Happy Reading bestieee.....
Setelah mengantarkan Alana sampai dengan selamat si kampusnya, barulah Abian menuju kantornya yang kebetulan satu arah.
Setelah ia menyatakan untuk mempertahankan pernikahannya dengan Alana, sejak saat itu juga ia telah memantapkan hatinya untuk mengakhiri hubungan dengan Yuni.
Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar kurang lebih 20 menit, Abian sampai di kantornya, Ia langsung menuju ruangannya.
"Rel keruangan gue sekarang!!" Perintah Abian melalui sambungan telepon.
"Ya Allah, baru aja mau dudukin ni pantat udah di panggil si bos" Keluh Varel sebab ia baru saja sampai kantor.
"Apa?" Kata Varel jutek setelah sampai di ruangan Bian.
"Lo udah siapin kan?" Tanya Bian dengan mata yang sedikit memicing.
Awalnya Varel bingung, tapi setelah membuka kembali otaknya yang cukup pintar "udah dong" Katanya dengan bangga.
"Bagus, lo bisa keluar dan suruh di kerjain asisten lo" Perintah Bian.
"Siap bos" Kata Varel dan langsung keluar dari ruangan Bian.
Setelah Varel keluar, Abian langsung membuka ponselnya untuk melancarkan rencananya dan juga Varel.
Ia membuka kontak lalu mencari nama Yuni dan menelponnya.
___
Di sebuah apartemen, Yuni yang baru selesai bercinta dengan para buaya langsung membuka ponselnya ketika mendengar bunyi nada dering nya.
Ia tersenyum bangga ketika melihat siapa nama pemanggil yang menelponnya.
"Hahaha.. Bian.. Bian lo pasti gak bisa jauh-jauh dari gue" Bangganya dengan senyuman angkuh.
Setelahnya ia menjawab panggilan tersebut. Kebahagiaan nya bertambah berkali-kali lipat setelah Bian menyuruhnya untuk datang ke kantor dengan embel-embel ada yang ingin Bian kasi untuknya.
Cepat-cepat Yuni bersiap dan menuju kantor Bian. Setelah sampai si kantor Bian ia langsung saja masuk bak pemilik kantor dengan pakaian ketat dan lekuk tubuh yang terbentuk jelas. Tak lupa wajahnya yang angkuh bak istri CEO.
Para pegawai yang melihat kekasih pimpinan mereka pun hanya berbisik-bisik melihat tingkah laku Yuni.
Yuni berjalan dengan angkuh, ia tidak peduli dengan bisik bisik para pegawai Bian yang terpenting sekarang adalah kejutan apa yang akan Bian kasih untuknya.
Setelah sampai keruangan Bian, ia langsung saja masuk tanpa mengetuk pintu. Begitu memasuki pintu ia langsung melihat beberapa paperbag di meja sofa dengan beberapa brand ternama.
Belum lagi jadi istri, gue dah di jadikan ratu apalagi jadi istrinya Bian... Batin Yuni.
"Sudah sampai" Bian membalikkan badannya, yang tadinya menghadap jendela kini menghadap Yuni dengan senyum.
Yuni lebih dulu menetralkan wajahnya dari keterkejutan melihat barang branded incarannya. Setelah itu ia berjalan perlahan menghampiri Bian.
"Sayang kenapa kamu manggil aku" Kata Yuni sambil bergelanyut manja di lengan Bian.
"Emang salah kalo aku nyuruh kekasih aku datang ke kantor?" Melepaskan diri dari Yuni, dan berjalan menuju sofa.
"Engga sih, tapikan aneh aja gitu gak biasanya kamu manggil aku gini" Yuni juga mengikuti langkah Bian.
"Udah deh Yun kamu tuh jangan banyak protes, sekarang siniin kunci mobil dan apartemen?" Kata Bian.
"Buat apa?" Kata Yuni sedikit bingung.
"Mau aku tukar sama yang lebih bagus" Kata Bian dengan nada yang serius.
Mendengar kata tukar dengan yang lebih bagus, jiwa matre Yuni langsung meronta ronta. Segera ia mengambil dua kunci yang ada di tasnya lalu memberikannya pada Bian.
"Sayang kok kamu jadi romantis gini sih" Katanya sambil memberikan kunci mobil dan apartemen.
Bian hanya menanggapinya dengan senyuman, dan mengambil kunci itu.
"Oh ya satu lagi, ini semua untuk kamu" Kata Bian dengan sorot mata ke jajaran paperbag membuat rona bahagia di wajah Yuni semakin ketara.
Wah dia semakin cinta sama gue... Hahahah batin Yuni kegirangan.
"Okey Yuni sayang, kamu boleh pergi dulu dan bawa ini semua" Titah Bian.
"Baiklah... Tapi aku pulang naik apa yang?" Katanya sambil berdiri.
"Akan ku pesankan taxi online"
Yuni mengangkat semua paperbag yang sangat ringan itu, Yuni menghentikan kegiatannya lalu menoleh kearah Bian seolah meminta penjelasan.
Bian yang menyaksikan itupun hanya tersenyum getir. Yuni membuka paperbag kosong itu, yang isinya hanya beberapa lembar kertas di masing-masing paperbag.
Yuni mengambil semua kertas itu dengan mata yang membola, ia sungguh terkejut bagaimana tidak kertas itu adalah fotonya dengan para lelaki hidung belang.
"Bagaimana?" Tanya Bian.
"Sayang kamu harus dengan penjelasan aku dulu"
"Penjelasan apa lagi, aku udah muak ya Yun dengan segala sikap dan keegoisan kamu. Dan satu lagi ini udah cukup membuktikan bahwa kamu gak pantas untuk di jadikan istri" Kata Bian
"Sayang... "Mohon yuni
"Keluar!!!" Titah Bian, Yuni menggeleng.
"Atau perlu aku panggilin satpam untuk nyeret kami dari sini" Kata Bian kesal.
Yuni dengan malu yang bercampur kesal pun keluar dari ruangan itu.
Segini dulu ya bestie....
Maaf udah lama gak update...
Jangan lupa tinggalkan jejak..See you and next chapters....
KAMU SEDANG MEMBACA
Abian
Teen FictionAbian Putra Pratama anak tunggal dari keluarga yang berpengaruh di Indonesia. Tampan, kaya, pinter paket komplit deh pokoknya. Di usia yang masih muda dia sudah menjadi CEO di salah satu perusahaan ayahnya. Hingga suatu ketika orang tuanya mengang...