4

714 91 1
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 00:00kst. Terlihat renjun yang bahkan masih betah berada di rumah sakit, dan sekarang dia tengah berada di rooftop rumah sakit itu, tanpa pakaian yang bisa membalutnya dari hawa dingin karena dia hanya menggunakan baju kaus dengan lengan panjang dan celana jeans yang tidak akan bisa membuat tubuhnya hangat. Dia menatap bintang yang bersinar dengan terang di atas langit.

"Bibi seulgi, apa kau bisa mendengarku? Apa kau sedang bersama dengan Mama? Bibi bisakah kau mengatakan pada Mama kalau aku merindukannya? Bisakah bibi mengatakan kalau aku sangat membutuhkannya. Bibi seulgi, aku mohon tolong bujuk Mama untuk kembali hikss... Aku tidak bisa tanpa Mama hikss..." Ucap renjun sembari menangis bahkan sampai terduduk tanpa mengetahui seseorang yang merekamnya saat ini karena perasaannya sangat kalut dan dia benar-benar tidak sanggup untuk menjalani hidup lagi. Kalau memang mamanya akan pergi atau dinyatakan tiada maka dia akan menyiapkan peti matinya sendiri.








Ditempat berbeda, tepatnya di apartemen mewah terlihat jaemin yang berdiri di balkon kamarnya tanpa ada niatan untuk tidur, karena ntah kenapa pikirannya di penuhi oleh sosok Jun atau Park Renjun itu. Dia benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan otaknya kali ini.

Ting!

Jaemin melihat ponselnya dan tertera sebuah kiriman video dari Jake salah satu asistennya dan diapun membukanya, dia benar-benar terkejut sekaligus merasakan sudut hatinya terluka saat mendengar Isak tangis itu. Ternyata Haechan benar, renjun bukan orang yang seceria dan sekuat kelihatannya. Dia hanya seorang pria lemah yang sudah tidak menginginkan hidupnya sendiri.

Dan tanpa sebab airmata jaeminpun jatuh begitu saja. Lalu diapun melemparkan ponselnya begitu saja lalu menatap langit yang penuh dengan bintang itu.

"Mommy. Kalau kau bisa mendengar perkataanku. Tolong datang lewat mimpiku mom. Aku benar-benar tidak bisa mengerti apa maksud dari ini semua? Ikatan apa yang terjadi padaku sebenarnya?" Monolog jaemin sembari membiarkan airmatanya berjatuhan dan tak lama setelah itu diapun masuk kedalam dan mulai merebahkan dirinya hingga jatuh tertidur.



"Hai injunie?" Ucap jaemin yang berumur 17 tahun itu.

"Jaemin. Namaku renjun, Park Renjun bukan injun." Ucap pria mungil yang saat itu memang berada di taman rumah sakit karena itu adalah rumah keduanya saat ibunya koma.

"Itu panggilan ku untukmu. Kenapa? Kau keberatan? Tapi, saat ada mommy ku kau tidak keberatan." Ucap jaemin.

"Baiklah terserah saja." Ucap renjun datar.

"Kau juga harus memanggilku Nana." Ucap jaemin sembari duduk disebelah renjun dan menariknya agar renjun menyandarkan kepalanya pada dada bidang jaemin.

"Hmm. Nana-ya?"

"Iya?"

"Mamaku pasti akan sembuh bukan?"

"Hmm pasti. Bibi Wendy akan sembuh dan kau tidak perlu cemas karena aku ada disini bersama dengan mommy menjadi rumahmu dan sandaranmu."

"Makasih." Ucap renjun semakin menyamankan dirinya.

"Hmm. Tidurlah. Aku tau kau sangat mengantuk." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun.


"Mommy awas!!!!" Teriak jaemin yang berada didalam mobil dengan sang ibu karena sebuah truk yang malah mendekat dan menabrak mobil mereka. Hingga mobil itu terbalik-balik dan masuk kedalam jurang yang tidak begitu dalam.

Seulgi melihat anaknya yang sudah tidak sadarkan diri lalu berusaha mengeluarkan anaknya dari dalam mobil itu dan tepat saat dia akan menjauh mobil meledak hingga seulgi jatuh dan tertimpa pintu mobil yang lepas. Tapi di detik-detik kesadarannya diapun melihat anaknya dengan tangan yang seakan-akan bisa menggapai anaknya.

"Nana. Mommy harap kau tidak pernah mengingkari janjimu pada injuniemu. Tetap bersama nya sayang. Kau harus bertahan demi cintamu padanya. Jangan ikut mommy dan meninggalkannya. Bangunlah untuk renjun, Na Jaemin!"





"MOMMY! RENJUN!"  Teriak jaemin yang bangun dari tidurnya dengan airmata yang mengalir dan memegang dadanya dimana jantungnya berdetak semakin cepat.

Drrtt...Drrtt....Drrtt....

Jaemin mengalihkan atensinya pada ponsel yang satunya dan tertera nama Jay.

"Ada apa?" Datar jaemin yang berusaha menyembunyikan suara paraunya.

"Maaf saya mengganggu Presdir. Manager dari Jun meminta janji temu. Kapan Presdir bisa?"

"Katakan padanya jam 12:00kst. Sebelum jam makan siang. Mengerti?"

"Tapi besok Anda ada rapat setelahnya dengan Presdir Hwang dari HHJ corp "

"Batalkan. Mengerti?" Datar jaemin.

"Baik Presdir."




































®®®

STAY (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang