.13

219 25 3
                                    

13; Haechan, aku membencimu!

Donghyuck tampak berjalan dengan lesu di jalanan itu, tidak ia hiraukan lagi kakinya yang mulai membengkak karena berlari terlalu lama. dia tidak berhenti. bahkan dia sekarang tidak tahu sudah berada di mana. dia hanya mengikuti langkah kakinya yang perlahan melambat karena lelah berlari, dia hanya ingin pergi. dia hanya ingin menjauh. 

Bahkan kini, orang-orang yang berada disekitarnya sedaritadi tak jarang melayangkan pandangan aneh ke arahnya. ya bagaimana tidak?jangan lupakan bahwa donghyuck masih mengenakan pakaian rumah sakit, kakinya juga tidak di alasi apapun, sungguh terlihat menyedihkan. 

"Hisk.." Isakkan kembali terdengar, air mata sialan itu sedari tadi memang tak kunjung berhenti. 

"hei nak, kau tak apa?" seorang wanita paruh baya tiba-tiba mendekat ke arah hyuck, menyamakan langkahnya. namun donghyuck sekali lagi hanya terisak, mengacuhkan kepedulian dari wanita paruh baya itu. 

"Nak,," wanita itu tampaknya tidak menyerah, merasa iba terhadap pria mungil yang berada didekatnya itu. mencoba menyentuh pundak sang pria mungil sampai si pria mungil akhirnya berhenti dan tanpa aba-aba langsung jatuh terduduk, menangis sekeras-kerasnya, membuat sang wanita paruh baya dan beberapa orang disekitarnya terkejut karena besarnya suara tangisan si pria. 

.

.

.

Sementara itu, Mark tampak masih berlari tak tentu arah, mencari keberadaan sosok yang ia cintai, mencoba menajamkan penglihatannya berharap sosok pria mungil kesayangannya itu akan terlihat dalam jarak pandangnya. 

"hyuck, kau dimana" lirihnya, menjambak pelan rambutnya karena merasa frustasi dan kembali berlari mencari pria mungil itu. harusnya tadi dia berada di ruang rawat hyuck, harusnya dia tadi menemani pria itu saja. harusnya ia bisa mencegah kejadian ini agar tidak terjadi. ya, harusnya..

"Nak, ada apa.."

"Hei nak jangan seperti ini.."

"A-aku monster.. a-aku m-mons-ter" 

samar-samar, pendengarannya menangkap suara yang sangat ramai, mengalihkan perhatiannya pada kerumunan orang yang berada tak cukup jauh darinya, membuat hatinya bergetar kala dia kembali mendengar suara yang sangat dia kenali. ia yakin, pria mungil itu berada disana, dan tanpa menunggu lagi segera ia mendekat ke arah kerumunan itu, mencoba memasuki cela-cela manusia yang berkumpul pada satu tutuk. dan akhirnya mendapati pria mungilnya berada ditengah kerumunan, terduduk bersama seornag wanita yang ikut berjongkok di sampingnya, mencoba menenangkan si pria mungil yang masih saja menangis histeris bahkan sampai memukul dadanya sendiri. 

"hyuck,," mark berujar lirih, merasakan getaran sakit yang amat sangat saat melihat betapa donghyuck begitu menderita saat ini. tubuh donghyuck bergetar, tangisannya terdengar sangat pilu, membuat ulu hati mark ikut tercubil. pria mungil itu tampak begitu menyedihkan sekarang. 

segera, dia mendekat ke pria itu, memeluk si pria mungil erat, menimbulkan beberapa reaksi dari sekitarnya, bahkan dari orang yang dia peluk. donghyuck menatapnya, mengiba dan mencoba melepaskan diri, namun mark dengan keras kepalanya tetap tidak berniat untuk melepaskan pelukannya. 

"lepas mark"

"lepaskan aku"

"pergi mark"

kata-kata itu berulang kali keluar dari mulut hyuck. merasa bahka dia akan membawa kesialan pada pria yang tengah memeluknya, tangisnya kembali pecah, mencoba meronta namun percuma, tenaganya sudah habis akibat lelah. 

.

.

.

Donghyuck terbangun kembali di sebuah ruangan, ruangan yang menjadi tempatnya tidur saat satu dari dua kepribadian lainnya muncul. ya, dia berada di ruangan itu, lagi. 

"hyuck" donghyuck menoleh saat ia mendengar suara memanggilnya. dan didapatinya kale mendekat ke arahnya dan duduk disampingnya. 

"hyuck, maafkan aku" kale berujar lirih, merasa bersalah padanya. 

"bukan salahmu kal" donghyuck berujar lagi, ah.. sepertinya dia sedang tidak sadarkan diri sekarang hingga dia bisa berada diruangan ini. 

Tak. Tak. Tak (anggap aja suara langkah kaki)

suara langkah kaki itu mengalihkan atensi keduanya, ke arah sosok yang juga mirip dengan mereka namun memiliki aura yang jelas berbeda dari keduanya. 

"chan,," kale bergumam, lalu melirik ke arah donghyuck, lalu ke haechan lagi, dan seketika entah bagaimana caranya, ruangan yang tadinya berwarna terang itu menjadi warna gelap. aura diruangan itu mendadak menjadi sangat menyesakkan, dan kale itu, donghyuck tidak dalam kondisi yang baik sekarang. 

"untuk apa kau kemari?" donghyuck bertanya datar, menatap nyakang ke arah haechan yang berdri did ekatnya. pandangan tajam milik haechan tak lagi membuatnya takut, yang ada dia merasa semakin marah, dia merasa sangat ingin melenyapkan sosok yang ada di depannya ini. 

"hyuck" haechan berujar pelan namun donghyuck kembali memotong saat haechan ingin mendekat

"jangan medekat sialan" 

"hyuck, dengarkan dulu.."

"aku tidak butuh penjelasanmu, aku membencimu haechan, sungguh membencimu" ujar donghyuck lagi, memandang lebih nyalang dengan gigi bergemeletuk karena rasa marah yang amat besar. 

"dia memaksamu. mereka bukan orang yang baik hyuck" haechan kembali berujar. 

"kau hanya takut hilang, bukan begitu? kau hanya takut aku membaik, kau takut.. aku bisa merasakannya" 

"kau bukan ingin melindungiku haechan, kau ingin melindungi dirimu sendiri" 

"tapi tebak, saat aku menguasai kembali tubuhku, aku akan melakukan apa yang harusnya aku lakukan dari dulu. mari pergi ke neraka bersama,, haechan" donghyuck bergumam, suaranya bahkan tidak lagi memiliki emosi yang berarti. hampa dan datar membuat haechan bahkan kale menjadi takut.

"hyuck"

"aku membencimu haechan, sangat membencimu"

.

.

.

.

tbc...

IDENTITY ( Markhyuck Ver )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang