Target Tak Disangka

2.9K 22 0
                                    

Sore itu di salah satu sudut kota Monjiro, suasana sudah terasa sangat hingar bingar. Gemerlap kehidupan malam khas sebuah kota besar sudah menggeliat. Kirk Johnson melangkah masuk ke dalam Bougenville Cafe, satu tempat dimana dia dan  kawannya, David Valley biasa bertemu. Mereka adalah dua pembunuh bayaran terkenal di kota itu. Kirk Johnson berperawakan sedang tapi memiliki otak yang cerdas. Berkat kecerdasannya, banyak kasus-kasus sulit yang mereka tangani berhasil diselesaikan. Sedangkan David Valley bertubuh kekar, juga memiliki kemampuan menembak yang sangat jitu. David selalu menjadi eksekutor untuk menghabisi lawan-lawan dari klien mereka.

Di cafe itu juga mereka menerima order dari klien. Dengan cara menulis kode "VJ" di papan pengumuman di sebelah meja bar. Seperti halnya sore itu, setelah berada di dalam cafe Kirk langsung menuju ke papan pengumuman. Matanya nampak berbinar saat dirinya melihat kode"VJ" tertulis disitu.

"Pekerjaan nih" gumamnya sambil tersenyum.

Kirk menuju ke box telepon lalu mengambil secarik kertas di balik telepon. Dia menghubungi calon klien yang menuliskan kode di papan pengumuman. Setelah sepakat menentukan tempat bertemu, Kirk lalu masuk ke bagian dalam cafe mencari keberadaan David. Dari kejauhan dia dapat melihat kawannya yang sedang serius bicara di telepon.

"Hei, jangan macam-macam! Aku berani bertaruh satu juta untuk Luandro, karena aku tau dia!" David berteriak dengan lawan bicaranya di telepon.

Kirk menarik kursi di sebelah David, lalu duduk sambil mengambil koran yang ada di meja. Headline dengan tulisan besar tentang pertarungan Tittle Match memang sedang ramai. Perebutan gelar juara nasional kelas menengah yang diadakan di kota ini, menyita perhatian ribuan warganya. Tak terkecuali David, dengan hobi berjudinya dia rela menghamburkan uang untuk taruhan.

"Jika Luandro tidak jadi bertanding, aku tidak jadi bertaruh!" Sungut David masih di telepon.

"Apa?! Aku tidak boleh mengambil uangku?! Lalu uangku bagaimana, hah?! David masih ngotot tanpa mempedulikan temannya yang sudah duduk di sebelahnya.

"Emmanuel Lumato?! Otomatis uang taruhanku diubah untuk calon penantang baru itu?!" Mata David membelalak.

"Tunggu! Mana mungkin petinju lemah seperti dia bisa menang?!" David kembali berteriak-teriak.

"Baik, aku bertaruh untuk sang juara?!" Lanjut David lalu menutup teleponnya dengan kasar. Matanya merah menyala seakan menahan amarah.

Kirk hanya geleng-geleng sambil menahan tertawanya melihat tingkah kawannya. David meraih sisa pizza di piring yang tertutup koran, lalu dengan beringas dia memakannya semua.

"Sialan! Uang makanku hari ini amblas! Jadi buat aku tambah lapar saja!" Seru David masih sambil mengunyah makanannya.

Kirk meletakkan koran yang sedang dibacanya. Dilepaskan kacamatanya, lalu menatap David sekilas.

"Sudah kubilang kan, Dave. Jangan ikut-ikutan taruhan tinju seperti itu" kata Kirk sambil mengelap kacamatanya.

"Cerewet kau, Johnson! Aku mau kau urus pekerjaan kita saja! Ngerti?!" David membalas dengan makian.

Kirk kembali geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis.

"Baik, sekarang kita bicarakan soal pekerjaan" kata Kirk santai lalu mengenakan kacamatanya kembali.

"Klien kita adalah seorang dokter wanita berusia 27 tahun, Sandra Miguel" lanjut Kirk menerangkan.

"Hohoho, seorang dokter ya" sahut David kembali ceria.

Memang, David juga terkenal sebagai maniak wanita. Bagaimana pun rupanya, asalkan memenuhi seleranya, dia akan berusaha mendekatinya. Apalagi jika wanita itu adalah klien mereka, jika misi berhasil David tidak segan-segan meminta tambahan bayaran untuk berkencan di ranjang.

DETEKTIF MESUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang