Bagian Keenambelas

56 5 0
                                    

"He Bro, kau gak pernah seneng sama cewek apa? Kalo dilihat-lihat kau mesti ngehindar kalo ada cewek yang deket-deket" Malay mulai menceletuk.

"Iya nih, masa' gak pernah seneng sama cewek" Indo menimpali.

3 Country sedang duduk santai di ruang tamu Indo, bersantai sambil membicarakan hal yang tak jelas. Kali ini mereka tak berkunjung ke mansion Asean, melainkan ke rumah Indo. Yang satu sibuk dengan hpnya, sementara yang lainnya tak punya kerjaan lain selain mengganggu temannya.

"Hei Bru, jangan diem aja"

"Jangan-jangan kau gak normal"

"Aku normal" Jawab Brunei datar.

"Trus kenapa kau gak pernah seneng sama cewek?"

"Ho'oh"

"Aku pulang dulu" Brunei mulai beranjak dari tempat duduknya, tak ada gunanya tetap disini dan mendengarkan ocehan teman-temannya, lebih baik pulang.

"Yah, gak seru nih Brunei"

"Sebenarnya dia pernah suka sama cewek gak sih?"

"Eh Mal, aku punya ide!"

"Apa?"

"Gini," Indo mendekatkan bibirnya ke telinga Malay, mulai berbisik padanya.

"Hm, ide bagus!"

...

Drreet, drreet

Hp Brunei tiba-tiba berbunyi, membuat sang pemilik segera mengambilnya dan mengangkat telfonnya.

"Assalammualaikum ustadz!" Ucap Indo dahulu, suaranya begitu bersemangat seperti habis memenangkan sebuah perlombaan.

"Waalaikumsalam" Balas Brunei datar.

"Datang ke rumah ku lagi ya"

"Ngak"

"Ayo Bru, plis plis plis!"

"Mau ngapain sih?"

"Udah dateng aja, gak aneh-aneh kok"

Sekarang apa lagi yang akan dilakukan oleh Indo? Sayangnya Brunei tak bisa membaca pikiran melalui alat elektronik, ia hanya bisa melakukannya secara langsung.

"Ada Malay"

"Ngak"

"Ayo dong, demi kawan"

Brunei ingin sekali menolaknya, namun ia juga penasaran dengan apa yang akan Indo lakukan. Pilihan apa yang harus ia pilih? Apakah ia harus menolaknya, atau datang?

"Brunei?" Indo yang sejak tadi bicara tanpa ada jawaban dari Brunei mulai kebingungan.

"Hm"

"Mau dateng ngak?"

"Ya"

Indo tak percaya dengan apa yang ia dengar, sedikit lagi rencananya akan berhasil."Sip! gak pake lama"

"Assalammualaikum" Brunei mulai berjalan ke arah pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam"

"Woahhh!" Indo langsing berteriak kegirangan setelah ia selesai menutup telfonnya.

"Dia setuju?" Tanya Malay tak sabar, matanya menatap Indo penuh harap.

"Oh ya jelas dong, siapa dulu yang bujuk, Indo gitu loh!"

"Sip sip sip!" Malay juga ikut berseru kegirangan sama seperti Indo.

Setelah beberapa seruan kegirangan lainnya, seseorang mulai menekan bel rumah Indo, membuat dua Country itu semakin bersemangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Their Life - Southeast Asia Countryhumans [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang