Kegiatan Sore hari

278 28 20
                                    

"Kujo-san di sekolah elit itu ada fasilitas apa saja?"tanya Iori.

Ten menghentikan aktifitasnya lalu menaruh pena di dekat dagunya.

"Sebenarnya tidak terlalu beda jauh sih... Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?"tanya Ten.

"Oh ya Iorin kenapa kau tidak masuk sekolah elit saja? Bukankah dulu kau bilang ingin sekolah di sana?"tanya Tamaki yang di balas senyuman sekilas oleh Iori.

"Gimana ya... Aku hanya ingin mengikuti jejak kakakku."ujar Iori ia terkekeh geli mengigat alasannya itu.

"Maksudmu kakamu yang tadi kita temui di depan tadi?"tanya Haruka dia belum seberapa kenal dengan teman-teman seangkatanya, mungkin ini bisa jadi kesempatan bagus baginya untuk menambah teman.

Iori menganguk lalu kembali fokus ke tugas yang sedang ia kerjakan.

"Iori kenapa kau ingin mengikuti kakakmu bersekolah di situ?"sejujurnya Riku cukup pemasaran dengan hal itu, mungkin Iori juga di tuntut harus seperti kakaknya atau mungkin ada hal lain?

"Ah! Kalo itu aku hanya senang saja melihat Nii-san bermain bersama teman-temannya, sejak kecil aku di sibukkan oleh tanggung jawap sebagai penerus perusahaan keluarga, keluargaku berharap besar kepadaku.

Aku sendiri tidak mengerti mengapa mereka menyerahkan tugas itu kepadaku dari pada kakakku, sejak kecil belajar dan belajar tidak ada waktu bagiku untuk bermain-"omongan Iori di potong oleh Tamaki dan Haruka.

"Hebat sekali!"ujar mereka dengan wajah terkejut.

"Apanya yang hebat"ujar Ten dengan wajah datar menatap dua anak yang tadi berteriak.

"Kau tidak merasa bosan!?"Haruka.

"Tidak"Jawap Iori.

"Hah~ andai aku bisa serajin kau Iori"ujar Riku menyenderkan kepalanya ke pundak Ten.

"Itu tergantung dirimu sendiri Nanase-san semua di mulai dengan Niat"ujar Iori.

"Begitu ya? Okeh karna aku gak niat ngerjain ini jadi aku mau tidur dulu!"Riku merentangkan tangnya ke atas dengan posisi yang sama dia sudah ingin tidur.

"Jangan begitu nanti lehermu sakit, Sini!"Ten menepuk pahanya menyuruh Riku tidur di sana.

"Okeh!"

"Oy! Di selesain dulu ini tugas!"ujar Iori.

"Shhh....."Ten mengelus kepala Riku dengan lembut membuat Riku terbuai oleh perilaku Ten dan tidak peduli oleh ucapan Iori.

"Iori ini Cetakkannya mau di tulis yang mana?"tanya Haruka.

"Cetakkan ke satu saja"ujar Iori.

"Kujo-san bisakah kau membangunkan Nanase-san?"

"Kenapa aku?"tanya Ten masih mengelus kepala Riku yang sekarang sudah tertidur pulas.

"Aku tidak tega membangunkannya,"Jawap Iori dia tidak tega membangunkan Riku yang nampak pulas nanimut sangat di sayangkan dia tidak dapat mengabadikan kejadian ini.

"Kau saja tidak tega apa lagi aku"celetus Ten.

"Hah... Ya sudahlah!"

Tanpa sadar waktu cepat sekali berlalu dan sekarang mereka selesai dengan tugas mereka.

"Berapa kertas polio yang sudah kita habiskan?"tanya Tamaki.

"Sepertinya sepuluh"ujar Ten.

"Kakimu tidak pegal jadi bantal Rikkun?"tanya Tamaki di balas gelengan dari Ten, suara uapan terdengar Ten menatap ke arah bawah dan melihat Riku yang meregangkan badanya.

happy memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang