BAB 16 : So Close

484 108 23
                                    

Serendi menatap Derimi yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Hari ini adalah hari pembukaan restoran terbaru Els Voir yang sudah ditunggu-tunggu karena untuk pertama kalinya, Els Voir akan membuka restoran bertema Nusantara. Semua jajanan pasar asli Indonesia direkreasi ulang sehingga menjadi makanan bintang lima. Belum lagi main course yang menyajikan makanan khas milik Indonesia dari segala penjuru.

"Kak Serendi, kok nggak ganti baju?"

"Kan kakak nggak ikut."

"Kata siapa?" Kaiser muncul diambang pintu kamar Derimi dengan jas rapi. Ia bisa melihat kearah Serendi yang sedang menatapnya dari atas sampai bawah. "Gue ganteng. Tau, tau."

Decakkan kasar mewarnai percakapan mereka, "Setidaknya lebih normal daripada pas lo jemput gue pertama kali."

"Hey! It's a formal clothes! How dare you said it's normal!" seru Kaiser.

"Eh, Kai. Ini Derimi beneran ikut?" Serendi menanyakan keputusan Adrian yang tiba-tiba menyuruh Derimi untuk berganti pakaian.

"Betul. Hanya untuk sesi foto dan makan pertama. Nanti habis itu, Derimi pulang duluan," jelas Kaiser."

"Oh..."

"Sama lo pulangnya."

"Hah?!"

"Loh ini!" Kaiser bergegas mengambil paper bag berisikan gaun pesta apik. "Sebagai tamu kehormatan juga, sama kayak Derimi, you got to dress up!"

"Hah?!"

"Hah hah mulu. Udah buru! Elris udah nungguin dikamar mandi sebelah itu."

"Elris? Elris sahabat gue?"

"Ya, siapa lagi," Kaiser menarik lengan Serendi dan mendorongnya kedalam kamar mandi besar, yang tentunya sudah ada Elris disana. Lengkap dengan hair curler, catokan, make up dan lain-lain.

"Elris Han at your service."

Serendi merubah pandangannya menjadi datar. "Sejak kapan lo bisa make up?"

"Yah, setidaknya udah belajar dari Kak Elisha kemarin."

"Ih! Gue nanti jadi badut ancol lagi!"

"Ck! Berisik!" Elris mulai menyuruh Serendi untuk duduk. "Lagipula, gue itu seniman. Gue anggap muka lo jadi kanvas aja. Kelar."

"Ucap seseorang yang kalau ke kampus pakai bedak bayi dan lip butter doang."

"Sorry not sorry, udah cakep dari orok." Elris tersenyum bangga.

Serendi tertawa dan memeluk pinggang Elris. "El..."

"Apa lagi?"

"Kapan jadian sama Kaiser?"

Muka Elris memerah, "Si! Siapa yang jadian!"

"Ah, bohong. Gue liat kok pas kalian berduaan di café. Gue agak kecewa aja lo belum cerita sama gue."

Tangan Elris berhenti sesaat. Ia menghela napas pelan. Bukan hanya hubungan gue sama Kaiser, Ser. I can't even tell you about my dad and my mom...

"El? El?" tanya Serendi sambil menggoyang-goyangkan tangan Elris yang memegang sisir dan rambutnya itu. "Lo beneran nggak apa-apa? Apa jangan-jangan lo digantungin si Kaiser lagi?!"

Elris menggeleng dan tersenyum. "Nggak... gue belom jadian elah. Deket iya, tapi gue belum mau kasih label apa-apa."

Serendi tertawa kecil lalu menutup matanya. "El..."

"Hm?"

"Makasih ya udah selalu jadi sahabat gue. I really mean it."

Elris mengangguk. "Alay! Udah ah! Ini make up and hair harus kelar dalam waktu sejam ini!"

Lost in Serendipity - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang