"Udah aku bilang! Jangan makan disitu!" omel Serendi.
Adrian yang menaruh garpunya kembali. "Apa bedanya sih? Sama-sama piring, kan?"
Serendi menghela napas dan melipat bibirnya kedalam karena kepalanya semakin pusing. Bukan hanya karena suaminya yang sekarang duduk disalah satu tempat makan untuk tamu undangan, tapi karena beberapa pesanan yang ia pesan untuk acara Elris banyak yang tidak sesuai.
Hari ini adalah hari sakral untuk Elris dan calon suaminya, Marvolo. Disisi lain, Serendi yang bertugas untuk menyediakan beberapa kondimen tambahan khusus untuk beberapa tamu penting dari sisi Elris, kebingungan karena souvenir yang ia pesan sangatlah berbeda dengan contoh yang diberikan oleh pihak penjual.
...dan Serendi daritadi sibuk menelepon mantan pacar Elris yang juga adalah adik angkatnya Adrian, Kaiser.
Untung saja, Kaiser bukan tipe yang menjauh dari mantannya, jadi perihal untuk datang—apalagi membantu—bukanlah hal yang berat untukknya. Lagipula, mereka putus dengan kesepakatan masing-masing dan tidak bertengkar hebat. Hanya terdapat satu sindiran kesana-kesini.
"Itu piring buat tamu, Papa Dri..." Serendi mengepalkan tangannya dan matanya beralih kearah Derimi. "Derimi? Anya diajak makan dulu dibelakang, nak." Tutur katanya berubah lebih lembut.
Derimi—yang sudah tumbuh besar dan jangkung untuk anak yang baru saja menginjak bangku SMA—tersenyum pada Ibunya dan dengan cepat menggendong adiknya. "Makan sama Abang yuk, Anya~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Serendipity - Completed
RomanceSerendipitya. Nama yang indah untuk kehidupan yang indah juga. Orangtuanya berharap Serendipitya akan menemukan segala kebetulan yang penuh dengan kebahagian kedepannya, sesuai dengan nama yang diberikan untuk putri tercintanya. Tapi, kehidupan Sere...