9

629 91 4
                                    

Jaemin keluar dari kamarnya dan melihat kedua sahabatnya itu dengan tatapan datar lalu duduk dihadapan keduanya.

"Kenapa kalian datang?" Datar jaemin.

"Jaemin, apa aku harus diam saja kali ini?" Ucap jeno.

"Apa maksudmu?" Ucap jaemin datar sembari menatap jeno.

"Sekarang Daddy ku sudah secara terang-terangan pada mommyku soal hubungannya dengan sih jalang itu." Ucap jeno menahan amarahnya.

"Kalau begitu, kau harus bertindak bukan? Kau bisa mengumpulkan semua bukti lalu memberikannya pada media dan semuanya akan selesai. Wanita itu akan malu seumur hidup, karena aku juga akan melakukan hal yang sama." Ucap jaemin.

"Jaemin, kau sedang marah sekarang? Yaampun, aku benar-benar datang diwaktu yang salah dengan jeno. Apa yang terjadi padamu memangnya?"

"Jalang tuan Na mengatakan kalau aku harus mau di jodohkan dengan anak dari jalang tuan Kim." Ucap jaemin datar.

"Apa yang akan kau lakukan jaemin?" Ucap jeno merasakan aura jaemin yang sangat gelap.

"Pertama aku harus menyelamatkan seseorang dulu, lalu membalaskan semuanya termasuk dendam ibuku." Ucap jaemin datar.

"Jaemin, kau harus tenang." Ucap Haechan.

"Aku selalu menanggapi semuanya dengan tenang, tapi tidak lagi. Aku sudah tak sanggup lagi. Jadi, kau ingin ikut dengan rencanaku jeno?" Ucap jaemin.

"Tentu saja. Asal mommyku terlepas dari semua rasa sakit ini." Ucap jeno.

"Oke, mari bertemu nanti malam, kurasa kalian berdua di undang keacara pertunangan Park Chanyeol."

"Kau akan mulai dari sana?"Ucap Haechan.

"Tentu saja." Ucap jaemin dengan smirknya dan jujur saja baik Haechan ataupun jeno tak bisa membaca pikiran jaemin saat ini.










At. Agency.

Jisoo menuju ruangan latihan dimana boy grup anaknya sedang berlatih lalu diapun masuk begitu saja hingga semuanya membungkuk.

"Mommy? Kenapa kemari?" Bingung Jun kyu mendekat.

"Mommy sudah mengajukan izin pada sajangnim untukmu. Jadi, malam ini kau akan ikut aku." Ucap jisoo.

"Memangnya kita mau kemana mom?" Bingung Jun kyu.

"Sudah ikut saja. Ayo." Ucap jisoo dan Jun kyu hanya bisa mengikuti ibunya itu.












Hari menjelang malam dan sekarang renjun tengah menatap jaemin bingung karena tak tau akan kemana, dia hanya takut kalau pikirannya benar, dan jaemin ingin mengajaknya menghadiri acara pertunangan ayahnya. Dia tak akan sanggup.

"Nana?" Jaemin lantas melihat kearah renjun lalu diapun berjongkok dihadapan renjun yang duduk diatas tempat tidur sembari menggenggam kedua tangannya.

"Kenapa hmm? Kepala kamu masih sakit?"

"Tidak. Tapi, kita mau kemana Nana?"

"Ke acara tuan Park." Renjun lantas menunduk karena ternyata tebakannya benar.

"Aku ingin kita datang, dan membalas dendam pada semuanya. Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." Ucap jaemin.

"Kau tidak mengenal baba ku jaemin. Kau salah jika melawannya."

"Aku tidak melawannya. Aku hanya ingin meminta dengan baik anaknya. Karena aku akan menikahi anaknya cepat atau lambat." Ucap jaemin sembari menatap renjun yang hanya terdiam menatapnya.

"Apa kau serius jaemin? Bagaimana kalau perasaanmu ini hanya sesaat. Kita sudah lama tak bertemu, mungkin saja sekarang kau hanya masih bingung dengan perasaanmu padaku." Ucap renjun. Jaemin lantas tersenyum lalu membawa satu tangan renjun menuju dada kirinya.

"Bagaimana? Kau merasakan debarannya bukan? Dia selalu berdebar saat bersamamu bahkan melihatmu dari jauh. Apa itu artinya aku salah injunie? Mungkin pertemuan kita sejak awal adalah takdir tapi ingatanku yang kembali adalah bagian dari benang merah yang mengikat takdir kita." Ucap jaemin. Dan renjun hanya menatapnya karena tak bisa mengatakan apapun lagi. Jaemin benar-benar membuatnya yakin dan tidak akan takut dengan apapun, karena dia tidak sendiri, ada jaemin yang akan selalu bersamanya dan menjadi tempatnya berpulang begitu pula sebaliknya.





















































®®®

STAY (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang