Malam telah tiba, tapi entah mengapa Sania masih terus menangis dengan mendekap foto Raya dengan erat.
"Sudahlah Sania! ikhlaskan!" aku menimpalinya dengan nada cukup keras.
"Diam kamu mas!" sahutnya.
Adrian nampak tenang bersama Zaki, aku keluar untuk menunggu pak haji Rosadi datang.
Seseorang berbaju putih dengan sorot lampu senter berjalan kearah rumahku.
Aku melambaikan tangan dan aku yakin ia pak haji Rosadi.
***
"Assalamualaikum Bahar." ucap seorang pria ini.
"Waalaikumusalam pak haji, mari masuk!"
Kupersilahkan pak haji untuk memasuki rumahku, namun dari sorot matanya nampak lain ia tampak fokus pada Adrian.
"Adrian sini.." pak haji menggandeng tangan anakku itu lalu duduk bersamanya.
"Jadi ngaji bareng?" tanya pak haji pada Adrian.
Adrian mengangguk, seperti nya mereka sudah membicarakan sesuatu sebelumnya.
"Emang kamu mau ngaji bareng pak haji?" tanyaku pada Adrian.
"Iya pak," jawabnya santai.
**
"Hey! Pergi kamuuuu!!" tiba-tiba Sania meraih tangan pak haji dengan amat kuat.
"Sania, kamu sedang apa! kesurupan!??" hampir saja aku menamparnya karena dia mengusir pak haji.
"Biarkan saya yang urus Bahar!" pak haji mencengkeram balik tangan Sania dengan cukup kuat.
"Lepaskan!" teriak Sania. Aku dan Adrian mencoba membantu Sania agar ia tak memberontak.
Pak haji Rosadi membaca doa agar memulihkan kondisi Sania.
***
Hawa yang sangat panas mulai menyelimuti tubuhku, panas sekali!
"Pak kenapa panas sekali udara disini?" Adrian bertanya pada pak haji, ternyata bukan hanya aku saja yang merasakannya.
Pak haji mengisyaratkan agar kami tak berbicara dahulu.
Namun hawa panas ini terus berlanjut, tubuhku seperti terbakar.
"Arghhhhh, pergi!" Sania terus berteriak, wajahnya memerah.
Keringatku mulai bercucuran, tiba-tiba tenaga Sania berubah menjadi amat kuat seperti layaknya seorang lelaki.
"Pak, tangan ibu berotot!" bisik Adrian padaku.
Aku menyoroti tangan Sania yang sedikit berotot, "Pak haji bagaimana ini?"
Tiba-tiba Zaki menangis dengan kencang entah apa yang membuat ia menangis.
"Adrian, raih adikmu bawa dia kesini jangan sampai dia lari dan pergi."
Adrian melepas genggaman tangannya di tangan Sania, lalu meraih Zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY IN DANGER ( LENGKAP )
SpiritualKeluarga kecil yang tinggal di rumah sewa tepat di sudut kota besar. Dengan kesederhanaan membawa mereka untuk tetap terus bertahan di dalam keprihatinan. Sebagai sang sulung, Adrian adalah sosok anak-anak yang bertanggung-jawab kepada ketiga adik...