesepian.' Ucap Adam dalam hati, sambil menghisap puting dari gundukan kembar milik Siona.
Tangan Adam mulai menjalar ke bagian perut Siona, dan mulai turun lagi ke bagian inti Siona yang masih tertutup oleh celana dama milik Siona.
Adam mulai membelai bagian inti, seketika Siona sadar dan langsung membulatkan matanya.
"Paman, biarkan aku yang memainkannya sekarang!" Siona mengambil alih permainan panasnya bersama Adam.
Kekecewaannya malam ini ia luapkan lewat permainan panasnya dengan Adam, Adam pun tidak mampu untuk menolak keinginan gadis yang tengah bersama dengannya saat ini.
"Puaskan aku sayang!" Ucap Adam sambil menarik tekuk leher Siona untuk melakukan ciuman ganas di bibir Siona, dan memperpanas permainan mereka.
●●●
Edward terbangun pukul enam pagi, ia bangun dari tidurnya dan langsung beranjak dan berjalan ke kamar Siona sebelum ia mandi, Edward berharap Siona sudah datang, namun setelah ia membuka pintu kamar Siona, ternyata kamar itu masih tetap kosong.
"Sampai kapan dia akan bermain di luar?" Ucap Edward.
●●
Seperti biasa Bee menelfon Edward sangat pagi.
"Hallo sayang!"
"Iya, pasti aku akan datang." Ucap Edward memakai dasi sambil berjalan menuju keluar rumah.
Sesampai di depan, Edward membuka pintu, ternyata bertepatan dengan Siona yang akan membuka pintu dari luar.
Tatapan Siona dan Edward bertemu hanya beberapa saat.
"Iya Bee, nanti aku akan menghubungimu lagi." Edward menyudahi percakapannya dengan Bee, dan mematikan sambungan teleponnya.
Siona segera berjalan ke dalam rumah tanpa menghiraukan Edward.
"SIONA!" Edward memanggil dengan nada tinggi.
Seperti biasa Siona tidak menghiraukan apa pun yang di katakan Edward.
"Berhenti Sioan! Aku sedang berbicara denganmu." Edward mencoba menghenikan Siona.
"Aku ini Pamanmu, aku memiliki hak kepadamu sebelum kamu menikah dengan pria pilihanmu."
Seketika langkah Siona terhenti.
"Haha.. oke, aku tahu siapa aku, Paman Edward sebagai pamanku tidak berhak mengatur lebih dari kewajiban Paman menjaga keponakannya, it' my life, tidak ada seorang pun yang mengatur hidupku, termasuk PAMAN!" Siona sengaja menekankan kalimat Paman kepada Edward.
"Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa sikapmu berubah seperti ini?"
"Sudahlah Paman, anggap saja aku masih di Australia, anggap saja Paman di sini sendiri seperti ketika aku masih di sana, dan Paman di sini sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU UNCLE (21+)
RomanceWarning 21+ "Apa mau Paman?" Siona menatap lekat wajah Edward. Edward pun tak kalah menatap Siona dengan tajam, tiba-tiba tatapannya turun tepat di bagian belahan gundukan kembar milik Siona. Ia melihat sebuah tanda kepemilikan yang merah di bagian...