7. Dijodohin?

199 141 17
                                    

"bangun siang.... gosok gigi... cuci mukaa... tidur lagi" gadis ini bersenandung kecil sambil menggosok giginya, ia mulai berkumur kumur untuk membersihkan sisa busa pasta giginya dan membuangnya, setelah selesai menggosok gigi dan mencuci muka ia mulai bercermin, menatap wajahnya di cermin dan menata rambutnya.

ia kembali ke kamarnya dan melihat notif di handpone nya.

"ini siapa coba ?" gumam Moa. Moa meletakkan hp nya dan kembali merebahkan dirinya di kasurnya. memejamkan matanya dan memeluk bonekanya.

"Moa !! turun nak makan dulu" teriak Mina- bunda Moa yang berada dapur.

"Iya bun ..... otw " dengan langkah berat Moa berjalan keluar kamarnya dan berjalan menuju ke meja makan.

"pagii anak ayahh" sapa Davino - ayah Moa yang sedang duduk di sofa. Moa tidak tidak begitu memperhatikan sekitarnya, pandangannya hanya tertuju pada meja makan yang sudag terisi beberapa lauk, ia hanya menjawab sapaan ayah nya dengan suara yang khas orang bangun tidur.

"pagi juga ayahnya Moa " Moa duduk di kursi dan hendak mengambil makan namun tangannya sudah di cekal dulu oleh abangnya.

"selamat pagi abang sayang nya mana?" ucap Daniel sambil mengusak rambut Panjang Moa, Moa melihat ke arah ruang tamu dan ia terkejut siapa yang ada di sana.

"i - itu tamu ayah bang? ! " tidak ada jawaban dari Daniel, ia nampak sibuk dengan ponselnya.

"bang Daniel Alivinooo " panggilnya lagi saat tidak mendapat jawaban dari Daniel.

"kenapa sayangku? "

"budeg emang lu bang. syalan" umpat Moa.

"Adekk ! siapa yang ngajarin kayak gitu hum? gabolehh" Daniel meletakkan handphonenya dan beralih ke pipi adekknya yang menggemaskan itu.

"yaa lagian abang di ajak ngobrol malah senyam senyum liatin hape, kesel adek UDAHH MAININ PIPINYAAA SAKITT" Moa mengerucutkan bibirnya dan melipat tangannya di meja.

Tiba - tiba sebuah tangan mencubit pipinya, Moa terkejut dan langsung menoleh.

"anak ayah kenapa hm? kok cemberut gitu? laper ? ayok makan" Ucap Davin.

"abang nihh yaahh gajelas" moa mulai mengadu kepada ayahnya.

"tadi si adek ngomong ..mhh" sontak Moa membungkam mulut Daniel dan mendesis 'shuttt'

Davin menggeleng gelengkan kepala, heran dengan kedua anaknya ini, setiap hari ada saja yang di permasalahkan.

"ayo Kar, Ngga, kita makan sama sama" dua orang yang di panggil pun segera menghampiri dan mulai duduk di meja makan, mereka adalah Karviano ayah Anggara yang sedang bertamu pagi itu, bisa di bilang sudah menjelang siang. Angga duduk berhadapan dengan Moa dan memperhatikan Moa, mencoba mengingat sesuatu.

"loh berarti dia ini adek lu bang?" tanya Angga.

"bukannya kalian udah pada tau? Kenapa respon lo kaget banget gitu si ngga?" tanya Daniel, alisnya berkerut.

"gue ga tau bang, gue tau dia juga karena acara pensi waktu itu, Moa nyanyi waktu itu"

"ohh kalian udah saling kenal? Masa suara cempreng gini nyumbang lagu?" Moa tambah mengkerucutkan bibirnya, Daniel terkekeh pelan mendengarkan obrolan itu.

"Ayahhhhh ihh kepaksa lohhh" rengek Moa

"tuh kan lihat suaranya aja kaya gitu" Davin sangat senang menggoda putrinya ini, manjanya akan keluar saat ia sedang di goda seperti ini.

"bener om, kemaren dia perfom untuk ulang tahun sekolah tapi ada insiden lampu mati trus dia kabur dan ga mau lanjutin nyanyinya" jelas Angga kepada davin

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang