3

740 97 5
                                    

Sekarang renjun juga Yangyang, asistennya shotaro, dan Joy sang make up artis sedang berada dijalan. Renjun hanya diam saja sejak selesai wawancara itu.

"Njun?"

"Apa benar tuan Park Chanyeol itu akan bertunangan?" Ucap renjun yang melihat keluar jendela mobil itu.

"Iya renjun." Ucap Yangyang.

"Apa kalian sudah tau lebih dulu soal ini?" Ucap renjun tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Iya." Ucap ketiganya.

"Tapi, aku yang menyuruh shotaro dan Joy noona untuk merahasiakannya darimu njun. Aku tidak tau kalau mereka akan menanyakan itu padamu." Ucap Yangyang merasa bersalah pada sahabat sekaligus artisnya itu.

"Kapan mereka akan bertunangan Yangyang?" Ucap renjun dengan airmata yang bahkan telah keluar dari mata indah itu sejak tadi.

"Besok malam." Ucap Yangyang.

"Aaa, ini benar-benar diluar dugaan ku. Sepertinya aku memang tidak penting lagi baginya seperti ibuku. Yangyang, tolong buat janji dengan ceo NJM corp, aku harus memberikan sesuatu yang bibi seulgi titipkan padaku 10 tahun yang lalu untuk anaknya. Aku akan pergi sendiri setelah kau mengatur jadwalnya." Ucap renjun sembari menghapus kasar airmatanya.

"Aku mengerti njun, aku akan melakukannya." Ucap Yangyang.

"Apa jadwalku setelah ini?" Ucap renjun.

"Tidak ada Jun. Kau bebas sampai malam nanti. Apa ada yang ingin kau makan untuk makan siang Jun?" Ucap shotaro sembari memegang iPad dan melihat jadwal sang artis.

"Aku tidak ingin makan apapun. Aku sedang diet, belakangan ini berat badanku naik." Bohong renjun, Yangyang jelas tau kalau sahabatnya itu berbohong, tapi dia juga tidak bisa memaksa tunangannya itu untuk makan jika keadaan begini.

"Baiklah."

"Kau ingin aku antarkan ke apartemen atau kau mau ke agency dulu Jun?" Ucap Yangyang.

"Antarkan aku ke rumah sakit. Aku ingin menemui ibuku. Aku merindukannya. Setelahnya kalian bisa meninggalkanku." Ucap renjun datar.

"Baiklah. Kalau ada apapun langsung hubungi aku." Ucap Yangyang.

"Hmm."






















At. Hospital, ruangan vvip Son Wendy.

Terlihat seorang wanita masuk kedalam ruangan itu, dan diapun duduk di bangku tepat sebelah Wendy yang masih menutup matanya sejak 10 tahun yang lalu sampai saat ini.

"Wendy-ah, maaf karena eonni baru datang hikss... Eonni mengakui kalau eonni benar-benar payah hikss... Eonni terpaksa menuruti semua perkataan suami yang sangat menyakiti eonni bahkan suamimu. Maafkan aku karena baru datang. Kau harus bangun wendy, renjun hanya punya kau saat ini. Walaupun saat kau bangun nanti, kau akan kecewa setidaknya kau tidak akan terlalu sedih karena puteramu hanya milikmu selamanya. Tolong bangun untuk anakmu Wendy. Aku tidak sanggup melihatnya nanti jika kau tidak segera sadar. Ingat wendy, kau harus bangun demi anakmu. Eonni akan pergi dulu, nanti saat eonni sudah siap, eonni akan menemui renjun. Eonni pastikan akan selalu memantau keadaannya dari jauh." Ucap wanita itu lalu pergi setelah mengecup kening wendy.

Tak lama setelah wanita itu pergi, renjunpun sampai dan membuka pintu ruangan ibunya itu lalu diapun meletakkan bunga kesukaan ibunya itu di vas yang mana bunga itu sudah layu.

"Mama? Bagaimana kabarmu hari ini? Apa kau bahagia? Apa mimpinya sangat indah Mama sampai Mama tidak mau bangun? Apa mama bertemu dengan bibi seulgi disana? Apa bibi seulgi tidak mengijinkan Mama untuk kembali? Mama renjun membutuhkan mama. Baba sudah tidak perduli pada kita ma. Baba mengkhianati Mama, juga menyakitiku ma. Mama harus bangun. Renjunie Mama ini bertahan demi Mama, kalau Mama pergi. Bagaimana renjun bisa bertahan lagi ma hikss.... Bagaimana renjunie bisa hidup setelahnya ma hikss... Hidup renjunie sudah sangat kelabu sekarang. Renjun tidak ingin hidup dan hanya menjalaninya saja. Setidaknya jika Mama dan bibi seulgi akan pergi bawa renjunie. Renjunie hanya ingin bersama Mama hikss..." Ucap renjun sembari menangis dan memegang tangan ibunya itu dan menidurkan kepalanya disisi bangsal dengan tangan Wendy pada kepalanya.

"Mama hikss... Renjunie merindukan Mama hikss... Dulu sekali keluarga kita baik-baik saja ma, baba menyayangi kita. Tapi sekarang tidak lagi ma hikss... Tempatku bersandar sudah tidak ada lagi selain Mama hikss... Dulu bibi seulgi akan selalu menjadi tempat ku bersandar tapi dia pergi begitu cepat Mama hikss... Dan jika aku harus kehilangan Mama juga, mungkin aku juga akan ikut ma. Aku tidak sanggup menahan lagi semua ini ma hikss..."

"Mama tau? Bibi seulgi selalu mengatakan padaku, renjunie adalah anak yang kuat. Renjunie pasti bisa karena renjunie adalah anak mama. Renjunie ragu ma, apa kalau renjunie juga ikut menyerah bibi seulgi dan Mama akan marah pada renjunie?"
































At. Pemakaman.

Jaemin berjalan dengan wajah datarnya menuju makam dengan nama Kang Seulgi dengan bunga mawar putih lalu meletakkan diatas makam sang ibu dan diapun berjongkok.

"Mommy? Nana datang. Maaf karena Nana terlambat hari ini. Mommy bagaimana kabarnya disana? Apa disana indah mommy? Mommy sudah tidak terluka lagi bukan? Nana merindukan mommy. Mommy tau? Aku seperti pernah mengenali seseorang yang bahkan menangis hanya karena mengingat mommy. Apa sebenarnya yang aku lupakan setelah kehilangan mommy? Apa mommy tidak bisa membantuku mengingatnya bahkan datang dalam mimpiku dan mengatakannya mom? Aku mohon datanglah mom." Ucap jaemin sembari meneteskan airmatanya lalu mengelus papan nisan sang ibu. Tepat saat itu, jaeminpun melihat dua pasang kaki yang berada dihadapannya. Lalu diapun mengangkat kepalanya dan melihat datar pada pria dan wanita yang datang itu.

"Kenapa tuan Na kemari? Dan kenapa kau mengajak wanita itu?" Datar jaemin.

"Aku hanya ingin mengunjungi istriku. Juga meminta restu untuk menikah dengan Lisa. Kau juga jaga ucapanmu Na Jaemin. Dia adalah calon ibu tirimu." Ucap sehun datar dan akan meletakkan bunga kesukaan seulgi.

"Ibuku tidak akan menerima bunga dari pria seperti Anda. Pergilah. Dan bawa wanita sampah ini. Mau kau menikah atau apapun itu, jangan pernah datangi ibuku. Dan satu lagi, aku tidak ingin melihat kalian berdua." Ucap jaemin datar.

"Aku akan menurutimu. Karena ini adalah tempat umum. Aku tidak pantas marah disini padamu. Tapi, jaga sikapmu pada calon istri ayahmu. Dan satu lagi, jika kau tidak datang ke acara pernikahanku maka kau akan melihat apa yang bisa aku lakukan." Ancam sehun. Tapi, jaemin hanya berwajah datar saja.

"Sudahlah sayang, jangan terlalu keras dengan puteramu." Ucap Lisa yang bermuka dua.

"Pergilah " datar jaemin dan keduanya pergi begitu saja. Sedangkan jaemin langsung kembali berjongkok dan mengelus batu nisan sang ibu.

"Mommy, sudah. Mommy tenang saja. Aku sudah mengusir orang yang menyakiti mommy. Aku pergi dulu mom. Besok aku akan kemari lagi. I love you mom." Ucap jaemin lalu mencium batu nisan itu dan pergi dari area pemakaman itu setelah menghapus airmatanya dan berwajah datar kembali.
























































®®®

STAY (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang