.16

201 22 3
                                    

16; Ayo bersandar padaku, hyuck!

.

.


Mark berlari di sepanjang lorong rumah sakit, ia bahkan tidak peduli teriakan dari Lucas dan Renjun yang mengejarnya dibelakang sedari tadi, tak juga dihiraukannya decakan kesal dan amarah beberapa orang yang ia tabrak karena terlalu tergesa-gesa. tidak. dia tidak peduli. 

karna sekarang yang ada dikepalanya hanya bagaimana caranya mencapai ruang rawat pria manisnya. dia harus sampai secepatnya. 

dan benar saja, saat dia sudah berada didekat ruang rawat pria kesayangannya itu, matanya menatap kearah gerombolan orang yang berada di pintu masuk ruangan tersebut. ada Hendery, Orang Tua Hyuck, dan beberapa suster yang tampak bergerombol disana. dapat dilihatnya pula Ten sudah menangis dengan kencang dipelukan Seo Johnny. dan juga Hendery yang sedang mondar-mandir dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran. 


perlahan, dia mendekat dengan langkah kecil. bersamaan dengan lucas dan Renjun yang juga berada disampingnya. mereka sedikit terengah karena berlari dari ruang rawat Jaemin untuk mengejar Mark, dan itu bukan jarak yang terbilang dekat. jadi maklumi saja mereka yang masih merasa lelah, oke?


"Hendery hyung.." Mark memanggil hendery yang masih mondar-mandir dan membuat Hendery mengarahkan pandangan pada mark, Hendery otomatis berjalan mendekatinya. 


"Hyuck, B-bagaimana?" suara Mark sedikit tercekat saat mengucapkan kalimat itu  dan kini Hendery memegang pundaknya. 


"sedang di tangani dokter. kita hanya bisa menunggu sekarang, mark" 


"t-tapi bagaimana bisa? a-apa haechan keluar lagi?" tanya mark kemudian. ya, bagaimana dia tidak bertanya demikian jika tadi dia mendapat telfon dari hendery yang mengatakan bahwa donghyuck berniat mengakhiri hidupnya sendiri, lalu saat suster melihat dan mencoba mencegahnya dia mengamuk dengan brutal sampai selang infusnya terlepas dan darah berceceran. Mark yang mendengar itu jelas saja langsung syok dan panik sehingga dia berlari seperti orang kesetanan dari ruangan jaemin tadi. 


Hendery menggeleng lemah, kini tangannya turun dari pundak pemuda kelahiran canada itu. 


"tidak mark, bukan haechan atau kale. kali ini benar-benar hyuck" lirih, hendery bergumam dan kembali menghela nafas membuat Mark, Lucas maupun renjun menjadi semakin kalut. kenapa bisa?? kenapa donghyuck ingin mengakhiri hidupnya sendiri??


Saat pikiran mereka melayang memikirkan kemungkinan yang ada, suara pintu yang terbuka membuyarkan semua lamunan mereka. menampilkan sosok berjas putih yang baru saja keluar dengan beberapa orang suster. sontak hendery, mark dan yang lainnya mendekat, menatap sang dokter dengan pandangan bertanya yang sama. 


"Pasien sekarang sedang terlelap setelah disuntikkan obat penenang, untuks ekarnag saya tidak dapat mendiagnosa apa yang terjadi pada pasien namun pasien mengalami sedikit luka dan sudah kami onbati, untuk selanjutnya mungjkin saya akan mendiskusikan dahulu dengan rekan saya jika keluarga menyetujuinya.." sang dokter berkata dan langsung disetujui oleh kedua orang tua donghyuck tanpa bantahan. 


"baik, kalau begitu saya permisi dahulu, saya akan mengabari tuan-tuan segera. jadi saya mohon undur diri, selamat siang" izin sang dokter dan berlalu pergi, meninggalkan mereka didepan ruang rawat donghyuck

IDENTITY ( Markhyuck Ver )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang