Setelah kejadian di cafe waktu itu, mama Hira tidak membuat Alana lagi untuk pergi kemanapun sendirian apalagi naik angkutan umum.
Seperti pagi ini Alana akan berangkat ke kampus, namun sopir pribadi mama Hira sedang di rumah sakit karena semalam anaknya demam tinggi.
"Ma, Alana berangkat dulu ya" Setelah menyelesaikan sarapannya Alana pamit, rencananya ia akan naik ojek online saja.
"Kamu tunggu Bian aja ya, kamu gak boleh naik angkutan umum" perintah mama Hira.
Mata Alana membola, maksud mama Hira ia dan Bian akan berangkat bersama what??
"Maksud mama Alana berangkat sama kak Bian?"
"Iya, emang kenapa? "
Uhuk.. Uhuk..
Bian menoleh ke arah mamanya, saat ini mereka sedang sarapan bersama. Mama Hira tak mengidahkan tatapan Bian.
"Bian kamu anter Alana sampai kampusnya oke!!"
Bian menoleh lagi, seolah ingin protes.
"Tidak ada penolakan, lagian kampus Alana sama kantor kamu searah" Namun belum sempat ia melontarkannya terlebih dahulu di potong oleh mama Hira.
___
Saat ini mereka sedang mobil, Alana dari tadi hanya memandang ke arah jendela. Sama halnya dengan Abian yang fokus pada setirnya dengan muka dingin khasnya.
Saat sedang menyetir, tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Abian menggapai ponsel yang berada di dashboard mobilnya.
Halo sayang...
Mendengar kalimat itu, membuat Alana tersentak.
Kuat Al, dia udah pernah bilang bahwa dia punya pacar, batin Alana.
Alana tak mau lagi mendengar percakapan itu, sebisa mungkin ia pura-pura menyibukkan diri dengan bermain ponsel.
Iya, aku juga kangen, sampai jumpa nanti maybe.
Itu adalah kalimat terakhir yang Alana dengar, sebelum panggilan di putus oleh Abian.
"Kak berenti di depan aja" Malas jika di antar Bian sampai kampus, bisa-bisa nanti dia di gosip. Ia memilih berjalan dari simpang yang jaraknya hanya 300 meter.
Bian menghentikan mobilnya susuai dengan perintah Alana, saat Alana hendak keluar
"Ingat.. Jangan pernah campuri urusan gue!!" Abian mengingatkan takut-takut jika gadis ini mengadu pada mamanya.
Alana hanya mengangguk, setelah itu keluar dari mobil tanpa mengucap sepatah kata pun. Karna percuma saja berucap pasti takkan di balas Bian.
"Al, kata bg Veri lo gak kerja di cafe lagi ya?" Celutuk Ria, saat bertemu dengan Alana di koridor kampus.
Veri adalah seniornya saat bekerja di cafe.
"Iya Ri, tante gue nyuruh gue berenti" bohong Alana.
"Tante? bukannya lo selama ini hanya hidup sendiri ya di sini?" seingatnya Ria, Alana pernah bilang jika ia tidak mempunyai siapa-siapa di sini.
"Emmm...maksud nya, tante gue itu baru pindah ke kota ini jadi sekarang gue tinggal sama mereka" Jelas Alana, ia belum bisa mengatakan semua ini pada Fatim dan Ria. Jika sudah saatnya pasti Alana jelaskan.
"Fatim mana?" dari tadi Alana tak melihat Fatim, biasanya mereka selalu berangkat berang.
"Gak masuk, katanya lagi datang bulan" Wajah Ria meles, padahal ia sudah bela-belain datang ke rumah Fatim hanya untuk menjemputnya.
"Sabar-sabar, ya gitu derita ojek pribadi" Kata Alana mengejek, membuat Ria tambah kesal.
FYI, Fatim setiap tamu bulannya datang apalagi hari pertama selalu tidak masuk kuliah karna senggugut😅
___
"Ri, temenin gue ngasih ini yok" ajak Alana,ia akan mengumpulkan sketsa yang sudah di buatnya karna saat ini jam perkuliahan mereka telah selesai.
"Waww, gila keren banget... " Ria berdecak kagum melihat beberapa sketsa yang telah Alana selesai kan.
"Gue sih yakin Al, lo bakal menangin ni lomba" tebaknya lagi.
"Do'ain aja, kalau gue menang lo sama Fatim akan gue traktir deh"
"Serius lo?"
Alana menganggukkan,
"Makanya ayok temenin gue" Ajaknya lagi."Yaudah, tapi tunggu bentar" Ria membereskan barang bawaannya, setelah selesai ia langsung mengajak Alana.
"Yok!!" mereka keluar dari kelas.
bersamaan."Lo tau Al, kalau lo menang hadiah 25 juta men" celutuk Ria, saat mereka sedang berjalan menuju tempat pengumpulan sketsa.
"Serius lo, ah gak yakin gue.. Masa cuman buat sketsa baju aja hadiahnya 25 juta"
"Serius gue, lo tau gak yang ngadain ni lomba seorang pemilik butik terkenal lah pokoknya"
"Lo sih gak mau cari tau selak beluk nih lomba"
"Kan ada lo yang ngasih tau... " Alana terkekeh di akhir kalimat nya.
___
"Makasih ya Ri, udah nganterin gue" Alana berucap sambil melepaskan helm yang berada di kepalanya.
"Gila Al, rumah om sama tente lu besar dan megah banget" Ria berdecak kagum melihat bangunan di depannya ini, dari tadi ia tak menyahut ucapan Alana.
"Al kalo lo mau berak pakek eskalator gak?" Sungguh pertanyaan yang tak bepaedah.
"Apaansih Ri" Alana menepuk bahu Ria memang otak sahabat nya satu ini agak sebleng.
"Hehehe.. Soalnya gue liat di tik tok sih gitu"
"Kena syndrom tik tok nih lo pasti, yaudah ayo mampir..." Ajak Alana.
"Bukannya gue nolak Al, apalagi di ajak masuk ke istana kek gini tapi serius gue ada kegiatan... Lain kali aja ya" Setelah mengatakan itu Ria pergi tak lupa mendada Alana.
Segini dulu ya bestie😅
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Abian
Teen FictionAbian Putra Pratama anak tunggal dari keluarga yang berpengaruh di Indonesia. Tampan, kaya, pinter paket komplit deh pokoknya. Di usia yang masih muda dia sudah menjadi CEO di salah satu perusahaan ayahnya. Hingga suatu ketika orang tuanya mengang...