Bagian Keempatbelas

232 25 0
                                    

09.36, in UN Office

Asean bersandar lelah pada kursi kantornya, menghembuskan nafas kasar,"Akhirnya selesai juga" Ia melakukan sedikit pemanasan pada otot-otot tangannya.

"Hm, aneh. Akhir-akhir ini pekerjaanku jadi lebih tenang" Asean bergumam sambil memainkan kursinya ke kanan dan kekiri.

"Tapi tak apa, ini lebih baik"

"Daripada bicara sendiri seperti orang gila, lebih baik aku turun untuk jalan-jalan sekaligus mengisi gelasku"

Asean mulai beranjak dari kursi kantornya sambil membawa gelasnya yang kosong, menuju lantai dimana mesin pembuat kopi berada.

Setelah selesai mengisi, ia melangkah kembali menuju kantornya. Ditengah perjalanan, seseorang tiba-tiba menelfonnya.

Asean merogoh sesuatu dari kantongnya, menatap nama kontaknya sekilas, kemudian mengangkatnya,"Ya, ada apa UN?"

"Kau tahu, Asean. Akhir-akhir ini kau lebih cepat mengumpulkan tugasmu, ada apa?"

"Ya, wanita pengganggu itu sudah tidak mengejarku lagi" Asean tetap menelfonnya sambil melangkah tak memperhatikan jalan.

"Benarkah?!"

"Kalau kau tidak percaya lihat saja rekaman CCTV di kantor ku" Asean tertawa lepas setelahnya.

"Wow Asean, kau tahu kan dia itu wanita satu-satunya di kantor ini!"

"Lalu?" Asean mengangkat satu alisnya.

"Semua Organization mengincarnya! Dan kau harusnya bersyukur dia hanya memilihmu dari semua Organization disini!"

"Heh, aku tidak peduli. Mau dia satu-satunya wanita di kantor ini atau bukan, aku tidak akan pernah menyukainya"

"Kau menyia-nyiakan kesempatan emasmu Asean!"

"Omong kosong!"

Asean yang terlalu asyik menelfon UN tiba-tiba menyandung sesuatu, membuatnya hampir terjatuh dan menumpahkan sebagian kopinya.

Memang benar Asean tak sampai terjatuh, namun sebagian dari kopinya yang tadi tumpah mengenai jas dan setumpuk penuh laporan Organization lain.

Asean yang mengetahuinya sangat terkejut, bahkan ia sampai menjatuhkan handphonenya sendiri.

"Asean? Kau masih disana? Asean?" UN yang ada diseberang sana bertanya bingung karna suara Asean tiba-tiba menghilang.

"Maaf-maaf, maafkan aku. Aku tadi tak se..." Asean menjadi lebih terkejut - sekaligus jengkel- begitu ia mengetahui siapa Organization yang baru menjadi korban kecerobohannya itu.

"EU!" Asean berseru jengkel didepan EU yang kelihatannya lebih terkejut darinya.

EU langsung memasang wajah normalnya - Senyuman miring menggodanya - begitu ia tahu Asean berseru,"Wah wah wah, Tuan Asean. Lihat apa yang kau perbuat padaku"

"E, aku, bagaimana kau bisa disini?!" Asean yang masih tak percaya dengan kejadian ini segera mengganti topik pembicaraan.

"Itu bukan masalahnya, Asean" Wajah EU berubah  serius.

"Ah! Baiklah, berikan jasmu padaku, dan dalam lima menit maka jasmu itu akan bersih seperti sedia kala"

"Bukan itu yang aku permasalahkan sekarang. Masalahnya adalah, dokumen-dokumen ini harus sampai di tempat UN sekarang. Dan coba kau lihat kertas-kertas ini!" EU menyodorkan setumpuk kertas yang telah basah kuyup didepan mata Asean.

"Itu..." Asean kehabisan kata-katanya untuk membalas EU. Baru pertama kali ini ia melihat EU marah kepadanya.

"Bagaimana caraku menjelaskan hal ini kepada UN! Aduh...kali ini dia pasti akan memarahiku habis-habisan!"

Their Life - Southeast Asia Countryhumans [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang