PART 10 - Di bawah Sinar Rembulan

549 57 14
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Jungkook dan juga Suzy sudah bersiap untuk menghadiri pesta di sebuah paviliun di zurich. Si pemuda jeon sengaja menyewa mobil untuk dirinya kemudikan sendiri bersama si gadis Park.

Malam ini Jungkook mengenakan setelan serba putih. Rambutnya ditata rapi hingga menampilkan jidat paripurnanya. Setiap kali Suzy melihat Jungkook maka saat itu juga dirinya akan terpesona oleh ketampanannya.

Park Suzy akui memang banyak orang yang tampan, tapi Jungkook berbeda baginya. Wajah Jungkook bak dewa yang terpahat begitu apik. Entah apa yang dimiliki pria itu hingga dia bisa jatuh berkali-kali.

Jeon Jungkook mendadak mendekat ke arahnya. Si gadis Park tak dapat menyembunyikan detak jantungnya yang tiba-tiba berpacu lebih cepat. Dulu dia berani menantang Jungkook, lalu apa sekarang, baru didekati dirinya sudah bingung bukan kepalang.

Si pemuda Jeon mendekatkan wajahnya, lalu reflek Suzy menutup kedua matanya. Jungkook mengerutkan keningnya merasa heran. Kemudian tangannya terulur melepas tusuk rambut yang menggulung rapi rambut si gadis Park. Masih dengan menutup matanya, Jungkook tertawa kecil lalu meniup mata Suzy hingga si empunya membuka mata. Jungkook memperlihatkan tusuk rambutnya.

"Aku tidak suka lehermu terekspos. Biarkan tergerai." ujar Jungkook lalu meraih tangan Suzy dan mengembalikan tusuk rambutnya.

"Sial!" umpat Suzy pelan. Dia salah paham, dan dia malu sekali saat ini.

"Aku dengar."

"Pendengaranmu sungguh luar biasa."

Si pemuda Jeon tak menanggapi ucapan Suzy. Dia hanya merotasikan matanya dan berjalan keluar kamar.

+++

Park Suzy menerima uluran tangan Jungkook ketika pintu mobil terbuka. Malam ini si gadis Park begitu anggun mengenakan dress berwarna senada dengan Jungkook, warna putih.

Sebenarnya Suzy sudah menyiapkan gaunnya sendiri yang berwarna merah darah. Tapi tiba-tiba saja Jungkook membawa sebuah paper bag yang berisi gaun putih untuk dipakai dirinya. Park Suzy memuji gaun pilihan Jungkook. Simple, cantik dan terlihat elegan. Suzy sangat menyukainya.

Suzy melirik tangannya yang terus digenggam oleh Jungkook. Jika boleh jujur dia sangat bahagia, tapi ada rasa takut juga dihati kecilnya. Entah kenapa dirinya merasakan hal itu. Dia terlalu takut memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Tapi untuk sekarang, dia bahagia.

"Kau tau? Kita seperti pasangan yang bahagia jika begini." ujar Suzy tiba-tiba, yang membuat Jungkook menoleh seketika.

"Jadi maksudmu, sebenarnya kau tidak bahagia?"

"Kau ingin jawaban jujur atau bohong?"

"Jujur."

"Jika aku berkata jujur, apa yang akan aku dapat?"

"Apa pun keinginanmu."

"Apa pun?"

"Ya."

"Aku bahagia."

"Bohong," sahut Jungkook cepat, dengan ekspresi datarnya seperti biasa.

"Itu jawaban jujur asal kau tau."

Suzy memanyunkan bibirnya saat Jungkook tak merespon ucapannya. Tapi dia merasakan genggaman tangan Jungkook semakin erat.

"Jung?" panggil Suzy.

Si pemuda Jeon tak menoleh kearahnya sedikitpun. Matanya terfokus kearah depan. Malam ini, Jungkook kembali seperti dirinya yang awal. Dingin, kaku, datar.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Jungkook setelah terdiam sebentar.

"Bolehkah aku menyimpannya dulu?, suatu saat aku akan memintanya padamu."

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang