Happy Reading!
˙︶˙
Sepulang sekolah tanpa sadar Jisung menunggu sosok si lumba lumba yang masih berada didalam ruangan bertuliskan ruang osis.
Cukup lama Jisung menunggu di depan kelas, sampai tak ada murid lain selain dirinya, dan para osis yang sedang sibuk ntah membahas apa.
Jisung menatap pintu yang tertutup itu sekali lagi, akhirnya pintu itu terbuka dan menampakkan sosok pria manis yang menekuk wajahnya lesu, Jisung menatap Chenle heran dari kejauhan.
Merasa ada yang melihat kearahnya, Chenle menatap Jisung yang seolah olah dirinya baru keluar dari kelas.
Seketika wajah Chenle berubah ceria, senyum manis mengembang di kedua sudut bibirnya, dengan rasa bahagia Chenle berjalan dan sedikit berlari kearah Jisung yang berjalan kearah pagar, dan seperti hendak pulang.
"kak jisung! Kak jisung! "
Chenle terus berlari, sampai akhirnya dirinya berhasil sampai dan berhasil mengimbangi langkah Jisung yang panjang itu.
"pelan pelan dong kak jalan nya"
Jisung tak memedulikan Chenle, ia malah sengaja mempercepat jalan nya itu, Chenle menarik tas selempang Jisung, menahan Jisung agar jalan lebih santai, jika seperti ini, mereka terlihat seperti main kejar kejaran.
"kak jisungg! Pelan pelan! "
Jisung berhenti, karena Jisung berhenti mendadak Chenle yang berada di belakang Jisung jadi menabrak punggung lebar Jisung, Chenle mengaduh kesakitan, hidung nya terasa akan patah.
"kenapa tiba tiba berhenti? "
"lo yang suruh"
"lele suruh pelan pelan bukan berhenti "
Mereka mengobrol tanpa melihat satu sama lain, Chenle yang sibuk mengusap usap wajah nya, dan Jisung yang bersikap tak peduli.
"kaki lo pendek"
"kak jisung nya aja yang kepanjangan, makan apaan sih? Tiang listrik? "
Chenle melangkah maju, dirinya dan Jisung kini saling pandang dan berhadapan satu sama lain.
Chenle menunjuk nunjuk Jisung.
"ngaku aja kak, lele ini pinter jaga rahasia loh, kak jisung makan tiang listrik kan? "
Jisung menghembus kan nafas lelah, keputusan untuk menunggu Chenle ternyata kesalahan yang fatal, kalau saja Jisung pergi bersama teman temannya, Jisung tak akan berbicara hal yang tak masuk akal begini.
"kak jisung jawab dulu, kak jisung makan tiang listrik ya? "
"tiang listrik enak nya dibikin apa kak? "
"tiang listrik goreng? Tiang listrik rica rica atau tiang listrik sambal balado?"
"oh! Atau sate tiang listrik? "
˙︶˙Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi kebanyakan orang, yap ini adalah hari minggu.
Tak seperti kebanyakan orang, jika semua orang sibuk berlibur, seorang pria manis ini malah disibukan mempersiapkan sesuatu di sekolahnya, Zhong Chenle bertugas bersama anggota osis lain nya untuk mengurusi persiapan lomba basket di sekolah nya.
"kerja kerja! Jangan males malesan terus kerja nya! "
Teriak seorang pria berkulit madu itu, Lee Haechan, ketua osis yang mulutnya tercipta sangat banyak, dan sangat berisik melebihi Chenle.
Sejujurnya Chenle sangat menyesal, karena dirinya mengajukan diri sebagai anggota osis, disaat murid lain berpura pura tak mendengar, dengan percaya dirinya Chenle malah mengangkat tangan nya dan mengajukan diri sebagai anggota osis.
"ITU YANG DI SANA, KENAPA CUMA BENGONG? "
Haechan berteriak dan menunjuk Chenle yang kaget karena ditunjuk Haechan.
"saya?"
"iya kamu, dari pada bengong ga jelas mending ke matrial beli bahan bahan yang kurang"
Chenle tersenyum canggung, lalu mengangguk kepala cepat, dari pada dirinya di marahi lebih baik Chenle menuruti apa kemauan kakak kelas nya dan ketua nya itu.
˙︶˙
Jarak matrial dari sekolah nya tak terlalu jauh, Chenle jadi tak perlu repot repot minta diantar teman osis lain nya karena dirinya tak bisa mengendarai motor.
Jadi dengan santai dan sedikit bernyanyi nyanyi kecil, Chenle berjalan dan menikmati pemandangan pagi yang indah ini.
Sekarang baru jam 8 pagi, dan acara nya akan mulai jam 3 sore, benar benar menguras energi.
Sebuah tangan memegangi kening nya, yang hampir menabrak tiang listrik, Chenle menatap tangan yang masih menempel di kening nya.
"makasih banget, untung aja ada lo-"
"-kak jisung? "
Jisung melepaskan tangan nya dari kening Chenle.
Jisung sedang berlari pagi, dan latihan basket untuk acara nanti sore di sekolah bersama teman teman nya.
Dan tak sengaja dirinya melihat pria mungil yang berjalan sambil menundukkan kepala.
Jisung pikir pria itu sedang mencari sesuatu ditanah, dan saat melihat pria itu hampir menabrak tiang listrik, Jisung jadi berlari menghampiri pria itu.
Karena Jisung teringat kata kata Chenle saat membahas tiang listrik, entah mengapa kata kata itu sedikit menghibur dirinya, dan tak sadar pikiran itu malah tertanam di otaknya.
"gue bukan setan, gausah lebay"
Chenle tertawa.
"iya juga ya? Tapi kak, rasanya ketemu orang yang di suka itu rasanya bahkan lebih ekstrem dari ketemu setan, kalo ga percaya tanya aja sama-"
"diem"
Jisung menutup mulut Chenle menggunakan kedua telapak tangannya, Chenle menepuk nepuk telapak tangan Jisung, rasa nya tak bisa nafas karena Jisung menutup mulu serta hidungnya.
Jisung melepaskan tangan nya dari mulut Chenle, lalu mengelap tangan nya pada baju yang Chenle pakai.
"kak jisung! Engap tau ga? "
"ga"
Chenle hendak berkata lagi, tapi mulutnya seperti tertahan saat otaknya baru berhasil memproses kejadian barusan.
Tangan Jisung berada di kening nya, lalu mulut Jisung berada dimulutnya, dan tadi Jisung menyentuh dada nya, tak hanya menyentuh Jisung tadi mengusap dadanya! (si jisung meper/ngelap di baju chenle)
Apakah itu tandanya Jisung menyukai dirinya?
Blush!! Pipinya memerah, Chenle menatap Jisung malu malu, yang ditatap bingung harus berbuat apa, ada apa lagi dengan bocah ini?
"kak jisung, ayo pacaran! "
˙︶˙
Tbc ayangieee!
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Semanis coklat <jichen>
ContoMengisahkan tentang seorang siswa manis yang menyukai kakak kelas nya, dengan berani ia menyatakan perasaan nya dengan sekotak kue coklat berbentuk hati. Walau terus di tolak berkali kali, ia tak akan mudah menyerah! Zhong Chenle namanya, ia harus...