Selamat membaca bestieee...
Alana sudah siap dengan setelan kampusnya, ia berangkat pagi ini karena ada kelas pagi.
Alana berjalan ke meja makan, ia mendapati Abian juga di sana.
"Duduk" titah Bian penuh penekanan.
"Makan, kita berangkat bareng" Kata Bian.
Alana duduk, ia hanya memakan selembar roti yang di olesi selai coklat dan segelas susu. Tak lama bi Aru datang membawa kotak bekel.
"Non, ini bekel untuk Non" Kata bi Aru sambil memberikan kotak bekal itu.
"Makasih bi, maaf merepotkan" Kata Alana tak enak hati.
"Gak merepotkan sama sekali non" kata bi Aru tulus.
"Ya udah bi, Alana berangkat ya bi" Kata Alana kemudian bangkit dari duduknya.
Takk
Abian meletakkan sendoknya, karena belum menghabiskan makanannya.
Alana yang melihat itupun berkata" Lanjut aja, aku tunggu di teras"Katanya lalu berjalan ke arah depan.
Alana duduk di teras sambil memainkan ponselnya untuk melihat media sosialnya.
Tak berapa lama panggilan masuk ke ponselnya.
Assalamu'alaikum.
Waalaikumsalam,Alana?
Iya saya sendiri..
Alana ini saya Helmi.
Ahh Iya....ada pak?
Bagaimana Al, kamu bisa hari ini ke konveksi?
Bisa pak, tapi saya ada kelas pak sampai jam 2.
Ya sudah.. kebetulan saya ada lewat dekat halte kampus kamu jam dua nanti, jadi kita berangkat nya bareng.
Baik Pak, nanti bapak telpon saja saya kalau bapak sudah di dekat kampus.
Oke kalau begitu, sampai ketemu nanti.
Assalamu'alaikum.Waalaikumsalam.
Dari balik, Bian sekilas mendengar pembicaraan mereka.
"Siapa?" Tanya Bian begitu menghampiri Alana.
"Bukan urusan kamu" Kata Alana cuek, ia mengambil tasnya dan berjalan menuju mobil yang biasa Bian gunakan.
"Bukan yang itu, tapi yang ini" Kata Bian menunjuk mobil sport mewahnya.
Alana merasa kesal, ia melotot ke arah Bian seolah ingin memakan mangsanya.
Hal itu membuat Bian terkekeh dalam hatinya.
Lucu juga.
"Pulang jam berapa? Tanya Bian sambil pokus menyetir.
"Malem" Jawab Alana singkat.
"Apa ada perkuliahan sampai malam?"
"Urusan aku banyak, gak cuma kuliah apalagi kita akan bercerai" Jawab Alana ketus.
"Stop bilang perceraian, sebelum orang tuaku pulang"
"Oke... Semoga mama dan papa segera pulang, sudah tak sabar untuk bebas kembali" Kata Alana membayangkan ia bebas dari semua ini.
Tiba di kampusnya, Alana turun dari mobil mewah Bian membuat banyak pasang mata memandang ke arahnya. Namun Alana tak akan ambil pusing atas apa yang orang lain katakan.
Setelah menyelesaikan segala urusan perkuliahan nya. Alana berjalan ke halte yang di dekat kampusnya.
Assalamu'alaikum pak, perkuliahan saya sudah selesai.
Alana mengirim pesan singkat pada Helmi.Sebentar lagi saya sampai.
Balasan Helmi.Alana menunggu Helmi, sambil menyenderkan kepalanya di tiang halte. Tak berapa lama mobil Helmi tiba.
"Maaf lama" Kata Helmi menghampiri Alana.
"Gak papa pak" Kata Alana sambil tersenyum.
"Ya udah ayo naik" Alana mengangguk, lalu mereka masuk ke dalam mobil Helmi.
"Al makan dulu ya, sekalian saya mau sholat dzuhur" Kata Helmi mengingat ia belum menunaikan ibadahnya, karena tadi ada pertemuan dengan client.
"Boleh pak" Kata Alana sambil tersenyum.
MasyaAllah, selain baik dan ganteng dia juga rajin ibadah. Batin Alana memuji Helmi.
Mereka tiba di sebuah restoran. Alana duduk di kursi yang telah di sediakan sambil menunggu pesanan mereka dan Helmi tengah melaksanakan ibadahnya di mushola yang disediakan restoran.
Tiba di konveksi milik keluarga Helmi yang besar.
"Ayo" ajaknya sambil menggandeng tangan Alana.
"Maaf Pak" Kata Alana melepaskan tangan Helmi.
"Ahh maaf" Kata Helmi tak enak hati.
Astaga Helmi, apa yang lo lakuin.
Mereka berjalan memasuki konveksi itu, banyak para penjait yang sedang melakukan pekerjaannya.
"Jadi tugas kamu selain buat sketsa,kamu juga harus memantau para penjahit di sini" Kata Helmi menjelaskan apa yang harus Alana kerjakan selain membuat sketsa.
"Hanya itu pak?" tanya nya.
"Sejauh ini hanya itu, tapi nanti saya kabari lagi" Kata Helmi tersenyum senang. Kalau begini ia rela datang tiap hari ke konveksi.
Segini dulu ya bestieee...
Jangan lupa vote nya🙃300 komen sabi kali yah😆
Jangan lupa follow
Ig author : netpjt06
Tiktok : sukawattpad12
KAMU SEDANG MEMBACA
Abian
Teen FictionAbian Putra Pratama anak tunggal dari keluarga yang berpengaruh di Indonesia. Tampan, kaya, pinter paket komplit deh pokoknya. Di usia yang masih muda dia sudah menjadi CEO di salah satu perusahaan ayahnya. Hingga suatu ketika orang tuanya mengang...