7

659 87 7
                                    

Jaemin masih terus memandang renjun yang masih betah menutup matanya itu sembari terus mengelus kepala renjun.

Drrtt...Drrtt...Drrtt....

Jaemin menatap malas ponselnya yang tertera nama dari ayahnya.

"Cepat temui aku Na Jaemin."

"Aku tidak punya waktu." Ucap jaemin tak kalah datar.

"Temui aku sekarang juga. Atau kau tau apa yang bisa aku lakukan." Panggilan itu berakhir dan diapun langsung melihat renjun.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Jay masuk dan diapun langsung membungkuk.

"Ini Presdir." Ucap Jay memberikan obat itu pada jaemin. Jaemin hanya menatapnya datar dan menerima obat untuk renjun itu.

"Kau bisa pergi. Nanti saat kau keluar, suruh bibi kwon memasak bubur." Ucap jaemin datar.

"Baik Presdir." Ucap Jay mengerti lalu diapun langsung membungkuk dan keluar dari kamar sang atasannya itu.  Jaemin meletakkan obat itu di atas nakas dan terus menatap renjun.

"Injunie, aku pergi dulu. Hanya sebentar. Aku janji. Semoga kau lekas sembuh sayang." Ucap jaemin pelan lalu diapun mengecup kening renjun lama dan pergi untuk bertemu dengan ayahnya itu, walaupun dia sangat tidak mau bertemu dengan pria tua itu.




















At. Na corp.

Jaemin memasuki perusahaan ayahnya itu, lalu diapun langsung masuk keruangan ayahnya dengan wajah datarnya. Disana dia juga melihat Suho, ayah dari sahabat nya yang tak jauh berbeda dengan ayahnya itu.

"Duduk." Datar sehun. Jaemin langsung duduk dengan wajah datarnya itu.

"Ada apa?"

"Daddy akan menjodohkanmu dengan anak dari sahabat kekasih Suho Hyung, Kim Jun Kyu anak dari Kim jisoo." Jaemin hanya tertawa hambar lalu diapun berdiri dari duduknya.

"Jangan pernah mengatur urusan masa depan saya. Dan mengatur siapa yang akan saya nikahi. Kau tidak berhak, karena ini adalah urusan saya. Dan saya yang akan menjalaninya, jadi jangan pernah ikut campur, tuan Na Sehun yang terhormat. Juga anda tuan Kim suho. Saya pergi." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi begitu saja tapi terhenti karena perkataan sehun.

"Kalau kau tidak mau, maka itu berarti kau siap kalau aku membuatmu kehilangan semua yang telah kau miliki."

"Silahkan. Karena saya tidak akan merasa kehilangan sekalipun saya miskin. Camkan itu, dan jangan pernah anggap saya anak Anda jika Anda saya berani membuat ibu saya menderita. Karena menjadi anak Anda cukup sulit bagi saya." Datar jaemin.

"Kalau begitu silahkan ubah nama belakangmu."

"Akan saya lakukan." Ucap jaemin datar lalu pergi begitu saja.








Kembali lagi ke mansion jaemin, lebih tepatnya dikamar jaemin, renjunpun membuka matanya secara perlahan dan kaget melihat kalau dia ditempat asing bahkan dengan infus ditangannya. Dan dia sangat tau kalau ini bukan rumah sakit sama sekali.

Ceklek.

Renjun melihat kearah pintu yang terbuka dan diapun melihat wanita tua yang mendatanginya, dia berpikir mungkin wanita tua ini yang menolongnya.

"Nyonya sudah sadar?"

"Ne?" Bingung renjun.

"Tuan jaemin mengatakan kalau nyonya harus istirahat dulu, karena nyonya sangat lemah."

"Tuan jaemin? Saya ada di rumah Presdir Na?"

"Iya nyonya."

"Saya akan pulang bi." Ucap renjun akan melepaskan infusnya tapi ditahan oleh bibi kwon.

"Tolong jangan nyonya. Saya tidak mau tuan jaemin memarahi saya."

"Tidak akan bi, tolong biarkan saya pergi." Ucap renjun.

"Tapi nyonya?"

"Saya mo—"

Ceklek.

Jaemin kaget melihat renjun yang telah sadar dan langsung mendekat dengan wajah cemasnya itu.

"Bi, kau bisa keluar " Ucap jaemin datar dan bibi kwon langsung keluar setelah meletakkan bubur di nakas. Renjun hanya menatap jaemin dan terdiam.

"Kau baik-baik saja injunie? Apa ada yang sakit?" Cemas jaemin sembari memegang kedua tangan renjun.

"Ne?" Kaget renjun, dan dia mulai berpikir apa jaemin mengingatnya? Mungkinkah itu? Tapi dia tak mau berharap terlalu banyak.

"Kau baik-baik saja bukan? Apa yang sakit?" Ucap jaemin cemas dan diapun langsung memeluk renjun dan mengeratkan pelukannya sembari menangis.

"Jangan tinggalkan aku lagi injunie hiksss..." Ucap jaemin sembari menangis.

Renjun lantas terdiam dan diapun langsung membalas pelukan jaemin karena jujur dia sangat membutuhkan pria ini, sekali ini saja biarkan dia egois untuk dirinya sendiri. Untuk kali ini saja, dia ingin menggantungkan hidupnya saat ini pada jaemin karena dia sudah sangat lelah. Lelah sekali.















































®®®

STAY (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang