"Kemana perginya Siona? Ini sudah larut malam, tapi mengapa masih belum pulang!"
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Edward masih setia menunggu kedatangan Siona di ruang tamu.
Waktu terus berjalan hingga pukul satu malam, dan Edward masih terjaga.
"Kemana perginya gadis itu, sugguh aku tidak habis fikir dengan tingkah dia." Edward memijat keningnya yang mulai terasa berat.
●●●
Permainan panas antara Adam dan Siona sedang berlangsung.
"Terus sayang!" Rintih Adam bersama kenikmatannya.
"Auh.. ah.. nikmat sekali.. "
"Ayo sayang, sedikit lagi! Ahh.. mau keluar!" Adam yang akan menuju puncaknya.
"Dian, sayang!.. huhh.." Nafas yang tersenggal-senggal, akhirnya Adam di akhir klimaksnya.
Adam mencium kening Siona.
"Terimakasih sayang, kau selalu memuaskanku.""Begitu pula denganmu Paman!" Ucap Siona dengan badan yang di basahi keringat, akibat aksi panas barusan.
Beberapa saat kemudian, Adam dan Siona terlelap pulas dalam tidurnya, Siona pun terbangun dan mencoba mengaktifkan ponselnya.
Banyak sekali pesan masuk dari Edward yang menghawatirkannya.
Kemudian netranya tertuju pada jam yang ada di ponselnya.
"Hah, apa ini sudah pukul tiga pagi?" Siona segera mengambil pakaiannya yang bejejer di lantai.
Setelah rapi dengan pakaiannya, ia segera pulang ke rumah, seperti biasa, Siona meninggalkan Adam sendirian di kamar hotel.
●●●
Siona memasuki rumah, baru saja ia hendak menutup pintu depan, tiba-tiba tubuhny ditarik oleh Edward hingga masuk dalam pelukan Edward.
"Paman!" Siona nampak Shock melihat Edward yang masih sadarkan diri.
'Mampus deh, pasti aku akan kena omelan lagi dari Paman!' Ucap Siona dalam hati.
"Kamu darimana saja? Apa kau tidak tahu kalau aku menghawatirkan keadaanmu?" Edward mencium kening Siona berulang kali.
Sedangkan Siona hanya bisa mematung.
'Dia tidak marah? Kenapa bisa? Apa yang terjadi?' Ucap Siona dalam hati yang nampak kebingungan.
"Jangan pergi terlalu lama dari Paman, Paman tidak bisa hidup tanpamu!" Edward tiba-tiba mencium bibir ranum Siona dengan sangat lembut.
'Paman!? Ternyata Paman sedang mabuk, rasa alkohol di lidahnya masih membekas.' Ucap Siona dalam hati, sambil menikmati ciuman hangat yang diberikan Edward.
"Paman Edward mabuk lagi? Paman tahu kan kalau Paman tidak terlalu kuat dengan minuman yang beralkohol!"
"Diamlah, aku masih sadar!" Edward mengangkat tubuh Siona dengan ala bridal, untuk ia bawa ke lantai atas.
"Paman, jangan gila!!! Turungkan aku! Nanti kita bisa jatuh, Paman sedang mabuk sekarang!"
"Diamlah, gadisku!"
Sesampai di atas Edward membawa Siona ke dalam kamar Siona.
Edward membaringkan tubuh Siona di atas ranjang.
"Tidurlah, Paman akan menemanimu di sini!" Edward mengambil posisi di samping Siona.
Siona masih belum paham dengan situasi saat ini.
"Siona, tetaplah menjadi putri kecilku, aku takut kau tumbuh dewasa, dan melupakanku kelak!" Berbicara dengan mata terpejam di sebelah Siona.
Siona yang merasakan kehangatan Edward, ikut terlarut dalam pelukan Edward.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU UNCLE (21+)
RomanceWarning 21+ "Apa mau Paman?" Siona menatap lekat wajah Edward. Edward pun tak kalah menatap Siona dengan tajam, tiba-tiba tatapannya turun tepat di bagian belahan gundukan kembar milik Siona. Ia melihat sebuah tanda kepemilikan yang merah di bagian...