Happy Reading bestieee.....
Setelah menempuh perjalanan yang kurang lebih 30 menit akhirnya Abian sampai ke kantornya. Ia berjalan ke menuju lip untuk naik ke ruangannya di lantai yang paling atas.
Seluruh karyawan yang berpapasan menyapanya dengan sopan, meskipun Bian hanya menunjukkan wajah dinginnya.
Ia masuk ke dalam ruangannya, mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya seraya memijit keningnya yang terasa pusing akibat masalah yang tengah di hadapinya.
"Kenapa lo" Kata Varel setelah meletakkan berkas di meja Bian.
"Gue bingung Rel, di satu sisi gue masih cinta sama Yuni dan di sisi lain gue gak tega nyakitin mama papa dengan menceraikan Alana" Kata Bian lirih.
"Astaghfirullah....Bian istighfar lo, setelah Yuni selingkuh dari lo dan lo masih bilang cinta sama dia..." Kata Varel kesal.
"Lo mikir dong Rel, gue sama dia udah setahun lebih" Kata Bian prustasi.
"Iya gue tau, tapi gak gini caranya Bian. Lo itu cuma di manfaatin dia, lo sadar gak sih?" Cecar Varel mulai emosi.
"Iya gue tau,cuma...."
Belum sempat Bian melanjutkan ucapannya, Varel lebih dulu memotongnya.
"Cuma apa?, wajar kalau cewe minta ini itu. Gue gak ngerti lagi sama jalan pikiran lu Bian. Berlian sudah nampak di depan mata tapi lo malah mau pertahanin cewe kaya Yuni" Sargah Varel.
"Argghh" Kata Bian prustasi.
"Lo harus coba buka hati untuk Alana, jangan sampai salah jalan. Lagian om sama tante nekat nikahin kalian karna mereka mau yang terbaik buat lo" Setelah mengatakan itu Varel keluar dari ruangan Bian, dan semoga saja Bian memilih pilihan yang benar.
Bian memijat kepalanya, ia mencerna kembali ucapan Varel. Memang setelah ia melihat Yuni jalan dengan pria lain hubungan mereka agak renggang. Bahkan komunikasi pun jarang, hanya sekali itupun karna Yuni menelponnya dan Bian tidak terlalu meresponnya.
___
"Kenapa melamun?" Pertanyaan itu Bian lontarkan karena Alana dari tadi hanya diam dan melamun saja.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Setelah pekerjaannya selesai, Bian menyempatkan diri untuk menjemput Alana di tempat kerjanya.
"Aku gak enak Bi" Kata Alana menyadari lamunannya.
"Gak enak? Kamu sakit?" Kata Bian penuh kebingungan.
"Ihhhhh....bukan itu Bian, aku gak enak kalo kita terus terusan bohong sama mama papa" kata Alana.
Bian menepikan mobilnya, membuat Alana mengerutkan keningnya heran.
Abian memutar sedikit duduknya sehingga ia lebih leluasa untuk melihat Alana.
"Kalau aku mau pertahanin pernikahan ini gimana?" Kata Bian serius.
"Haa?" Kata Alana bingung.
"Iya aku mau kita bertahan Al, aku gak mau nyakitin mama papa, terlebih mereka sesayang itu sama kamu" Kata Bian sambil memegang tangan Alana.
"Tapi pacar kamu?" Entahlah Alana harus sedih atau senang dengan perkataan Bian.
"Aku akan akhiri hubungan kami" Kata Bian penuh keyakinan.
"Jangan ngaco deh kamu Bian, aku gak mau kedepannya di sebut sebagai perusak hubungan orang. Karna di sini aku yang salah dan masuk ke kehidupan kalian" kata Alana.
"Gak ada yang tau takdir Al, walaupun dia datang lebih awal ke kehidupan aku tapi kalau kamu yang telah Tuhan tetapkan sebagai jodohku gimana?" Kata Bian, membuat jantung Alana berdetak lebih kencang dari biasanya.
Jantung mohon kompromi nya ya...
"Bian aku sama dia sama-sama perempuan, aku tau gimana sakitnya jadi dia"
Bian membungkam bibir Alana dengan telunjuk nya.
"Suutttt.... Aku akhirin hubungan sama dia juga ada alasannya Al" Kata Bian menyakinkan.Alana hendak bertanya namun ia tahan karena ia tidak mau masuk lebih jauh ke dalam privasi Abian.
"Jadi gimana kalo aku belajar buka hati buat kamu dan pertahanin pernikahan ini" Kata Bian yakin dan menggenggam kedua tangan Alana.
Gimana part ini bestieee....
Kira kira apa ya jawaban Alana?Jangan lupa vote and komen..
See you in the next chapter 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Abian
Teen FictionAbian Putra Pratama anak tunggal dari keluarga yang berpengaruh di Indonesia. Tampan, kaya, pinter paket komplit deh pokoknya. Di usia yang masih muda dia sudah menjadi CEO di salah satu perusahaan ayahnya. Hingga suatu ketika orang tuanya mengang...