5

3K 127 0
                                    

Geno menggeleng pelan, tidak mau memberitahu mereka dimana ia mendapatkannya "memangnya itu apa?" "ini..strap on" jawab Haechi sembari memperbesar fotonya untuk memastikan, "iya, strap on"

Geno dan Jamie pun bertatapan, dan kembali menatap Haechi "strap on? apa itu?" tanya mereka bersamaan. "ah..bagaimana cara menjelaskannya" ujar Haechi sembari mengusak rambutnya, ia bingung. "strap on..strap on dildo lebih tepatnya. biasanya digunakan untuk melakukan hubungan seks, tentu saja. dan simpelnya, benda ini biasa digunakan untuk lesbian seks atau..femdom" mata Geno membulat mendengar penjelasan Haechi, kemudian ia mengangguk angguk paham agar Jamie dan Haechi tidak curiga. "ah begitu, bagaimana kau bisa mengetahuinya?" tanya Jamie penasaran.

wajah Haechi seketika memerah mendengar pertanyaan Jamie "i-itu, eumm...bukan apa-apa, aku mau pulang" jawab Haechi sembari menunduk agar Geno dan Jamie tidak bisa melihat wajahnya yang merah seperti tomat. Jamie tergelak mendengar jawaban Haechi, "pfft, naughty~"goda Jamie sembari mencubiti tubuh Haechi, Haechi mengaduh kesakitan dan berusaha untuk menjauh dari Jamie. "hentikan na Jamie! ayo antar aku pulang" rengek Haechi sebelum keluar dari kamar. Jamie mengangguk dan mengikuti Haechi keluar, namun sebelum itu ia berpamitan dulu kepada Geno. "aku keluar sebentar, beritahu manager-nim ya"

"aku pulaang~" ucap Jamie sembari masuk ke kamar. Jamie tersenyum, dapat ia lihat Geno terlelap dengan headset yang menjuntai di telinganya. "astaga kau ini, kebiasaan sekali" Jamie pun merapikan headset yang Geno pakai, kemudian ia meletakkan ponsel Geno beserta headsetnya di laci milik Geno. Tanpa Jamie sadari, Geno sedang memperhatikannya sedari tadi "eh, kau sudah pulang?" Jamie hanya menjawabnya dengan anggukan.

"apakah Haechi mengatakan sesuatu selama kalian dijalan? mungkin tentang.. strap on itu?" tanya Geno. Jamie merebahkan tubuhnya di kasur, kemudian ia menggeleng dan membuat Geno sedikit merasa kecewa. "tidak, dia hanya diam dan dapat kulihat wajahnya masih merah" Jamie terkekeh, ia memang suka menjahili Haechi karena Jamie tau Haechi sangat mudah tersipu. "sudahlah, sebaiknya kita tidur sekarang. apakah besok kita masih ada jadwal? ah entahlah, aku tidak begitu ingat" lanjut Jamie.

Geno tidak langsung tidur setelah mematikan lampu kamarnya, melainkan ia masih memperhatikan foto yang ia ambil di kamar Mia. "haruskah aku menanyakan ini kepada nuna..?" gumamnya. "atau..haruskah aku menanyakan ini kepada manager Oh? ah tidak, aku tidak ingin membuat nuna diomeli dan dipecat oleh manager"

akhirnya Geno memilih untuk kembali meletakan ponselnya dan berusaha untuk terlelap, "kalau memang benar nuna adalah seorang femdom, haruskah aku memberitahukan rahasiaku kepadanya? tentang aku yang seorang malesub..." "lebih baik jangan Gen" suara seseorang membuat Geno terkejut setengah mati, itu adalah suara Jamie.

"h-huh? apa maksudmu jangan?" tanya Geno terbata-bata, apakah Jamie mendengar gumamannya sedari tadi? apakah Jamie mengetahui semuanya? pikirnya. seperti dapat membaca pikiran Geno, Jamie menjawab "iya, tentu saja aku tau semuanya. kau dan aku sudah berteman semenjak kita trainee Gen. bagaimana mungkin aku tidak tau kebiasaanmu yang suka bergumam tidak jelas sebelum tidur" ucapnya sembari membetulkan posisinya menjadi bersandar di headboard kasur.

"dan soal nuna Mia, tidakkah kau berpikir bahwa dia sudah memiliki kekasih? buktinya benda itu ada di dalam nakas dan bukan di lemari atau tempat pribadinya. kau menemukannya di nakas yang berada di kamar tamu bukan?" Geno mengangguk mendengar pertanyaan Jamie. "nah, menurutku benda itu ada disana karena nuna sudah melakukan hal itu di kamar tamunya. mungkin saja dengan kekasihnya atau siapapun itu" terang Jamie panjang lebar.

Geno menghela nafas panjang, ucapan Jamie ada benarnya juga. "baiklah, aku tidak akan memberitahu nuna tentang hal ini. huh, padahal aku hampir saja mendapatkan femdom yang selama ini aku cari" Geno mempoutkan bibirnya, membuat Jamie gemas dengan tingkahnya. Jamie pun menghampiri Geno, kemudian mencubit kedua pipinya dengan gemas "awww.. don't be sulky Geno, masih banyak femdom diluar sana. ayo sekarang kita tidur"

Jamie berbaring disebelah Geno dan memeluknya. Geno tidak marah, ini adalah sifat aslinya, ia sangat menyukai skinship dan sangat suka dimanja. hanya beberapa member Dream termasuk Jamie yang mengetahuinya. Kemudian Jamie menepuk-nepuk bokong Geno seperti sedang menidurkan bayi. dan voila, Geno terlelap. "selamat tidur, bayi" Bisik Jamie.

^^^^^^

keesokan harinya tepatnya di hari Jumat pagi, Geno dan Jamie melakukan hal yang biasa mereka lakukan saat sedang tidak ada jadwal, yaitu bersepeda. "Gen, bukankah ini terlalu jauh? biasanya kita tidak pernah bersepeda sampai sini. aku lelaahh" keluh Jamie sembari mengayuh sepedanya dengan susah payah. Geno tidak mengindahkan ucapan sahabatnya, ia malah mengayuh sepedanya dengan cepat menjauhi Jamie. Setelah bersepeda selama kurang lebih 15 menit, Geno memberhentikan sepedanya didepan sebuah apartemen. yap, itu adalah apartemen Mia. Jamie memperhatikan Geno yang memarkirkan sepedanya didepan apartemen tersebut. "hei, kenapa kau memarkirkan sepedamu didepan sini? ini bukan apartemen Chen maupun dorm Haechi dan Melvin" Tanya Jamie sembari ikut memarkirkan sepedanya disebelah sepeda Geno. Geno hanya mengangkat bahu, kemudian berjalan masuk kedalam apartemen meninggalkan Jamie yang masih menatapnya dengan terheran. 

"aku mau bertemu nuna" Jawaban singkat itu berhasil membuat Jamie berlari menyusul Geno yang sudah berada jauh didepannya. "nuna? nuna maksudmu nuna mia?" Geno hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Jamie akhirnya mengangkat bahu, ia tau jika ia terus-terusan bertanya Geno akan mengabaikan dan tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya. "Ah iya, aku lupa dimana tepatnya tempat nuna" Gumam Geno yang membuat Jamie geram dan tanpa sadar menjitak kepalanya.  Setelah itu, Jamie mengeluarkan ponselnya untuk mencari nomor Mia sementara Geno masih mengaduh kesakitan karena Jamie menjitak kepalanya lumayan keras. "Dasar. sebentar, sepertinya aku memiliki nomor nuna" 

"Halo? Jamie?"  suara itu membuat Jamie tersenyum lega. Benar dugaannya, itu nomor Mia. Tanpa basa-basi, Jamie langsung memberikan ponselnya kepada Geno. "Kenapa aku?" Tanya Geno yang kembali membuat Jamie geram. Ia kemudian kembali menarik ponselnya dan mendekatkannya ke telinga. "Ah iya nuna, Ini aku Jamie. Aku ingin bertanya Apartemenmu berada di lantai dan unit berapa?"

Sementara itu, di apartemen Mia...

"Ah iya nuna, Ini aku Jamie. Aku ingin bertanya Apartemenmu berada di lantai dan unit berapa?" pertanyaan itu membuat Mia terkejut. Untuk apa Jamie menanyakan detail tempat tinggalnya?

𝐌ommy - Jeno [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang