21

10K 105 14
                                    

Walau sebenarnya Felix tidak mengetahui apa masalah yang di hadapi oleh Siona, tapi setidaknya dia ingin menjadi yang terbaik untuk Siona.

"Sudah, kau tak perlu menangis lagi, aku akan selalu ada untukmu, kapan pun yang kau mau!" Felix menghapus air mata Siona yang berjatuhan di pipi Siona.

Felix mengeluarkan sebuah sepeda gunung dari dalam bagasi mobilnya.

"Sebenarnya aku membawa ini, tapi melihat kondisimu, aku tidak yakin kalau kau mau bersepeda denganku, em.. tapi aku bisa memboncengmu kalau kamu tidak keberatan." Ucap Felix.

"Em.. baiklah!"

Akhirnya Siona mau bersepedah dengan Felix, Felix mengajak Siona bersenang-senang, Felix mengajak Siona berkeliling bukit.

Siona mulai melukis senyumnya, ia mengangkat sudut bibirnya, sepertinya Felix berhasil mengembalikan mood Siona.

"Apa kamu sudah terbiasa membonceng wanita seperti ini?" Tanya Siona kepada Felix yang tengah asik menggayuh sepedahnya.

"Tidak sih, ini awal kali aku membonceng wanita."

"Yang benar saja? Kamu bohong ya?" Ledek Siona sambil terkekeh.

"Serius, kamu yang pertama, seharusnya kamu bangga menjadi orang pertama yang aku bonceng seperti ini, hehe.."

"Hmm.."

"Apa kamu pernah pacaran?" Tanya Siona.

"Aku sudah mengatakan waktu itu, apa kau lupa? Tentu aku pernah pacaran, aku juga pernah mencintai seseorang, karena aku pria normal." Jelas Felix.

"Kamu berat sekaliii.." Ledek Felix yang menggoda Siona.

"Yang benar saja? Maka biarkan aku turun!" Ucap Siona yang percaya begitu saja dengan candaan Felix.

"Haha.. bercanda, tenang saja, aku pria kuat." Ucapnya.

"Mengapa kau tidak pernah berpacaran?"

"Aku sedang menunggu seseorang!"

"Apa iya? Apa jangan-jangan kau tidak normal?" Ledek Felix.

"Enak saja, aku wanita normal tahu, aku juga menyukai dan mencintai lawan jenis, tapi mohon maaf, kamu tidak termasuk dalam kriteriaku, haha.." Siona tertawa mengejek Felix.

"Dasar resek, gadis aneh!" Felix masih dalam aksi menggayuh sepedanya.

Tanpa di sadari mobil Adam melintasi jalan tersebut, Adam melihat Siona yang tengan berboncengan dengan Felix, Adam memfokuskan pandangannya kepada Siona dan pria yang tak lain adalah Felix.

"Dian?!" Ucap Adam seraya melepas kacamata hitam yang ia pakai.

Adam pun menghentikan aksi mengemudinya.
'Apa itu benar Dian? Apa yang ia lakukan di pinggir kota?' Ucap Adam di dalam hatinya.

"Sayang, ayo jalan, kenapa berhenti di sini?" Tanya seorang wanita yang ada di sisi Adam, yang tentunya istri Adam.

"Kamu lagi ngelihatin apa sih? Mereka berdua itu?" Tanya Aluna dengan lemah lembut.

"Iya." Jawab Adam dengan tenang.

"Apa kamu mengenal mereka?"

"Tidak, aku hanya mengingat masa-masa kita dulu saat melihat mereka berdua." Adam mencari alasan untuk menutupi.

Aluna seketika melihat ke arah Felix dan Siona.
"Iya, sayangnya kita tak lagi muda, tapi yang paling terpenting adalah kamu tetap sayang padaku." Ucap Aluna penuh manja.

"Tentu sayang, aku akan selalu menyayangimu, dan rasa sayangku tidak akan pernah berubah sampai kapan pun." Adam langsung mencium bibir Aluna dengan penuh hasrat.

Tidak memandang dimana mereka berada, mereka bercumbu di dalam mobil yang mereka tumpangi.

"Sudah sayang, kita lanjutkan di rumah saja, kita kan bukan pasangan yang menjalin perselingkuhan." Aluna mengajak Adam untuk  pulang.

"Tapi ini seru sayang, sekali-kali kita mencari sensasi yang berbeda, anggap saja kita sedang menjalani peran perselingkuhan." Jawab Adam yang merayu Aluna.

"Hihi, kamu ini." Ucap Aluna dengan malu-malu.

"Ayo dong sayang! Ini pasti seru, kita lanjut di sini saja ya?" Aluna hanya menunduk malu.

Usia Aluna dan Adam sama, dulunya mereka teman satu kuliah, mereka dulunya sering berjalan bersama, walaupun mereka berdua saling memiliki kekasih masing-masing, mereka terpaksa menikah akibat kelalaian mereka berdua saat berada di pesta malam, Adam dan Aluna sama-sama mabuk, dan tidak sadar mereka tidak sengaja melakukan hubungan intim, hingga Aluna hamil anak Adam, awalnya Adam menyangkal bahwa anak yang di kandung Aluna adalah anak hasil dari orang lain, karena Aluna sering sekali bergonta-ganti pasangan.

Waktu itu Adam bersi keras tidak ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah ia perbuat, Adam mengatakan kepada Aluna dan keluarganya kalau Adam akan bertanggung jawab setelah anak itu lahir, dan akan melakukan tes DNA terlebih dahulu sebelum menikahi Aluna.

Setelah anak itu benar-benar lahir, Adam melakukan tes DNA, dan ternyata benar tes mereka ada kecocokan, Adam pun menepati janjinya yang akan menikahi Aluna.

Tetapi karena hubungan Adam dan Aluna dulunya hanya sebatas teman, maka setelah menikah pun Aluna tetap berhubungan dengan pria lain, sebaliknya dengan Adam yang selalu membayar wanita-wanita cantik di luar sana.

Anehnya ketika mereka bersama mereka selalu bersikap baik-baik saja dan selalu mesra, mereka berperilaku seolah-olah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi, padahal faktanya mereka berdua tidak pernah ada cinta dan perasaan diantara mereka, ya mungkin mereka hanya menganggap status mereka hanya untuk pemuas nafsu belaka.

Hampir setiap malam mereka bertemu di rumah, Adam selalu minta di layani layaknya seorang suami, mereka melakukannya tiga kali sehari seperti pola makan, haha..

Aluna pun tidak pernah menolak ajakan Adam, mereka bisa di bilang pasangan yang haus akan seks.

"Sayang, jangan di sini, malu kalau ada yang lihat." Ucap Aluna.

Adam sudah mulai meremas bagian atas milik Aluna.

"Ada polisi pun aku tidak perduli, toh kamu istriku, bukan selingkuhanku." Jawab Adam dengan tatapan yang sudah dipenuhi nafsu.

'Awas saja kamu Dian, aku akan membalasmu untuk menuntut ilmu bermain lebih panas di atas ranjang denganku.' Ucap Adam dalam hati, yang masih menjajaki tubuh sang istri dengan ciumannya.

"Aku sudah tidak tahan sayang!" Ucap Adam.

"Ashh.. ah.. hentikan sayang!" Aluna mulai mendesah.

"Kita lanjutkan di rumah saja sayang! Bagaimana jika ada yang melihat kita?" Pinta Aluna kepada Adam.

"Huft, padahal aku sudah panas, tapi baiklah kita lanjutkan saja di rumah." Adam menghidupkan mesin mobilnya dan menginjak pedal gasnya untuk menuju pulang ke rumahnya.

Berbeda dengan Sioan dan Felix yang tengah duduk di sebuah kursi.

"For you!" Felix memberikan sebuah susu coklat untuk Siona.

"Itu, cocok untuk mengembalikan mood mu!" Sambung Felix.

"Terimakasih."

"Fel!"

"Em.."

"Apa itu cinta?" Tanya Siona.

"Aku sendiri tidak mengerti apa itu cinta, kamu salah orang untuk menanyakan hal itu, haha.."

"Felix, aku serius, jangan bercanda."

Bugh..

Sebuah hantaman mendarat tepat di lengan Felix.

"Aw.. sakit! Jangan lah berlarut-larut dalam masalahmu, jangan menangis lagi!"

"Terkadang aku bingung, sejak kecil aku tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuaku, sampai aku lupa rasanya bagaimana di cintai dengan mereka, sejak kecil aku selalu bersama Paman Edward, dan sewaktu aku kecil aku sering sekali melihat teman-temanku bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarganya, sedangkan aku? Aku hanya menghabiskan waktuku bersama Paman, mereka selalu bilang kalau orang tuanya sangat mencintai mereka, sedangkan yang ku tahu hanyalah cinta dari seorang Paman."

I LOVE YOU UNCLE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang