Memory

344 30 15
                                    

Halo~
Balik lagi dengan author yang sering ngilang ini desu~

Mungkin ceritanya bakal gaje jadi mohon dukungan dan sarannya Mina-san!!
__________________________________

Riku berjalan memasuki pekarangan rumahnya, kondisi di tempat itu sunyi juga sepi bahkan deritan pintu saja sudah terbilang berisik dan sedikit memekakkan telinga.

Akhir-akhir ini rumahnya sering kosong jika kalian tanya kenapa? Mungkin itu karna kemaren ayahnya pergi, seharusnya ia senang bukan namun entah kenapa rasanya hampa seperti ada yang kurang.

Ia terkikik kecil mungkin karna sudah terbiasa dengan tingkah ayahnya membuatnya kebal dan menjadikan itu seperti asupan harian bagi Riku, dan jika kalian bertanya kemana ibunya dia pergi beberapa hari yang lalu.

Flasback~

Hari-hari berjalan biasa di setiap harinya, seusai kelas selesai ia bergegas pulang ke rumah tidak ingin membuang waktu terlalu lama di sekolah.

Ia khawatir bagaiaman kondisi ibunya di rumah tersebut, rumah yang sekarang bak ruang penyiksaan yang di mana hanya kesalahan sedikit maka akan mengakibatkan masalah besar dan akan mendapatkan akibat yang berkepanjangan.

Sedikit mempercepat jalannya agar cepat sampai ke rumahnya, yah rumahnya memang tidak terlalu jauh dari sekolah hanya membutuhkan waktu 30 menit saja sudah sampai.
(dengan kata lain setengah jam ya? Eh!? Bener gk aku lupa soalnya ehehe)

"Tadaima!!"Sunyi.... Ia mencari di penjuru rumah, sampai bawah kolong pun ia cari tapi yang ketemu malah setan yang lagi mendem mikirin cara biar manusia takut lagi ama dia.

Ia di landa kebingungan jikalau ayahnya yang tidak di rumah mungkin dia sedang pergi minum-minuman keras dan pergi ke tempat pelacur untuk kesenangannya sendiri, ia berusaha berpositif  tingking, bahwa ibunya sedang pergi ke warung atau sebagainya. Mungkin sebentar lagi ia akan pulang.

Sembari menunggu ia membersihkan diri mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi, selesai dari kegiatannya tersebut ia tetap menunggu kepulangan sang ibu sampai telepon rumah berdering.

Dengan sigap ia mengangkat telpon tersebut, dan mendengar suara orang yang dia cari.

"Moshi-Moshi?"itu adalah suara ibunya! Suaranya nampak senang, apa yang terjadi ya?

"Oka-san!! Kau dari mana saja!? Kenapa belum pulang juga? Ini sudah sore Oka-san kemana?"Riku hanya mendengar suara helaan napas dari telepon tersebut.

"Ahaha aku hanya ingin liburan dan melepas beban pikiranku, ini bukan urusan anak kecil yang kau lakukan adalah nurut sama Otou-san" Riku terdiam.

"Masalah!? Tapi memang Oka-san ada di mana? Aku khawatir Oka-san-"

"Hah!? Oh~ kau baik sekali ternyata sampai mengkhawatirkan ku, Tapi ya Riku"suara itu melembut dan mengecilkan suaranya.

"Kau tau aku harap kau tidak usah ikut campur, aku hanya ingin pergi dari beban hidup sepertimu dan ayahmu... Ahahaha!!"ia tertawa puas.

"Kau sama saja dengan lelaki itu tidak tau terimakasih!! Kau yang sudah ku jaga baik-baik dan ku rawat sepenuh hati malah membawa masalah ke rumah ini, aku mulai berfikir tentang omongan lelaki busuk! Itu. Dia ada benarnya juga,

kau hanya menyusahkan saja.... Kenapa aku tidak menghancurkan benalu itu ya sebelum menjalar ke mana-mana dan sulit untuk di musnahkan!?
Kau sama saja seperti benalu yang memanfaatkan inangnya untuk mendapatkan makanan kemudian membuat inangnya mati. Jadi mohon mengerti ya..."Riku diam mencerna perkataan ibunya.

Riku mengigit bibir bawahnya, ia berusaha menampilkan senyum walau ia tau bahwa ibunya itu tidak melihat senyumannya, air mata hampir ingin menetes namun berhasil ia tahan dengan suara sedikit bergetar juga serak ia membalas perkataan ibunya.

"U-uhm! Aku harap Oka-san menjaga diri baik-baik"ujar Riku ia meremas baju bagian dadanya ah... Semoga saja ia tidak kambuh.

"Umh... Tentu saja berada jauh darimu dan lelaki busuk itu adalah surga bagiku hehem!
Senang mengenalmu Nanase Riku.... Jaa~ Sayonara"

Tut tut....

Panggilan terputus dan itulah akhir kilas balik, kembali ke masa sekarang

Riku berguling-guling di atas kasurnya, sepertinya kejadian tadi masih terus membayanginya
Rasa malu di lihat eh banyak orang dia bahkan merasakan wajahnya yang memerah padam.

"Kenapa tadi aku melakukan hal itu!! Hmmmmp!!"Riku menutup wajahnya dengan bantal di kasurnya menghentakkan kakinya ber ulang-ulang, berharap untuk melupakan kejadian memalukan tadi.

Ia mengambil amplop yang ada di atas nakasnya, melihatnya sesama di sana tertulis untuk Nanase Riku beserta alamat rumahnya.
Ia sudah membukannya dan di sana terdapat uang lima ratus ribu dan ada surat juga di dalamnya, isi suratnya menyuruh Riku untuk menggunakan uangnya untuk kehidupan sehari-hari orang yang itu akan terus mengirim amplop beserta uang kepada Riku setiap bulan.

Riku sangat berterimakasih kepada orang yang mengirim amplop ini, awalnya dia ingin mencari kerja paruh waktu untuk membiayai hidupnya.
Tapi dia malah mendapat ancaman dari orang yang tidak di kenal.

Yah... Sebenarnya ancamannya cuma donat yang ada tulissan,
'jangan kerja!!' gak habis akal karna dalam satu kotak donat tersebut berisi sepuluh donat di ujung kertasnya di tempelkan kerta bertuliskan huruf A serta tanda seru karna tidak muat.

Tanpa sadar Riku pun tertidur tanpa mengganti pakayannya terlebih dahulu karna lelah menghadapi hari yang panjang ini.

__________________________________

To Be Continue

Akh!! Apa yang ku tulis ini!?
Joo... Tolong aku terbebas dari cerita gaje Bin nyeleneh ini😣

Jo//sudah capek lihat tingkah kekanakan author

Jo:sana ama Tenn tah apa siapa capek gw ngadepin lu!!

Ehehe gk jadi deh Tenn kan kek sai...//di tatap tajam dengan aura ingin membunuh dari Tenn.
.

.

.
Apa salahku!!//di gantung terbalik ama Tenn.

Mou:wkwkwk aduh puas aku ngeliatnya.

Huweee kalian ada dendam ama Gw!! Awas kalian!!

happy memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang