"Ulah lo kan?!", hardik Hadrian.
Hanya satu orang yang bisa membuat hari-hari Drian yang sepi dan tenang menjadi heboh nan menakjubkan. Dia lah Reynanda, tetangga sekaligus teman sejak mereka main pelosotan di TK. Kelakuan Rey yang tak mengenal akal...
Kangen Minvan atau kangen Duo dangdut SuRey dan SuDrie?
Jangan lupa nih ramaikan dengan komen biar mimin tidak gabut🤣
Dari pada banyak bacot langsung aja!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>><<
–Menjadi juara, bukan berarti mendapat tepukan tangan paling keras dan medali emas, tapi bagaimana tetap bertahan di titik rasa sakit yang bagai kutukan–
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>><<
Gedung olahraga yang tadi penuh euforia, perlahan mulai tenang dan meninggalkan kekosongan karena para penonton serta beberapa tim karateka dari berbagai Dojo sudah pergi–hanya menyisakan segelintir orang yang masih berkeliaran di sekitar.
"Gila, gila! Ini emas betulan lho, Drie!" Kata Rey mengembalikan medali yang tadi sudah berkali-kali difotonya pada Drian. "Terus, entar kita jual buat berangkat liburan ke Jepang?"
"EHEM!!"
Tanpa Rey dan Drian tahu, Sado telah berdiri di belakang mereka, mendengar semua celoteh asal seorang Reynanda lalu menghardik dua muridnya dengan mode berdeham keras.
"S-sensei." Rey mengeluarkan cengiran khasnya lalu berdiri tegap di samping Drian.
Setelah mendapat ucapan selamat dan perayaan kecil dari Sado atas pencapaian menakjubkan mereka dalam kejuaraan, Drian serta Rey pun pamit pulang.
"Yo, champion!" Panggil Rey sambil membuka pintu penumpang mobil Drian yang berada di parkiran. "Jangan lupa entar malam traktir gue!"
"Barusan bukannya udah?"
"Ya kan tadi ngikut selera Sensei yang apa tadi? Sushi, sashimi, cumi, yang semuanya gue alergi!!"
Drian terkekeh lalu duduk di kursi kemudi.
"Ayo lah, Drie! Keluar, have fun nanti malam, jangan jadi nggak asyik setelah jadi juara! Ini harus dirayain!"
Drian membalas dengan dengusan dan mulai menyalakan mesin Panamera serta pendinginnya.
