Target Besar

173 4 0
                                    

David membawa Alisa menyusuri jalanan di pinggiran kota. Dengan kecepatan tinggi, David terus memacu motornya. Alisa berpegang erat pada pinggang David. Meskipun tomboi, tetap saja Alisa adalah perempuan. Dan itu pula yang membuat kemaluan David menegang. Alisa tau itu, tapi dia membiarkan saja dan tetap berpegangan pada pinggang David.

Hingga akhirnya David menepikan kendaraannya. Alisa melirik tempat yang mereka datangi. Nampak sebuah bar yang sepertinya cukup tenang. David mengajak Alisa masuk ke dalamnya.

Suasana di dalam juga ternyata cukup nyaman, meskipun asap rokok mengepul di seluruh ruangan. David mengandeng tangan Alisa menuju ke tangga yang mengarah ke bawah tanah.

"Mau kemana?" Tanya Alisa ragu.

"Dibawah bar ini ada kasino" jawab David pendek.

David menarik tangan Alisa. Mau tak mau Alisa mengikuti langkah David menuruni anak tangga. Memang benar, begitu menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, Alisa merasakan perbedaan suasana. Nampak beberapa meja poker diisi oleh banyak orang. Disudut lain, beberapa orang tengah bermain billiard di beberapa meja juga. David membawa Alisa menuju ke suatu meja permainan rollet. Nampak seorang tua duduk menghadapi tumpukan koin taruhan.

"Lihatlah. Mereka mendapatkan uang dari tamu-tamu dengan trik tipuan. Contohnya orang di meja rollet itu" bisik David.

Alisa melihat ke arah meja rollet. Bola mulai bergulir di atas papan berisi angka-angka yang berputar. Orang tua itu memandang papan putar dengan mulut tersenyum. Sedangkan lawannya memandang cemas pada bola kecil yang bergulir. Papan putar mulai melambat dan bola berhenti bergulir lalu masuk pada salah satu slot angka.

"Hahaha, aku menang lagi" ujar orang tua yang sudah mendapat setumpuk koin.

Laki-laki yang menjadi lawannya nampak kesal mengulurkan tumpukkan koin terakhirnya.

"Sial, uangku habis" makinya pelan.

Alisa menatap takjub pada orang tua di meja rollet itu.

"Wah, dia menang banyak, loh" kata Alisa kagum.

"Orang itu hanya pura-pura menang. Uang itu kan kepunyaan Uneo Gank" sahut David.

Alisa kembali tertegun mendengar ucapan David.

"Ini salah satu ladang uang Uneo Gank" lanjut David lagi.

"Sejak kapan kau selidiki?" Tanya Alisa heran.

"Malam ini... Belum terlambat, kan" jawab David.

"Jangan bilang kau mau menunggu musuhmu sekarang?" Ujar Alisa khawatir.

"Aku tidak pandang bulu. Siapapun musuhku, aku tidak takut" sahut David dingin.

David kemudian melangkah ke depan meja rollet. Si orang tua menatap David penuh tanda tanya. Tapi sebelum dia sempat bertanya, David mengeluarkan seikat uang kepada bandar di ujung meja. Bandar nampak tersenyum senang lalu memanggil seseorang.

Tak lama kemudian, seorang pelayan menghampiri David dan menyerahkan nampan berisi beberapa setumpuk koin taruhan.

"Boleh aku melawanmu, tuan? Sepertinya aku sedang beruntung hari ini" ujar David lalu duduk di kursi di depan orang tua itu.

David meletakkan koin-koin taruhannya ke depan. Mata orang tua itu nampak berbinar. Senyuman kembali menghiasi bibirnya.

"Boleh, boleh... Ayo pasang yang banyak. Hehehe" ujar orang tua itu.

Sambil tersenyum David mendorong ke depan semua koin taruhannya.

"Bagaimana kalau aku menantangmu bertaruh all in?" Pancing David.

DETEKTIF MESUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang