Mind to come?
Gue lagi belajarUdah belajar sih gue
Lihat Roro, ga mau?
Sure. dimana?
Wkwkwk pilih kasih
Pet cafe deket sekolah, dia kayanya butuh temenBeli satu lagi aja, Ry
Iya, tapi lo invest whiskas tiap bulan ya
Hehehe, lima belas menit lg otw
Gue depan rumah lo
Gapake lama, kalo pake lama gue bayarnya setengahGARINGGGG
Begitulah kira-kira isi pesan Dhary sebelum Jihan melompat dari kasur dan mengintip dari balik gorden. Benar saja, ada mobil asing (bukan mobil tetangga) di depan rumahnya.
Jihan keluar dengan memakai celana panjang hitam dan jaket. Meminta Dhary untuk menunggunya bersiap.
"Lo cakep kok, gas aja," kata Dhary sewaktu Jihan mengetuk jendela mobil dan mengutarakan maksudnya.
"Gas mata lo, ah, gembel banget. Lima menit gue ganti baju."
"Udah mandi belom?"
"DARI PAGI!"
Dhary tertawa. Mengangguk, menyilakan Jihan untuk berganti baju.
Dhary pikir Jihan akan sebelas dua belas seperti Raia, persiapan tiga puluh menit. Tapi ternyata gadis itu betulan cuma keluar pakai celana panjang yang tadi, kaus pendek yang lebih proper, dan sedikit touch up.
Saat masuk mobil, Jihan langsung menoleh ke belakang, tempat Roro meringkuk di balik kandang. Rasanya ingin ia peluk dan gendong, tapi takut si pemilik mobil akan marah-marah.
"Nanti lo bebas main sama dia." Seolah membaca pikirannya, Dhary menyeletuk, membuat atensi Jihan berpindah.
"Makasih."
Jihan mengamati mobil Dhary. Dari sekali lihat saja Jihan sudah tahu bahwa Dhary benar-benar berada di middle-up class. Nyaris jomplang dengan dirinya. Hingga sesaat kemudian Jihan menggelengkan kepalanya, memutuskan fokus menghadap depan saja. Tidak sopan.
Minggu besok memang mulai minggu ujian. Jihan sebenarnya sudah belajar semalam, tetapi karena ia ingin bertemu dengan Roro, makanya Jihan mengiyakan. Niat awal memang seperti itu, tapi lelaki di sebelahnya benar-benar membuat pikirannya tidak waras.
"Ada apa?" tanya Dhary ketika tahu Jihan ribut sendiri.
"Lo...seriusan deh pake parfum apa?"
"Parfum kakak gue. Kenapa? Gak enak ya?"
Enak banget, gue mau nangis.
"Nggak. Nggak papa. Btw, lo tahu rumah gue dari siapa?"
"Rahasia dong, Ji."
Jihan berdecih dan tertawa, "biar apa gitu?"
Dhary ikut tertawa dan menaikkan bahunya. Dia cuma ingin menggoda gadis itu saja.
Sesampainya di cafe, Dhary mengeluarkan Roro dari kandangnya, menyerahkannya pada Jihan. Sementara laki-laki itu meminta Jihan masuk duluan, ia memarkirkan mobilnya ke tempat yang lebih teduh.
Siang itu benar-benar diisi Jihan untuk bermain sepuasnya bersama Roro. Juga kucing-kucing lainnya. Dan Dhary juga belajar sambil sesekali melihat ke arah Jihan. Takutnya gadis itu kenapa-napa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Project
FanfictionLika-liku projek, studi pustaka, dan playlist belajar galau. Si keras kepala dan si paling sensitif sedang berusaha meraih title "Projek Terbaik" sekaligus belajar gimana caranya dua orang asing harus bertukar pikiran.