16

11.2K 140 3
                                    

"Tolong janga bergerak, tetaplah dalam posisi seperti ini!" Edward masih menyembunyikan wajahnya di tekuk leher Siona.

'Ternyata Paman pria normal, apakah yang dikatakan Paman tentang pakaian bayi itu benar? Apakah si Bee itu, wanita yang tepat untuk Paman?' Tanya Siona dalam hatinya.

Tiba-tiba air mata Siona jatuh begitu saja.

Edward yang merasakan hangat air mata Siona, Edward langsung mencoba menenangkan Siona.

"Tenanglah! Aku bisa mengatasi ini, aku tidak akan berbuat hal yang aneh kepadamu, aku mohon kau tetap diam dan tenang!"

Edward berfikir bahwa Siona menangis karena Siona menyadari bahwa hasrat Edward sedang naik, Edward berfikir bahwa Siona takut akan Edward melakukan sesuatu yang lebih kepada dirinya ketika hasrat Edward sedang naik.

"Aku tidak akan menyakitimu lagi, jadi jangan menangis!" Edward masih dalam keadaan memeluk Siona.

Selang beberapa menit kemudian Edward sudah bisa mengendalikan hasratnya, dan ia melepas pelukannya perlahan-lahan.

"Kumohon jangan pergi!" Edward memegang erat tangan Siona.

Siona tidak menjawab apapun, ia segara masuk ke kamarnya dan Edward masih berdiri mematung di tempatnya.

"Mengapa aku bodoh sekali, hasrat ini datang dan naik di waktu yang tidak tepat." Ucap Edward seraya berjalan ke kamarnya.

●●●

"Permisi, paket!!" Suara seorang kurir yang mengantar paket datang di sore hari.

Di waktu bersamaan Siona sedang mengambil minukan dingin di dalam kulkas, Siona pun menerima paket yang ditujukan untuk Edward.

"Rumah Tuan Edward?"

"Iya, benar."

"Ini ada berkas untuk Tuan Edward."

"Terimakasih." Ucap Siona seraya menerima paket dari sang kurir.

Siona pun mengantar paket ke kamar Edward.

TOK.. TOK.. TOK..

Siona mengetuk pintu kamar Edward.

"Paman, ada paket untukmu!"

Siona tidak mendapat jawaban dari Edward.

"Paman!"  Siona memanggil lagi Edward, namun tidak mendapat jawaban lagi, Siona yang tak semangat, langsung saja masuk ke dalam kamar Edward, Siona memasuki kamar Edward dengan terpaksa.

Pendengaran Siona mendengar suara orang yang sedang mandi di kamar mandi Edward.

"Oh, ternyata dia mandi, kalau begitu berkasnya akan ku taruh di atas nakas saja." Siona pun berjalan mendekati nakas.

Betapa kagetnya Siona mendapati sebuah tespek yang berada di atas nakas.

"Tespek? Untuk apa Paman membeli ini?"  Siona langsung mengingat perlengkapan dan pakaian bayi yang Edward tunjukkan tadi,

"Mengapa Paman tidak pernah jujur kepadaku? Jika Paman jujur, maka aku akan menerima kenyataan ini walaupun sakit, kalau begini aku akan tambah sakit jika mengetahui Paman yang aku sayang tidak pernah jujur kepadaku!"

Di sisi lain hati Siona berkata dengan jengkelnya.
'Dasar Paman pembohong! Brengsek!'

'Aku membencimu Paman!' Siona mengumpatkan kekesalannya.

Siona masih berdiri mematung di samping nakas milik Edward, dengan posisi yang masih memegang tespek di tangannya, dan di saat bersamaan Edward keluar dari dalam kamar mandinya, tubuh Edward hanya di balut handuk yang menutupi bagian bawah milik Edward.

I LOVE YOU UNCLE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang