"Sekarang aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan setelah ini?" Siona menutup wajahnya karena malu-malu, tepatnya seperti gadis yang sedang di mabuk cinta.
"Ahha.. aku akan memasakkan Paman Edward seperti yang di drama-drama korea, pasti terlihat romantis."
Siona bergegas menuju dapur.
Pagi ini menjadi awal baru bagi Siona.
"Ini bagaimana cara memasaknya?" Siona kebingungan dengan semua bahan yang ada di hadapannya.
Ia membuka kulkas, tentu saja di sana banyak sayur yang sudah disiapkan oleh Edward, Edward tipe orang yang menjaga keseksian tubuhnya dengan memakan yang sehat-sehat, dari pada harus membeli makanan diluar.
"Aku harus memasak apa untuk Paman?"
"Aku tidak tahu betul makanan kesukaannya, apa masih suka beef steak?"
"Sudahlah aku masak beef steak saja, yang terpenting aku ada usaha untuk terlihat manis di depannya."
"Banyak sekali sayur, aku bingung harus di masak seperti apa, tapi tenang saja, aku punya solusinya, google adalah solusi terbaik."
Siona begitu kaku memegang peralatan di dapur, termasuk pisau, ia mulai aksinya memotong-motong beberapa sayuran.
Ia menyalakan kompor, dan langsung saja menyiapkan penggorengan untuk merebus sayur.
"Sepertinya harus dengerin resso nih, supaya lebih mantul masaknya."
Siona memutar lagu kesukaannya di resso dengan menggunakan airphone di telinganya, sampai-sampai ia lupa kalau Siona merebus sayur.
Ia tengah asik menyiapkan beef mentah dari dalam freezer.
"Astaga, sudah berapa lama beef ini di dalam sana, bentuknya sudah seperti es balok saja."
KRECESS... KRECEESS..
Bunyi sayur yang mulai mematang dan air yang sudah menyurut, Siona meninggalkan sayur yang tengah ia masak, ia malah asik membersihkan beef di wastafel, kebetulan waatafelnya berlainan sisi.
Entah hidung Siona yang bumpet apa bagaimana, hingga ia tak mencium bau gosong, dasar gadis bodoh.
Dari lantai atas Edward mencium aroma masakan gosong.
"Seperti ada yang kebakar, tapi ini aroma masakan."
"Mungkin tetangga sebelah, secara kan di sini siapa yang bisa memasak selain diriku."
Edward pun tak pernah berfikir kalau Siona yang memasak di dapur.
Ia menuruni anak tangga dengan santai, langkahnya terhenti setelah netranya melihat dapur yang penuh asap, dan cahaya yang sangat terang.
Ia menuju dan melihat di sebelah sisi ada sosok Siona menggunakan airphone di telingannya.
Edward menjatuhkan tas kerjanya ke lantai, dan langsung menerobos untuk menyelamatkan Siona, menggendongnya dengan ala bridal.
"Menunduklah, sembunyikan wajahmu!"
Edward menggendong Siona dan mencoba menyebrangi kobaran api menuju keluar dapur.
Di sisi lain Siona menyembunyikan wajahnya di dada bidang Edward, Siona tidak merasa takut lagi, ia merasa nyaman dengan aroma maskulin yang melekat pada tubuh Edward.
'Rasanya aku ingin mencium bau wangi dari tubuh Paman setiap saat.' Ucapnya dalam hati.
Setelah melewati si jago merah, Edward menurunkan tubuh Siona di atas sofa.
"Kamu jangan kemana-mana, aku akan memadamkan api." Edward kembali ke dapur sambil membawa tabung pemadam kebakaran.
"Oh tidak, apa yang aku lakukan, aku ceroboh sekali, aku sudah membakar dapur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU UNCLE (21+)
RomanceWarning 21+ "Apa mau Paman?" Siona menatap lekat wajah Edward. Edward pun tak kalah menatap Siona dengan tajam, tiba-tiba tatapannya turun tepat di bagian belahan gundukan kembar milik Siona. Ia melihat sebuah tanda kepemilikan yang merah di bagian...